Jungkook dan Lisa berada di pusat taman kota California, banyak wahana yang disediakan namun dua insan ini lebih memilih duduk di bangku yang sudah di sediakan. Memakan permen kapas dan melihat bagaimana kembang api menyinari langit yang sudah gelap.
Keduanya masih memakai pakaian lengkap dari kantor masing masing. Jadi mereka pikir mereka tak lagi pantas untuk merasakan hujaman angin dari rollercoaster yang bisa memicu adrenaline.
"Kau cantik"
"Aku tahu itu"
Jungkook melongo, "Jujur saja aku tak tahu kau memiliki tingkat percaya diri yang tinggi"
"Tidak, bukan aku. Orang orang sudah sering mengatakannya padaku. Bahkan tak segan meminta foto dan tanda tanganku. Bukankah itu cukup untuk membuktikan bahwa aku memang cantik? Oh dan cerdas"
Jungkook hanya terkekeh kecil. Mengeratkan rangkulan tangannya yang ada di bahu Lisa. Waktu memang sudah berlalu, tapi mereka tak akan menyia nyiakannya kali ini.
Jungkook menghela nafas kasar membuat Lisa menaruh atensi penuh padanya.
"Saat itu baru saja kelulusan. Seoul sangat dingin padahal musim dingin masih lama. Itu semua karena tak ada lagi senyum hangat darimu yang terpancar, Lisa. Kau tak ada disana"
Jungkook tersenyum kecil sedangkan Lisa memilih menutup mulut, menunggu dan mendengarkan kata tiap kata yang akan Jungkook keluarkan.
"Aku hanya bisa menyalahkanmu saat itu, ah dan mabuk disetiap harinya. Aku ingin meminta maaf padamu, dan dengan tak tahu malunya ingin menyuruhmu melupakan masa lalu. Tapi itu benar, apa yang ku lakukan saat itu, aku juga tak mengerti. Kurasa bukan maksudku memperlakukanmu seperti itu"
"Aku tak bisa lagi menggapaimu Lisa. Aku tak bisa mengambilmu kembali ke sisi ku. Aku hanya bisa melihat sosial mediamu, yang aku tangkap hanyalah, kau sudah bahagia tanpa diriku"
Lisa tak habis pikir, mengapa Jungkook se tersiksa itu atas kepergiannya. Tapi lagi lagi Lisa memilih menelan habisa pertanyaannya.
Jungkook mengecup singkat pipi chubby Lisa, lalu mengusak rambutnya.
"Ah aku benar benar gila saat itu. Aku berpikir, apa yang akan terjadi padaku pada hari itu? Bagaimana jika aku menjadi seseorang yang mengerikan? Atau aku tak mau lagi melanjutkan hidupku. Tarkesan berlebihan memang, tapi hatiku benar benar hancur saat itu. Aku jatuh ke dalam jurang dan khawatir jika aku semakin terpuruk didalamnya. Aku berpikir bagaimana jika kau sudah melupakan aku? Menjauhi ku untuk selamanya dan bagaimana jika aku sudah dibuang olehmu. Terkesan sangat egois, tapi itulah Jeon Jungkook. Dan kau mengetahui hal itu dengan baik"
Jungkook menggenggam tangan Lisa. Membuat Lisa tersenyum kecil. Lisa menatap langit yang masih dihiasi oleh kembang api juga petasan. Percikan api itu membuat langir yang kosong menjadi terisi indah.
"Jung, aku masih memedulikan mu. Itu terjadi begitu saja. Aku selalu takut untuk menghadapimu di kemudian hari. Dan jujur saja, aku merindukanmu. Dan aku sadar akan hal itu, aku menumpahkannya dengan menulis diary atau berendam jika sudah membuat kepala ku pening. Kau membuat ku bodoh Jung. Aku-, aku benar benar kehabisan kata kata untuk mendeskripsikan mu dalam hidupku Jungkook"
*****
Mereka berdua adalah pembohong yang menyerah pada neraka. Tidakkah kalian ingat bahwa mereka adalah penjahat sebenarnya? Mereka adalah pemeran antagonis yang memanipulasi dunia. Terdengar hebat.
Tapi mereka melawannya. Setidaknya mereka melawan rasa ego pada diri masing masing, berdamai dan menerima kenyataan bahwa mereka adalah dua insan yang sebenarnya ingin saling memiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Hate | Lizkook ✔️
Fanfic❗Mature Rating Semua berubah setelah tragedi. Semua menjadi berbalik. Tangis dan tawa ada di masing masing pihak. Bahagia dan sedih juga ada di masing masing pihak. Tapi tak bisa di pungkiri, kalau sesal masih menyelimuti keduanya. "Aku tak akan pe...