3. Ospek

70 17 10
                                    

Hola gais! gimana kabarnya hari ini?

Ada yang kangen kisah Laili?

HAPPY READING GAIS!

Dua bulan berlalu setelah Laili dengan berat hati mengikuti keinginan ayahnya untuk masuk ke universitas yang tidak ia inginkan. Jurusan manajemen bukanlah passion-nya dan ia tidak bisa berada di bidang itu. Menjadi penerus perusahaan ayahnya pun bukan cita-cita Laili. Namun apa boleh buat, sekarang Laili sudah berada di depan gerbang Universitas Pancasila.

Gedung yang pertama kali Laili masuki adalah gedung lantai satu yang memiliki luas seperti ballroom atau aula. Tempat sepertinya digunakan untuk mahasiswa dan mahasiswi berkumpul dan mengadakan kegiatan, termasuk kegiatan yang ia hadiri hari ini.

Ia mengedarkan pandangannya melihat ke seluruh penjuru ruangan, banyak orang-orang yang berseliweran tetapi tidak ada yang ia kenal sama sekali. Mereka sama seperti Laili, memakai pakaian hitam putih juga sepatu kasual.

"Untuk mahasiswa baru, silakan duduk di bangku yang sudah disediakan!"

Instruksi dari seorang lelaki dengan nametag Fahri Saleh yang menggantung di lehernya menggema. Ia menggunakan alat pengeras suara untuk memberi instruksi. Lalu, Laili memilih untuk duduk di barisan belakang. Tepat saat itu, ada seorang perempuan yang melambaikan tangan ke arahnya. Laili mengerutkan dahi, lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, kamu. Sini!" kata perempuan itu sedikit berteriak.

Laili menghampiri tempat duduk perempuan tersebut dan mereka duduk bersebelahan. Laili adalah gadis yang cukup pemalu untuk memulai pembicaraan dengan orang baru, untuk itu ia hanya bisa tersenyum canggung karena tidak mengenal perempuan di sebelahnya.

"Aku Tias Anastasya, jurusan manajemen," ucap perempuan disebelah Laili memulai percakapan dengan mengenalkan namanya.

"Wah! Iyakah? Aku Laili, jurusan manajemen juga," jawab Laili dengan mengulurkan tangannya lalu tersenyum.

Tias menerima uluran tangan Laili lalu mereka saling berjabat tangan sebentar. Sementara itu, seluruh mahasiswa baru sedang diarahkan oleh beberapa pengurus untuk menduduki tempat duduk yang telah disediakan.

"Perhatian! Untuk seluruh mahasiswa baru, yang sudah menempati tempat duduknya diharapkan untuk tidak ribut! Sebentar lagi, akan ada pembukaan untuk kegiatan pertama kita," ucap Fahri kembali bergema.

Seluruh mahasiswa baru sudah menduduki tempat duduknya masing-masing. Setelah itu, ada penyambutan dari Rektor Universitas Pancasila yang diketahui bernama Budi Darmawan. Seketika hening menghampiri ruangan yang sempat ramai itu.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat siang dan selamat datang di Universitas Pancasila." Ucapan salam yang diberikan Rektor Budi dijawab oleh seluruh mahasiswa yang sedang berada di ruangan.

"Pertama, saya ucapkan terima kasih untuk kalian semua yang telah memilih Universitas Pancasila sebagai tempat kalian untuk mencari ilmu. Kedua, saya sangat begitu mengapresiasi karena tahun ini banyak sekali yang mendaftar ke universitas kami, dan yang terakhir, saya ucapkan selamat bergabung di Universitas Pancasila."

Tepuk tangan terdengar riuh di seluruh ruangan, membuat kehangatan dan keakraban yang baru saja dimulai semakin terangkai. Laili mengembangkan sedikit senyumannya, meskipun Universitas ini bukan pilihannya, namun ia harus tetap menjalani masa kuliahnya dengan baik.

"Hari ini adalah hari pertama orientasi pengenalan kampus. Saya harap, kalian bisa mengikuti kegiatan ini dengan semestinya. Kegiatan ini akan dibimbing oleh kakak tingkat kalian. Maka dari itu, kalian harus mentaati peraturan dalam kegiatan ini. Baiklah, mungkin cukup sekian dari saya. Akhir kata, kegiatan ini resmi saya buka," ucap Rektor Budi mengakhiri penyambutan dengan mengetukkan jari tiga kali ke microphone layaknya mengetuk palu di meja hijau.

Seorang perempuan dan laki-laki terlihat berjalan menaiki mimbar, ternyata mereka adalah ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, semacam OSIS di SMA.

"Selamat siang, teman-teman!" ucap mereka secara bersamaan.

"Saya Defan dan ini rekan saya, Astuti," ucap laki-laki itu memperkenalkan namanya. Kemudian diikuti senyuman dan lambaian dari perempuan di sampingnya yang bernama Astuti.

"Saya dan Astuti selaku ketua dan wakil ketua kegiatan ospek ini, akan menyampaikan beberapa hal kepada kalian mengenai kegiatan yang akan kalian ikuti selama tiga hari ke depan," ucap Defan dengan lantang dan jelas.

Semua mahasiswa baru hanya menyimak. Beberapa terlihat mengeluh dan ada pula yang terlihat antusias. Laili termasuk salah satu mahasiswi yang raut wajahnya menjadi sangat malas untuk mengikuti kegiatan ini.

"Eh, dari tadi kamu diem aja, emang nggak pegel?" tanya Tias yang mulai membenahi duduknya.

"Ha? Nggak kok. Tapi kelamaan duduk kesel juga, sih," jawab Laili sambil menyengir tidak jelas.

"Sama, aku juga," keluh Tias, lalu fokus kembali untuk mendengarkan arahan dari Defan.

Laili pun mencoba kembali fokus, meski dirinya sudah sangat bosan hampir seharian duduk di sana. Mungkin seluruh mahasiswa baru pun merasakan apa yang Laili dirasakan.

"Jadi intinya, kalian harus mengikuti semua kegiatan ini dengan baik seperti yang sudah diucapkan oleh Bapak Rektor," ucap Defan dengan lugas.

"Baik, Kak!" sahut seluruh mahasiswa.

Wejangan singkat yang diberikan oleh Defan kembali berlanjut dan diakhiri dengan ucapan salam.

***

Laili tampak bersemangat, karena ternyata di gedung Fakultas Ekonomi ada taman bacaan yang menarik perhatiannya. Fakultas ekonomi merupakan salah satu gedung terbesar di bandingkan fakultas lain, karena memiliki empat prodi di dalamnya, mencakup prodi manajemen yang gadis itu ambil.

"Terima kasih karena sudah melakukan kegiatan pertama kita dengan baik dan saya rasa kalian juga sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Mungkin untuk hari cukup sekian, sampai bertemu lagi besok, ya!" ucap Astuti kepada seluruh mahasiswa diringi tepuk tangan dan sahutan yang meriah.

Seluruh mashasiswa bubar secara tertib dari ruangan, pun Laili yang ikut keluar dari ruangan bersama seluruh mahasiswa. Ia bernapas lega setelah melewati hari yang melelahkan.

Semoga, ini adalah awal yang baik untukku. Batin Laili.

(LSC : 7520)

Terima kasih karena udah mantengin kisah Laili, ya. kami harap kalian menyukai cerita kami. sampai ketemu nanti malam! salam sastra, gais.

Laili (LSC4) [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang