20. PURA-PURA

43 5 1
                                    

Aku melakukan ini, untuk menarik perhatianmu. Apa aku terlalu berlebihan?

***

Malika berencana mengisi akhir pekannya, dengan mengunjungi makam ayahnya. Dia sendiri tanpa ditemani ibunya. Ibunya sudah berziarah, hari kemarin. Sebelum memasuki area makam, dia membeli perlengkapan berziarah terlebih dahulu.


Nama Baskoro sudah terlihat dari kejauhan. Ya, nama Baskoro adalah adalah nama ayahnya. Nama Malika sebenarnya ada nama Baskoro diakhir namanya. Tetapi setelah kepergian ayahnya, ibunya menghilangkan nama Baskoro, agar tidak ada yang mengenali Malika, yang mungkin masih ada orang yang menaruh dendam pada keluarganya.

Malika tau ibunya melakukan itu, atas dasar demi kebaikan dirinya dan keluarga.

Mungkin ayahnya seorang perwira, tetapi pemakamannya tidak diletakkan di pemakaman pahlawan. Tetapi, di pemakaman umum. Itu permintaan dari ibunya.

Makam ayahnya selalu bersih. "Papa, Apa kabar? Lama Malika nggak jengukin Papa," ucapnya sambil menaburkan bunga.

"Beberapa hari ini Malika sibuk sama pekerjaan sekolah," ucapnya mengusap pusara ayahnya.

"Papa, Malik kembali. Tapi dia beda. Nggak kaya dulu. Aku merasa dia bukan Malik, ternyata dugaan kusalah. Aku nggak bilang ke dia kalau aku sahabatnya. Apa yang aku lakuin ini benar?"

"Aku udah siap, apapun risiko yang terjadi nantinya, kalau Malik tau yang sebenarnya. Malika nggak tau nanti Malik akan seneng atau marah," lanjutnya.

"Walaupun Papa nggak ada di sisiku tapi aku yakin, Papah selalu doain aku di surga," ucap Malika di sela isak tangisnya.

Malika berpamitan kepada Ayahnya untuk pulang. Di perjalanan pulang, Malika bertemu dengan Malik. Pemuda itu menghampirinya."Lo dari mana?"

"Gu ... e dari makam?"

"Ziarah?"

"Iya."

"Kebetulan ketemu lo di sini, ada yang gue mau omongin."

Beruntung Malik tidak menanyakan siapa yang dia kunjugi makamnya. "Apa?"

"Ikut gue," Malik membawanya dengan motornya. Malika jadi penasaran mau dibawa ke mana dia?

Motornya berhenti di suatu tempat yang asing bagi Malika. Sepertinya Malik akan akan mengajaknya ke hutan. "Serem," ucapnya ketakutan.

"Tenang, kita nggak akan ke hutan. Kita cuma lewatin semak-semak sedikit, terus sampai."

Malik menyuruh Malika melangkah lebih dulu, dia mengawasi dari belakang.

"Waah, Malik bagus tempatnya," ucap Malika ketika sampai di tempat yang ditujukan Malik. Pemandangan yang indah, danau dengan disekelilingi pohon yang rindang.

"Lo sering ke sini?"

"Ini tempat pelampiasan gue."

"Pelampiasan?"

"Iya, di saat gue lagi marah atau kesepian. Tempat ini jadi saksi bisunya."

Malik dan Malika (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang