Kenangan adalah suatu yang terkadang menjelma menjadi pisau tajam yang menusuk jantung paling dalam. Namun juga tak jarang menjelma menjadi hal yang mendatangkan rindu di kala sepi. Selalu ada pelajaran atas segala perasaan meskipun tak tersiratkan.
Ditemani dengan langit kelabu, air mulai turun perlahan. Mendatangi Lisa yang sedang merenung di balkon. Udara California kini terasa lebih mencekik. Beberapa tumpukan kertas masih berserakan di atas meja kerjanya karena kini telah di abaikan.
Lisa tak bisa fokus dengan semua pekerjaannya. Pikirannya hanya terfokus dengan satu hal. Perihal Jungkook yang benar benar serius ingin kembali kepadanya. Tapi pertanyaannya, apakah dirinya sanggup?
***
Flashback"Bukankah sudah ku katakan Lalisa?! BERHENTI MENGIKUTIKU SIALAN!!!"
"Tapi Jung, aku hanya ingin member-"
Ucapan Lalisa terpotong karena paper bag yang Lisa bawakan sudah di ambil oleh Jungkook. Jungkook sendiri hanya menatap rendah kepada Lisa. Siapa sangka bahwa paper bag yang berisi baju Celine itu berakhir di tempat sampah sebelum di bakar oleh Jungkook. Bahkan orang lain pun menatap tak percaya atas apa yang sudah Jungkook perbuat.
"APA KAU GILA HAH? Enyah kau dari hadapanku! Jika aku jadi dirimu aku akan membunuh diriku sendiri karena memiliki wajah jelek seperti dirimu! Seharusnya kau berkaca bodoh! Lihatlah Eunha, setidaknya dia merawat dirinya. Kau?! Argh... menyingkir dari hadapanku sekarang!"
Kendati hatinya sakit, Lalisa tetap tersenyum dan menahan tangis nya. Mencoba tak memasukan kata kata Jungkook ke hati nya.
Ya, Lalisa tau... Dirinya tak secantik Eunha. Karena untuk usianya sekarang, Lisa dituntut menjadi wanita cerdas dan cerdik. Pandai di segala bidang, itu yang di terapkan keluarganya kepada Kim Lalisa dan Kim Taehyung.
Lalisa pergu begitu saja melewati beberapa orang yang menatap nya kasihan, dan beberapa yang menatap jenaka.
Lalisa benci ini. Dirinya tidak ingin di berikan tatapan seperti tadi. Apa apaan tatapan kasihan.
"Berhenti menatapku seperti itu Park Jihyo! Ku colok matamu jika terus menatapku seperti itu"
"Salahkah aku? Aku hanya merasa menyayangkan dirimu Lalisa. Kau cantik, kenapa kau harus mencintai Jungkook disaat masih banyak laki laki yang mencintaimu dengan tulus. Kau harus mencoba membuka hatimu"
Lisa tersenyum remeh. Dirinya tidak suka dinasehati, dan jika ada orang lain yang berani menasehatinya, maka dirinya akan semakin menjadi.
"Maksudmu seperti Kang Daniel?"
"Lisa! Aku tau Kang Daniel memang pernah menyukaimu tapi bisakah kau menghargai perasaan ku... Dan hubungan kami?! Apa kau ingin menghancurkan nya hah???"
"Lalu bagaimana kata mu tadi? Apa kau juga tidak bisa menghargai perasaan ku? Perasaan tidak bisa dipaksa bodoh, aku akan berpaling dengan sendiri nya nanti jika sudah lelah. Seperti Kang Daniel yang berpaling kepadamu karena sudah lelah mengejarku"
Tak segan segan Jungkook menjahili nya saat Lalisa sedang di taman sekolah.
Entah air apa yang Jungkook siramkan kepada Lisa, yang jelas air itu memiliki aroma yang sangat tak sedap. Juga para 'fans' Jungkook juga turut campur dalam hal ini. Dengan melemparkan Lisa dengan berbagai makanan sehingga membuat baju yang Lisa kenakan kotor.
Jungkook memang sudah tidak ada saat Lisa dijahili oleh para siswi itu. Dan itu membuat Lisa leluasa membalas. Seperti menampar pipi Eun Ji dan mendorong nya sehingga Eun Ji terluka. Dan yang lebih parah nya Lisa mencekik Sohye karena dengan lancang nya Sohye menumpahkan kuah Ramyeon panas ke rok Lisa.
"Dasar bodoh! Kalian pikir Jungkook akan menolong kalian hah?! Pakai otak mu untuk berpikir! Lagi pula jika hanya untuk dipajang tidak ada bagus bagus nya, idiot!!! "
Lisa menendang paha Sohye dan meninggalkan mereka semua.
Lisa berkaca di depan cermin. Melihat pantulan bayangan dirinya yang memang terkesan berantakan.
***
Bagi Lisa, perasaannya seperti pmbak. Dulu Jungkook datang dalam bentuk riak kecil, membasahi bibi pantai dengan senyum yang amat cerah bagaikan pelangi yang menghiasi langir sore menaungi samudra.
Bagaikan bintang terang, yang berbinar paling silau diantara ribuan bintang. Jungkook memiliki magnet tersendiri dalam dirinya. Sehingga Lisa tidak dapat melirik lagi orang lain.
Sampai, Lisa tersadar.
Jungkook, si bintang itu. Tak pernah tersenyum padanya. Sinar itu bukan untuknya. Bukan milik Lisa. Lisa merasa tak pantas. Sehingga Lisa menyerah bahkan untuk sekedar mengimpikannya.
Tapi suatu hari, Jungkook kembali datang.
Mengatakan bahwa Jungkook adalah miliknya. Milik Lisa. Tapi waktu berkata lain, karena disaat itu Lisa sudah tak menginginkan Jungkook.
Karena, semenjak Lisa sadari bahwa sinar itu bukan untuknya. Bukan miliknya. Juga tak pantas untuk dirinya,
Dari sanalah sudah Lisa putuskan. Bahwa dirinya, telah membenci bintang itu.
***
Pagi yang kurang mendukung keadaan dimulai dengan pukul 6 lebih 15 menit. Lalisa Kim, gadis lugu yang egois berjalan gontai melewati tiap tiap ruko yang masih tutup. Berjalan diatas trotoar yang sedikit basah akibat hujan yang mengguyur kota tadi pagi buta. Matahari sedikit malu malu untuk menampakan dirinya.
"Persetan! Ayo Lalisa! Kau pasti bisa mendapatkannya. Sekarang hari ulang tahun Jungkook, akan ku berikan hadiah terindah dari teman temannya yang lain"
Lisa melirik paper bag di tangan kanannya untuk mengecek hadiah tersebut aman atau tidak.
"Beruntung masih aman,"
"Lisa!"
Itu, suara Jaehyun!
"Ya?"
"Ingin menumpang? Perjalanan ke sekolah masih jauh loh! "
"Tapi, apa boleh?"
"Naik saja. Akan ku antar dengan selamat"
"Baiklah"
Ah, tampaknya pagi ini tidak terlalu buruk. Meskipun mobil nya harus menginap di bengkel tapi setidaknya ada Jaehyun yang bersedia menumpangkan dirinya untuk sampai ke sekolah.
Lisa akan berubah. Orang orang bilang dirinya sombong bukan? Egois? Tidak tau etika? Baiklah Lisa akan berusaha lebih baik.
Dengan sedikit mengenal arti etika. Terimakasih, maaf, tolong, dan permisi. Lisa akan memulainya mulai hari ini. Cukup bijak, tapi...
"Tapi ini bukan jalan ke arah sekolah Jaehyun"
"Memang bukan, aku akan membawamu ke Victory Hotel. Ada Jungkook disana"
"Kau serius? Kau tidak membodohiku dengan mengatas namakan Jungkook bukan?"
"Astaga, tentu saja tidak. Lagipula itu tak memberiku keuntungan sama sekali"
"Lalu kenapa kau membawaku kepada Jungkook? Alasanmu?"
"Entah, Jungkook yang memintaku. Ku harap kau mempercayai ku"
"Jika kau berbohong akan ku potong pusat tubuh mu"
Astaga!
Bahkan membayangkannya saja sudah membuat Jaehyun bergidig ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Hate | Lizkook ✔️
Fanfiction❗Mature Rating Semua berubah setelah tragedi. Semua menjadi berbalik. Tangis dan tawa ada di masing masing pihak. Bahagia dan sedih juga ada di masing masing pihak. Tapi tak bisa di pungkiri, kalau sesal masih menyelimuti keduanya. "Aku tak akan pe...