Kamu sudah baik kepadaku, apa kamu sudah memaafkanku?
***
Di sinilah sekarang tempat yang rindang, sejuk dan menenangkan. Malika sedang duduk di kursi panjang belakang sekolah. Pemandangan SMA Nusa memang indah. Gadis itu menatapnya tanpa kedip, bukan takjub tetapi dirinya sedang memikirkan suatu hal.
Kebo is calling.
Kebo bukan lain adalah sahabatnya Dinar. Awalnya Malika tidak menghiraukannya. Karena terus berdering dia menyentuh tombol hijau pada benda pipih miliknya.
"Hallo Sapi, lo dimana sih?"
"Dimana aja yang penting hati gue senang."
"Jangan bercanda deh lo, cepet balik ke kelas nanti lo di
amuk sama Bu Gendut.""Gue lagi nggak mau diganggu."
"Lo dimana sih ah elah, gue samperin."
Malika langsung mematikan teleponnya sepihak. Saat ini dia ingin menghibur diri dengan hal sederhana, ya menyendiri.
Hatinya kali ini sedikit sesak. Malika masih memikirkan hal yang terjadi belakangan ini. Malika ingin keluar dari zona ini, dia merasa pertahanannya goyah. Tetapi dia harus tetap bungkam walaupun hatinya menolaknya.
****
"Dimana Malika, Dinar?"
"Sa ... ya nggak tau Bu," jawab Dinar gugup.
"Itu ada tasnya, berarti dia masih di area sekolah. Masa kamu nggak tau temenmu pergi kemana."
Malika please balik, ucap Dinar dalam hati. Dia khawatir sahabatnya itu akan mendapat hukuman nantinya. Itu pasti. Dia sudah tau, peraturan Bu Heny, 'Setiap siswa yang membolos di pelajaran saya, akan mendapat hukuman yang berat,' Dinar mengingat ingat perkataan Bu Heny waktu itu.
"Bu, boleh saya cari Malika?" ucap seseorang setelah mengangkat tangannya.
"Baik Malik silakan."
Malik tau keberadaan Malik dimana. Jadi sekali tebak langsung menemukannya, "Ayo balik ke kelas," ucapnya to the point.
Malika yang awalnya merunduk pun mendongak,"Malik," ucapnya dengan wajah berbinar.
Pemuda itu menarik lengan Malika, "Ayo."
"Kemana?"
Malika mentap Malika jengah. "Ke kelas lah, lo di cariin tuh sama Bu Heny."
Malika melepaskan genggamannya dari tangan Malik. "Nggak mau."
"Lo tuh keras kepala banget ya!" bentaknya.
"Gue akan balik ke kelas tapi ada syaratnya. Lo harus beliin gue ice cream dulu."
Malik menghela napas panjang, "Oke lo tunggu disini."
Di luar dugaanya Malik ternyata mau menuruti kemauannya, tak terasa senyum senang tercetak di bibirnya. Setelah menghabiskan ice creamnya Malik dan Malika pergi ke kelasnya.
"Kamu habis dari mana saja Malika!"
Malika tersentak, bingung harus menjawab apa, "sa ... ya ha ... bis."
"Dia saya temukan di ruang UKS Bu," ucap Malik berbohong.
"Iya Bu," ucap Malika menyetujui penuturan Malik. Dia tidak mau dihukum lagi.
"Kamu sakit apa?"
"Tadi katanya dia belum sarapan, saya ngajak buat makan dulu. Maaf saya tidak tepat waktu balik ke kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik dan Malika (SELESAI)
Novela JuvenilBagi Malik, Malika adalah kado terindah yang di berikan Tuhan kepadanya. Sedangkan bagi Malika, Malik adalah tembok besar pelindung baginya. Suatu ketika Tuhan merenggut kebahagiaan mereka. Perpisahan tidak membuat kisah mereka berujung. Semasa pu...