Assalamu'alaikum teman-teman
Gimana puasanya? lancar?
Semangat mengejar target Ramadhannya ya! Me too.
Enjoy this one :)
Jangan lupa kasih tanggapan dan klik tanda bintangnya ya.
Selamat membaca
Ah ya, awali dengan basmalah dulu hehe :D
🌱🌱🌱🌱
***
Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap pada manusia
-Ali bin Abi Thalib-
***
Pandangan Gema terkunci pada Binar beberapa detik sebelum akhirnya dialihkan pada Bara.
"Nggak ada yang mau jawab salam saya?" Gema meletakkan beberapa camilan dan buah-buahan di atas nakas.
Bara dan Binar akhirnya menjawab salam secara bersamaan.
"Kompak banget kalian, jangan-jangan—" Gema terkekeh pelan.
"Aamiin" potong Bara dengan percaya diri, "kamu mau bilang kami jodoh, kan?"
Bukannya menjawab, Gema malah melirik ke arah Binar, "Kamu mau Bi berjodoh sama Bara?"
Binar melirik Bara yang sedang cengengesan tanpa dosa—memasang wajah menggemaskan yang mampu membuat jantung para kaum hawa berdegub kencang. Binar memutar bola matanya malas. Ibarat langit, rasa percaya diri Bara itu sudah sampai langit ke tujuh. Tinggi banget.
Kali ini, Binar merasa terjebak oleh candaan yang menurutnya sama sekali tidak lucu. Justru, hal itu membuatnya malu dan bingung harus menanggapi candaan itu dengan reaksi seperti apa. Kalau dirinya mengiyakan, pasti Bara akan besar kepala. Kalau dia menjawab tidak, bagaimana jika justru Allah takdirkan Bara menjadi jodohnya kelak? Tak ada yang tahu masa depan, kan?
"Nggak usah dijawab, Bi" Gema seolah mampu membaca pikiran Binar.
Binar tersenyum kaku.
"Yaah—" Bara terlihat kecewa, "padahal aku mau dengar jawaban Binar"
Baik Binar maupun Gema sama-sama terkekeh. Entah mengapa, berada di hadapan Gema mampu membuat Binar menjadi sedikit lebih kalem. Dari perbincangan antara Bara dan Gema, Binar bisa menyimpulkan bahwa hubungan keduanya sudah begitu dekat. Tidak ada kecanggungan sama sekali di ruangan itu karena diselingi dengan gurauan-gurauan yang kadang membuat Binar--mau tidak mau--ikut tersenyum dan sesekali menimpali.
"Tadi Yasmin membatalkan interview beasiswanya, Bar. Kamu tahu kan kalau beasiswa itu jadi mimpinya sejak dulu? Tapi hari ini, dia rela meninggalkannya demi kamu. Dia khawatir banget sama keadaan kamu" Gema merubah topik pembicaraannya.
Bara menghela napas pelan, "Harusnya dia nggak perlu melakukan itu"
Karena itu tak akan merubah apapun diantara aku dan dia—batin Bara dalam hati.
Gema tersenyum, "Dia itu sahabat kamu, Bar. Wajar kalau dia begitu khawatir sama kamu"
Ada jeda sebelum akhirnya Bara membuka suara, "Harusnya dia lebih menghkhawatirkan dirinya sendiri, bukan aku" Matanya menatap Gema datar, "Dia melakukan itu bukan karena aku sahabatnya, Gem."
![](https://img.wattpad.com/cover/155469535-288-k678029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Understand [ON GOING]
General Fiction[General fiction] Binar Shanum Nandita, seorang gadis yang tengah menyembuhkan patah hati karena cerita cinta yang ia reka sendiri. Mencoba menerima segala keputusan Allah, lalu Allah hadirkan sebuah pilihan yang membuat dirinya bimbang. Ketika ia...