Kita mungkin di pertemukan kembali, namun keadaannya seperti baru mengenal.
***
Tidak terasa Malika sudah menyelesaikan sebagian tugas matematikanya. Hari ini Malika sedang sibuk dengan pekerjaan dari bu Dina, karena dia sempat tidak mengerti materi yang di terangkan tadi. Jadi, Malika meminta soal sesuai materi tersebut untuk mengasah otaknya.
"Ke kantin yuk," ajak Dinar.
"Enggak ah lo aja."
"Nggak nitip?"
"Nggak."
"Baik-baik disini," ucap Dinar. Dibalas senyuman sekilas oleh Malika.
Gadis itu melanjutkan pekerjaannya. Mendelik ke ruangan kelasnya sepi, nampaknya semua penghuni keluar.
"Belajar terus."
Malika mendongak. "Lo?"
"Nih buat lo," ucap Dodi menyodorkan minuman.
Malika menggeleng kecil.
"Kalau dari Malik, lo mau?"
"Maksud lo?"
"Udah minum aja, lo juga haus, kan?"
Dodi keluar dari kelasnya di balik pintu ada seseorang yang menatapnya datar. Pemuda itu, justru mengacungkan jempol pada temannya.
****
Malika terburu-buru mendekati Malik yang baru memasuki kelasnya. "Malik, gue minta maaf nggak bawa sarapan pagi ini, soalnya gue tidur larut malam. Jadinya gue agak kesiangan, tadinya gue mau bikin tapi waktunya nggak kesampaian."
"Lainnya?"
Malika bingung dengan jawaban pemuda di depannya. "Hah?"
"Alasan apa lagi yang lo gunain, supaya lo bisa ngehindar dari kewajiban lo? Lo sendiri kan, yang bilang mau jadi asisten gue? Baru satu hari aja udah ngelanggar."
"Yang gue omongin ini bener, gue jujur."
"Jujur atau nggak. Gue nggak peduli, lo tetap salah dan lo harus dapat hukuman."
"Hukuman?"
"Nggak terlalu susah kok. Lo cukup ngerjain tugas-tugas gue, bisa, kan? Ya, kalau itu berat bagi lo, gue nggak maksa lo bisa kok ngundurin diri."
"Eh nggak, gue terima hukuman dari lo. Berlangsung berapa lama?"
"Satu minggu."
Malika menatapnya cengo. Bagaimana bisa dia membagi waktunya antara bekerja, belajar, mengerjakan tugas? Tidak hanya tugasnya sendiri melainkan orang lain juga. Apa bisa?
"Oke, mulai besok."
"Besok?"
"Ya."
"Sekarang, lah."
"Untuk hari ini nggak bisa, tugas gue masih banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik dan Malika (SELESAI)
Fiksi RemajaBagi Malik, Malika adalah kado terindah yang di berikan Tuhan kepadanya. Sedangkan bagi Malika, Malik adalah tembok besar pelindung baginya. Suatu ketika Tuhan merenggut kebahagiaan mereka. Perpisahan tidak membuat kisah mereka berujung. Semasa pu...