Poison

3.2K 407 40
                                    

Flash Back

"Minato, sudah cukup!" Kushina menarik lengan suaminya kasar.

"Lepaskan, Kushina dia itu putramu juga tidak kah kau ingin dia kembali kerumah?" Bentak Minato.

Sudah cukup dua tahun putra sulungnya pergi dari rumah untuk mengejar pendidikan ke Jepang. Meski ia dan Kushina tidak pernah setuju, Naruto bersikukuh untuk  kuliah di Jepang dan tetap pergi. Yang membuatnya jengah adalah, Kushina begitu acuh pada putra sulung mereka, tanpa pernah menanyakan kabarnya. Hingga ia rasa putra sulungnya itu terasingkan hingga tidak pernah kembali selama dua tahun terakhir.

Ia berencana untuk membujuk putranya kembali kerumah dan melanjutkan pendidikan bisnis di Kaukasia, untuk menjadi penerus selanjutnya diperusahaan miliknya.

"Bagaimana dengan Menma, tidak bisakah kau peduli juga padanya?! Dia juga putramu." Kushina menatap marah kearah suaminya.

Ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, Minato sangat condong pada Naruto selama ini dan sedikit mengabaikan Menma, padahal Menma juga putranya. Ia begitu sakit hati melihat Menma sejak kecil selalu menangis tiap kali Minato memuji Naruto ataupun saat Minato terlihat lebih akrab dengan Naruto. Jadi ia mulai memberikan perhatian lebih pada Menma.

Tahun terus berganti, keadaan masih tetap sama. Rumah kami mulai terbelah menjadi dua kubu, Menma yang terus bersamanya dan Naruto yang terus bersama Minato. Hingga puncaknya, Minato mengumumkan bahwa Naruto akan menjadi ahli warisnya sekaligus kepala perusahaan yang selanjutnya.

Ia tahu, Menma begitu marah bahkan kabur selama seminggu sejak hari itu. Tapi Minato bahkan tidak tahu, dia sibuk mengurus Naruto yang pergi ke Jepang dan kuliah disana karena tidak tertarik dengan perusahaan. Bukan salah Naruto tentu saja, karena sudah jelas sejak SMA Naruto selalu menegaskan bahwa dirinya tidak berminat, tapi Minato selalu bersikukuh soal keputusanya dan tetap mengabaikan perasaan Menma begitu saja.

"Apa salahnya, Naruto adalah anak pertama jelas dia yang akan ambil bagian untuk menjadi ahli waris. Tentu saja Menma juga tetap akan mendapatkan hak nya sebagai putraku." Tegas Minato.

Bukan ia tidak percaya pada Menma, hanya saja ia bisa melihat bahwa Naruto jauh lebih cerdas dan passionate dibandingkan Menma. Ia ingin perushaan yang sudah ia rintis dari bawah terus berjaya hingga ke generasi selanjutnya, ini juga ia lakukan untuk keluarganya. Agar anak dan cucunya nanti bisa menikmati jerih payahnya selama ini dan hidup dengan nyaman.

"Tapi Minato, apa kau sadar kau sudah menyakitinya hm?" Kushina sudah bergelimang air mata, ia harus bagaimana lagi menjelaskan pada suaminya agar mengerti.

"Khe, apa maksudmu? Aku selalu memberikan kedua putraku hidup layak yang sama rata, tidak pernah aku memberikan lebih pada Naruto. Kau tahu sendiri kan?" Minato mendengus kasar.

"Ini bukan soal materi, apa kau sudah memberikan kasih sayang sama rata pada mereka? Kau condong pada Naruto selama ini dan Menma menyadarinya, dia membencimu. Apa kau tahu?!" Kushina membalas sama kasarnya.

Minato menatap tajam kearah Kushina "lalu bagaimana denganmu, sebagai seorang ibu kau hanya peduli pada Menma. Dua tahun Naruto pergi dan tak pernah kembali, dimana rasa pedulimu sebagai ibu? Kau terlihat baik-baik saja dan bertingkah seolah tak terjadi apa-apa."

PLAK

"Minato Hentikan!" Kushina menampar suaminya dengan cukup keras.

Minato mendorong tubuh istrinya dan membantingnya ke atas ranjang. "seharusnya kita memang hanya memiliki satu anak saja!" ujarnya dingin.

Kushina terbelalak mendengar ucapan suaminya. Memang dulu ia mengandung Menma disaat yang tidak terduga. Saat itu, bisnis yang sedang dirintis Minato mengalami kemunduran karena ditipu jutaan Dolar oleh kolega dekat. Saat itu Minato sangat stress, memikirkan nasib perusahaanya yang sedang diujung tanduk, semua uang tabungan habis untuk modal membangun kembali perusahaanya.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang