Guilt

3.7K 405 34
                                    

"Nyonya, apa tidak sebaiknya makan siang dulu?" Ujar seorang kepala maid dengan begitu sopan.

Kushina menggeleng pelan sambil berdiri didepan jendela kaca besar berbentuk lingkaran dikediamanya.

"Nyonya bisa sakit lagi jika melewatkan makan siang." Maid itu menatap prihatin.

"Tidak usah, aku tidak lapar." Kushina tidak menoleh sama sekali, pandangannya kosong kedepan. "apakah Menma atau Naruto sudah pulang?"

"Belum nyonya."

"Beritahu aku kalau mereka sudah pulang." Kushina menghela napas berat.

"Baik nyonya." Jawab maid itu sebelum melangkah keluar ruangan.

Semua maid benar-benar prihatin pada kondisi sang nyonya rumah, yang seperti kehilangan arah sejak suaminya meninggal dunia bertahun-tahun lalu dan anak-anaknya mulai pergi meninggalkanya.

Rumah mewah yang tadinya begitu ramai dan juga hangat seketika berubah sunyi, hanya menyisakan si nyonya rumah sendirian didalamnya. Beberapa kali anak-anaknya datang dan yang ada hanyalah perkelahian.

Setiap hari si nyonya rumah menananyakan apakah putranya sudah pulang atau belum, dan jawaban yang didapat selalu sama hingga sepuluh tahun berlalu, Naruto hanya pernah kembali sekali, sedangkan Menma beberapa kali datang hanya untuk mengambil barang ayahnya atau menginap sekali dua kali.

Tapi bukan Menma yang sang ibu benar-benar harapkan, tapi Naruto putra sulungnya yang pernah ia usir dulu.

.
.

Sepatu bot hitam berbahan kulit yang terlihat mahal itu melangkah perlahan masuk kesebuah gedung besar perusahaan N.Group. Semua mata langsung mengarah kepadanya dan mulai terdengar bisikan-bisikan dari para pekerja.

"Bukankah itu tuan Menma, apa yang dia lakukan disini?"

"Lihatlah, penampilanya sangat berbeda."

"Kudengar dia bangkrut."

"Jangan katakan, dia akan ambil alih perusahaan lagi."

"Lebih baik aku resign, kalau benar begitu."

Menma hanya mendecih, dulu semua orang diperushaan ini tunduk padanya, bahkan tidak ada yang berani menatapnya. Tapi sekarang mereka bahkan berani bergunjing dihadapanya.

"T-tuan ada yang bisa saya bantu?" Tanya sekertaris Kakashi yang berdiri didekat pintu masuk ruang kantor Owner perusahaan ini.

Menma membuka kenop pintu itu, namun pintunya terkunci rapat. Ah apa berita yang ia dengar soal Naruto sudah kembali ke Jepang itu adalah benar? "Buka pintunya." Ujar Menma dingin.

"Tapi-.." Pria itu terlihat ragu

"Buka sekarang atau aku akan memecatmu!" Ancam Menma.

Sekretaris itu tak bisa berkutik, bagaimanapun juga Menma adalah orang yang berpengaruh diperushaan ini. Mungkin saja ia akan benar-benar dipecat jika menolak permintaanya. "B-baik tuan."

Pria itu mengeluarkan anak kunci dari saku jas nya dan membuka kenop pintu.

Menma menarik sudut bibirnya, setelah pintu terbuka ia melenggang masuk dengan santai "kau pergilah!" Usir Menma pada sang sekretaris.

Sekretaris itu hanya mengangguk dan langsung pergi secepat yang ia bisa, agar tidak mendapat masalah lebih banyak lagi.

BRAK

Menma menendang pintu untuk menutupnya dengan sangat kasar, lalu ia menatap keseluruh sudut ruang kantor mewah itu. Banyak hal yang berubah dari kantor ini, ada barang-barang mewah didalamnya, membuat kantor ini terasa nyaman. Ah, dulu ini juga kantornya. Andai keparat itu tidak merenggutnya, ini pasti masih kantornya.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang