Lisa tahu betul apa yang sudah dilakukannya. Dirinya mengenal teman teman Jungkook, dan Jungkook pun mengenal baik teman teman Lisa. Mereka adalah penasihat yang buruk.
Semenjak mengetahui keberadaan Lisa, Jungkook semakin terobsesi dan terlarut akan dirinya. Tentu semua berasal dari rasa bersalahnya yang tak kian berhenti menyerang. Tapi dari waktu ke waktu, rasa bersalah itu berkembang menjadi rasa ingin memiliki. Pada awalnya hanya obsesi semata. Namun Jungkook secara tak sadar, menjatuhkan hatinya pada Lisa. Iya, tentu saja Jungkook ingat bagaimana perilakunya dahulu.
Ah, mengingat kejadian enam tahun lalu membuat hati Jungkook teriris. Dulu Lisa benar benar mengikuti kemanapun Jungkook pergi. Baik buruk nya mood Jungkook, Lisa bahkan bisa memahaminya. Lisa mengenalnya dengan baik. Tapi kini, Lisa bahkan tak mengenali Jungkook ataupun dirinya sendiri. Jungkook jelas mengetahui apa yang Lisa lakukan karena semua itu tak luput dari pengawasannya.
Jungkook sendiri selalu berpikir bagaimana jika Lisa tidak memaafkannya dan memberinya kesempatan. Tidak, tentu saja itu tak boleh terjadi. Jungkook tidak ingin melihat bagaimana bahagianya Lisa di tangan orang lain. Ego Jungkook semakin tinggi. Jungkook ingin menjadi sumber utama kebahagiaan wanita bermarga Kim itu.
Tentu saja Jungkook lebih memilih meninggalkan semuanya. Jungkook akan hancur sehancur hancurnya jika saja hal itu benad terjadi.
Sedikit memutar memorial yang ada di otaknya. Setelah Lisa pergi meninggalkannya, Jungkook benar benar frustasi.
Menghubungi Lisa berkali kali tapi Lisa bahkan tak oernah menjawab sekalipun itu tersambung. Jungkook merasa sudah selesai akan dirinya. Ingin berhenti dari permainan kejam dan jahat. Iya, Jungkook baru menyadari bahwa perasaan tak ada yang bisa mengendalikannya. Dan rasa kehilangan menyerbunya membabi buta.
Jungkook menetawai dirinya sendiri. Kebodohannya sebagai manusia yang sangat tidak tahu malu. Tapi kemudian tawa itu menjdi mati rasa. Tawa renyah menjadi sesal yang penuh tekanan. Berusaha melupakan rasa sakit, Jungkook merogoh ponselnya. Membuka media sosial, dimana disana terpampang jelas bagaimana Lisa tersenyum. Lisa merupakan orang yang aktif di media sosial. Melihat senyumnya perlahan rasa buruknya menghilang. Digantikan dengan rindu yang tak kunjung berhenti mengisi kekosongan hatinya.
"Kau membuatku stress Lalisa Kim. Kau berusaha membunuhku perlahan. Kau yang menyeretku ke dalam permainan bodoh yang menggunakan perasaan ini, dan sekarang kau menghancurkanku. Kau bersalah Lalisa Kim. Kau yang menyuruhku untuk tidak meninggalkan mu, tapi kini kau malah pergi meninggalkan ku sendirian di kota ini."
Jungkook menjatuhkan tubuhnya. Terduduk di lantai kamarnya dan menyenderkan tubuhnya ke dinding. Berteriak kencang karena emosi yang kini sudah menyulutnya. Lalisa bersalah. Dia tidak berhak meninggalkan Jungkook. Bukankah Lisa mencintainya? Kenapa kini malah meninggalkannya? Meninggalkan Jungkook sendirian tersiksa dengan rasa kehilangannya.
"Jung, apa kau baik baik saja? Kau melamun sedari tadi"
Ah ya. Jungkook tersadar akan lamunannya. Memeluk erat tubuh mungil Lisa dan menghirup rakus aroma lavender yang keluar dari tubuhnya.
Pikirannya terlalu membawa jauh Jungkook ke masa lalu. Masa yang tidak ingin Jungkook kenang lagi.
"Hei, apa yang kau pikirkan? Tatapan mu kosong sedari tadi, Jung"
"Tidak ada, hanya mengingat bagaimana gilanya aku saat kau meninggalkanku saat itu"
Merasa tak terima, Lisa melepaskan pelukan Jungkook.
"Apa? Kau yang meninggalkan aku waktu itu, enyahlah"Jungkook tertawa kecil sebelum akhirnya menyusul Lisa yang langsung masuk ke dalam kamar begitu saja. Dasar wanita aneh, beruntung Jungkook mencintainya. Ah tidak tidak. Jungkook yang merasa beruntung karena kini dia memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Hate | Lizkook ✔️
أدب الهواة❗Mature Rating Semua berubah setelah tragedi. Semua menjadi berbalik. Tangis dan tawa ada di masing masing pihak. Bahagia dan sedih juga ada di masing masing pihak. Tapi tak bisa di pungkiri, kalau sesal masih menyelimuti keduanya. "Aku tak akan pe...