kebersamaan diawali dengan sebuah pertemuan singkat, namun memikat.
🌸Tanya Fajar 🌸
Satu babak lagi. Satu babak lagi dan pemenang boneka paus sebesar pintu rumah yang mendadak menjadi primadona arkade game yang ramai akan pengunjung itu akan ditentukan.
Tempat dengan penerangan khas warna warni dan dentuman sedang mesin arkade dibarengi suara bola yang dilemparkan ke ring sedang menjadi medan pertempuran sengit.
Setidaknya begitu anggapan para penonton yang menikmati pertandingan, pandangan mereka terfokus pada papan perolehan score antara seorang gadis berambut panjang yang kini diikat ke belakang dan pemuda dengan tinggi badan di atas rata-rata.
Beberapa bahkan tidak segan menyemangati sampai ada yang berteriak heboh ketika keduanya saling menyalip score. Kebanyakan awalnya secara terangan mendukung si gadis. Tapi kemudian kemudian beralih ke pemuda di sampingnya hanya karena nilainya mulai tertinggal. Gadis itu memalingkan kepala kesal, teriakan mereka memecah fokusnya. Lihat, beberapa bahkan ada yang bertaruh uang pada hasil akhirnya.
Seharusnya sejak awal Tanya -nama gadis dengan paras jelita itu- bisa membawa pulang boneka paus raksasa yang ia inginkan tanpa harus lebih lama lagi terjebak di sana. Setidaknya begitu, sampai pemuda yang saat ini sedang fokus melemparkan bola ke dalam ring mesin basket disamping mesin miliknya menggagalkan rencananya.
Bayangkan saja bahkan sampai beberapa jam yang lalu pun Tanya masih sibuk mengumpulkan tiket, dan akhirnya jumlahnya cukup untuk ditukarkan dengan boneka incarannya sejak bulan lalu.
Dan pemuda itu, menghancurkan impiannya.
"Ck," decaknya kesal teringat perdebatan mereka saat memperebutkan boneka paus itu di station penukaran hadiah.
Demi apapun, detik waktu yang tersisa bahkan tidak cukup untuk menghentikan ketertinggalan score-nya saat ini. Wajahnya memerah, entah karena keringat atau rasa malu mengingat beberapa saat lalu ia dengan lantang menantang pemuda itu untuk bertanding agar bisa merebut boneka itu karena selama ini Tanya pikir ia cukup handal dalam permainan itu.
KRINGGGG !!
Tanya menghentak kaki kesal. ditatapnya tajam pemuda yang saat ini meninggalkannya dengan santai, berjalan menuju ke station hadiah. Dari belakang pun, pemuda itu terlihat menyebalkan.
"Heh !" Susul Tanya sembari berusaha mendapatkan perhatian pemuda tadi.
"Lo ga bisa kaya gitu dong. Kan gue tadi yang duluan sampai ke stationnya. gue juga yang niat nuker sebelum lo main tunjuk boneka itu seenaknya!"
"Lo dengerin gue ga sih?" Tanya menarik tangan pemuda itu, kesal karena tidak diperhatikan.
Pemuda itu tidak bergeming, malah mengangkat boneka yang diserahkan pegawai penjaga station dengan sebelah tangan, berjalan keluar dari tempat bermain itu tanpa mengindahkan Tanya.
Tidak bisa dibiarkan begitu saja, pikirnya. Sedari tadi ia berbicara namun diabaikan seperti angin lalu. Ia mulai curiga jangan-jangan pemuda yang berpakaian serba hitam itu mempunyai gangguan pendengaran.
Kesal, Tanya berlari ke depan pemuda merentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk menghentikan pemuda itu sembari menatapnya galak, berharap pemuda itu ketakutan dan menyerah.
Namun di mata pemuda itu Tanya hanya terlihat lucu. Ah tidak, konyol.
"Kita udah tanding sesuai maunya lo. Mau curang?" Pemuda yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Fajar
Teen FictionPertemuan seperti apa yang menurutmu berkesan? Saat kamu dan dia berkenalan, saling melempar senyum, lalu kemudian bertukar cerita selama beberapa waktu dan akhirnya kalian memutuskan untuk berteman? Bagi sebagian orang mungkin begitu. Untuk Tanya A...