Naruto membuka pintu kediaman besar bak istana itu, hampir tujuh tahun ia pergi dari rumah ini, rasanya tak ada yang berubah. Sebenarnya disaat ia angkat kaki dari rumah ini. Ia bersumpah, tidak akan pernah kembali lagi kemari, tapi keadaan memaksanya kembali hari ini.
Ia melangkah lebar memasuki rumah, mengabaikan tatapan terkejut para maid. "dimana Menma?" Tanyanya dingin.
"A-ada diruang kerja tuan." Para maid masih sangat terkejut mendapati tuan mudanya yang pergi bertahun-tahun lalu, kembali dengan tatapan dingin menusuk persis tujuh tahun lalu.
"Naruto?" Kushina berdiri ditangga, ia begitu terkejut melihat putra sulungnya ada disini, menginjakan kakinya lagi dirumah ini.
Naruto bergegas naik kelantai dua, melewati ibunya begitu saja.
BRAK
"Menma! Keluar kau sialan." Naruto membuka pintu ruang kerja ayahnya dengan kasar, ia yakin adiknya ada disana.
Menma tersentak saat melihat Naruto ada disini, berteriak memakinya. "Naruto?"
Naruto menarik sudut bibirnya, mendapati adiknya sedang duduk dikursi kerja ayahnya dengan nyaman.
Tanpa mengatakan apapun ia menarik adiknya itu dan memukuli wajahnya dengan membabi buta.
BUGH
BUGH
"Kenapa kau membunuh istriku sialan?!"
Menma berusaha mendorong tubuh Naruto sekuat tenaga dan membalas pukulan itu hingga perkelahian tak dapat dihindari lagi.
"Cih, kau mungkin sudah gila karena ditinggal mati Naruto." Menma mendecih sinis.
"Jawab pertanyaanku, kenapa kau membunuh istriku!?" Naruto menekan leher Menma dan mendorongnya hingga tersungkur ke meja kerja.
"Pergi kau dari rumah ini!" Usir Menma seraya menghardik kakaknya.
"Ya, aku akan pergi setelah membunuhmu." Ujar Naruto dengan nada dingin menusuk.
Menma menyikut rusuk Naruto dengan kuat dan melepaskan diri dari kekangan lengan kakaknya itu. Ia balas menendang perut Naruto dengan kuat.
BUGH
Naruto kembali mendorong tubuh Menma keatas meja hingga barang-barang diatas meja jatuh berserakan ke lantai.
Dengan pukulan dan serangan yang begitu cepat Naruto terus memukuli adiknya hingga Menma terkapar dilantai dengan darah mengalir dari hidungnya.
"Seharusnya kau yang mati dalam kecelakaan itu!!" Menma berteriak keras, ia tidak melawan lagi membiarkan Naruto terus memukulinya.
"Brengsek!!" Naruto mencengkram batang leher adiknya hingga membuat Menma tercekat seraya membolakan mata.
BRAK
Kushina memukul kepala Naruto dengan vas bunga kayu yang tergeletak dilantai. Ia membolakan mata begitu masuk keruang kerja mendapati kedua putraya berkelahi hebat, sejak tadi ia hanya mampu berdiri mematung seraya menangis didepan pintu menyaksikan itu semua hingga Naruto mencekik adiknya sendiri.
"Agh." Naruto memegang belakang kepalanya yang dihantam keras.
Ia tersungkur dilantai, darah mengalir ke kerah bajunya. "Ibu.." Naruto mendecih, ibunya memukul kepalanya dengan vas bunga itu.
"Apa yang kau lakukan Naruto?" Kushina menangis histeris, melihat kedua putranya berlumuran darah dilantai.
"Menma, dia membunuh istriku.." Naruto berujar lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden
RomanceBulan madu panjang yang indah itu, berubah menjadi tragedi hanya dalam hitungan menit. Tak pernah terbayangkan dalam mimpi terburuknya sekalipun, tragedi menyedihkan ini terjadi dan merenggut satu-satunya sumber kebahagiaan yang ia miliki.