Aku peduli kepadamu, itu berarti aku sudah menempatkan hatiku untukmu.
***
Suara gemuruh penonton memenuhi setiap penjuru lapangan. Hari ini adalah final pertandingan basket. Di sisi lain, Malika sedang mencari seseorang yang tak kunjung dia temukan.
"Lo lagi ngapain sih Lika bolak-balik gitu?" tanya Dinar jengah melihat sahabatnya itu.
"Lo liat Malik?"
"Nggak ada nama lain apa selain dia?"
"Nggak gitu, gue ada urusan sama dia."
"Ya mungkin dia lagi persiapan tanding kali, kan hari ini kelas kita masuk final."
"Yaudah gue pergi dulu."
Dinar hanya bergumam. Dia bingung sahabatnya itu begitu mengagumi seorang Malik. Dinar tidak mau menguliknya, dia tidak mau ikut campur dengan masalah pribadi Malika.
Dia yakin sahabatnya itu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Setiap ruangan sudah Malika jelajahi kecuali ....
Kamar mandi.
Masa iya? Mungkin, kan?
Dia menuju ruang itu, baru saja di ambang pintu tubuhnya di tarik oleh seseorang. Ketika dia ingin meminta tolong, mulutnya disekap.
"Apa apain sih lo sakit ta-"
Malika nyengir tak berdosa begitu melihat tubuh Malik di belakangnya.
"Ngapain lo disitu? Salah masuk kamar mandi? Lo bisa diapa-apain sama anak laki, apalagi lo sendirian, kalau ada apa-apa gimana."
Ucapan Malik membuat Malika terenyuh, Malik mencemaskannya?
"Sebenarnya gue lagi cari lo, gue khawatir lo kenapa-napa karena nggak dateng-dateng,"
"Ada urusan tadi."
Malika hanya ber oh ria.
"Gue mau kasih ini buat lo, di simpan ya," ucap Malika menyerahkan bandul minions.
Malika tau, Malik sangat menyukai karakter kartun itu.
"Oke, gue pergi dulu mau persiapan tanding," lanjut Malik.
****
"Makanya kalau main itu hati-hati," ucapnya sambil telaten mengobati luka Malik.
Pertandingan basket final dilaksanakan di lapangan basket indoor karena di luar hujan.
Malik terjatuh saat bertanding tadi. Salah satu lawannya ada yang bermain curang. Malik dibawa teman temannya menuju UKS, Malika pikir hanya jatuh biasa tetapi malah mengeluarkan darah yang tidak sedikit.
Malika yang melihat itu langsung bangkit dari tempat duduknya dan mengambil alih untuk mengobati Malik karena kebetulan dia anggota PMR.
Masa kecil terlintas di pikirannya, teringat dulu Maliklah yang mengobati lukanya saat jatuh dari sepeda sekarang malah sebaliknya.
Malik diam tidak menjawab perkataan Malik yang terus mengomel, dia hanya meringis kesakitan.
"Sakit ya?" ucapnya Malika melihat ekspresi Malik yang tak enak.
"Gapapa."
Malika canggung berdua saja di ruang UKS yang sepi.
Suara gebarakan pintu membuat Malika tersentak. Ternyata teman Malika, tetapi napasnya tersenggal senggal seperti sedang di kejar singa.
"Ada apaan sih, kok lo ngos-gosan gitu."
"Gawat Malika."
"Apanya yang gawat?"
"I ... tu Dinar berantem sama Lyora."
"Hah dimana?"
"Di kelas."
Malika menyuruh Malik beristirahat saja di UKS.
Langkah kaki lebar Malika menuntunnya ke kelas. Dan benar Dinar dan Lyora sedang adu mulut disana.
"Dinar ada apaan sih?"
"Untung lo dateng Malika. Dia nih yang udah fitnah lo waktu ulangan kemarin," ucap Dinar sambil menunjuk Lyora dengan jarinya.
"Jangan tuduh sembarangan, apa lo punya buktinya?"
"Tadi dia sendiri yang bilang ke gue."
"Terserah lo berdua mau ngomong apa, gue nggak peduli," jawabnya acuh.
"Kenapa sih lo lakuin ini, gue pernah salah apa sama lo," Malika bersuara.
"Salah lo banyak, saking banyaknya gue benci sama lo!" ucapnya penuh penekanan.
"Lo tuh nggak pernah tau terima kasih yah, kalau bukan karena Malika, lo nggak akan lulus SMP," ucap Dinar membela Malika.
Malika, Dinar, dan Lyora dulu berteman baik, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Ada masalah yang membuat Malika dengan Lyora hubungan persahabatan mereka menjadi renggang. Dan Dinar memilih setia dengan Malika.
Saat ujian SMP Malikalah yang membantu Lyora. Waktu itu belum diterapkan sistem ujian UNBK, jadi jika pengawas lengah maka siswa-siswi yang kurang unggul dalam pelajaran dan memiliki keberanian baja akan bertanya kepada yang pintar.
Malika sebenarnya sudah tidak memikirkan masa SMPnya. Jika Lyora ingin berteman dengannya lagi, Malika menerimanya dengan senang hati.
"Itu masa lalu nggak usah di bahas lagi."
Menurut cerita Dinar, Lyora tidak suka jika Malika di puji karena kepintarannya. Karena waktu itu, tiba-tiba saja Lyora menjauhinya tanpa ada sebab yang jelas.
"Kalau lo udah nglupain kejadian itu, kenapa lo masih benci sama gue? Kita bisa sama sama lagi Lyora."
"Karena gue nggak suka lo dipuji sama teman, guru karena kepintaran lo itu, jangan harap kita bisa kaya dulu lagi," gertak Lyora kemudian meninggalkan Malika.
Masih sama ternyata. Sikap Lyora kepadanya membuat Malika bingung harus bagaimana. Bukankah setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan? Mungkin Malika pintar tapi dia tidak selincah Lyora. Malika pikir Lyora pasti sudah memaafkannya, tetapi ternyata dia masih memendam benci.
Jadi ini penyebab Lyora menjauhinya?
Lyora pasti butuh waktu untuk menerima semua keadaan yang tak sejalan dengan apa yang diinginkannya.
Thank you♡.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik dan Malika (SELESAI)
Teen FictionBagi Malik, Malika adalah kado terindah yang di berikan Tuhan kepadanya. Sedangkan bagi Malika, Malik adalah tembok besar pelindung baginya. Suatu ketika Tuhan merenggut kebahagiaan mereka. Perpisahan tidak membuat kisah mereka berujung. Semasa pu...