Confuse

4K 465 35
                                    

Naruto membungkuk hormat begitu Hiashi muncul dari sudut ruang tamu itu. Ayah mertuanya itu terlihat sedikit berbeda dari saat terakhir bertemu, dia terlihat lebih tua dan berwibawa mungkin karena saat ini dia sudah memegang jabatan cukup tinggi.

"Naruto?" Hiashi melangkah cepat keruang tamu.

"Apa kabar Tou-sama?" Ujar Naruto tenang.

"Ada apa kau datang kemari?" Hiashi tidak bisa menutupi rasa khawatirnya dengan berujar ketus.

"Aku hanya ingin menyapa." Ini memang tujuan awalnya datang lagi ke mansion ini.

"Lima tahun kau pergi, dan sekarang kau ingin menyapa?" Hiashi menaikan alisnya.

"Tou-sama, maaf tapi kau yang mengusirku dulu." Naruto tidak ingin bersikap kurang ajar, tapi ia tidak suka dipojokan.

Hiashi mengangguk tentu ia ingat "sebaiknya sampai kapanpun terus begitu, kau tidak perlu kemari lagi karena diantara keluarga ku dan dirimu sudah tidak ada ikatan lagi."

Naruto tahu, ini yang akan dikatakan oleh Hiashi. "Meski Hinata sudah meninggal, aku ingin tetap berhubungan baik dengan keluarganya, apa itu salah?"

"Jangan merasa terikat, kau bisa menikahi wanita lain jika kau mau." Hiashi tidak akan menutup mata, Naruto masih cukup muda untuk menikah lagi dan ia akan jadikan itu alasan untuk memutus ikatan mereka.

Naruto tertawa renyah "aku tidak berpikiran untuk menikahi wanita lain."

Hiashi menghels napas berat, "Naruto, sebenarnya aku sedikit sibuk. Jika kau hanya ingin membicarakan masa lalu, sebaiknya kau pergi."

Naruto mengangguk mengerti "aku kemari ingin menanyakan soal makam istriku, kenapa tidak ada ditempat yang dulu? Apa sudah dipindahkan?"

Hiashi menutupi keteganganya dengan menghela napas, jadi Naruto  kembali ke makam kosong itu.

Ia hanya diam, jujur saja ia tidak menyiapakan apapun untuk menjawab pertanyaan menantunya itu.

Naruto menaikan sebelah alisnya, ia mulai mencium gelagat aneh dari ayah mertuanya itu.

'Dia terlihat sangat ingin mengusirku'

"Ehm." Naruto berdehem "ini mugkin terdengar sangat konyol tapi semalam aku melihat wanita yang begitu mirip dengan Hinata membawa seorang anak laki-laki yang mirip denganku."

DEG

Hiashi kelu tak bisa berkata-kata, jadi benar Naruto memang sudah melihat Hinata dan Bolt. "Jangan mengada-ada Naruto!" gertak Hiashi.

"Ya, mungkin aku memang salah lihat, kalau begitu beritahu aku dimana makam Hinata sekarang?" Naruto menuntut jawabannya, ia yakin Hiashi menutupi sesuatu.

"Naruto- sebaiknya kau pergi dari sini." Usir Hiashi tanpa ragu.

"Ah, jangan terburu-buru Tou-sama. Apa kau tahu anak bernama Bolt? Entah bagaimana wanita itu membawa anak yang begitu mirip denganku."

Naruto cukup curiga, tak banyak keturunan Jepang yang memiliki mata safir sepertinya, dan ia tidak pernah menyebarkan benihnya sembarangan hingga menghasilkan anak. Ia hanya bercinta dengan satu wanita yaitu Hinata, istrinya. Jika ini bukan kebetulan gila, maka ia pastikan balita itu anaknya dan Hinata masih hidup, meskipun fakta itu sama gilanya. 

"Naruto, kau mulai melantur." Hiashi bangkit berdiri dan hendak meninggalkan Naruto. Namun gerakanya terhenti begitu Naruto meletakan paper bag diatas meja yang berisi botol susu milik Bolt.

"Apa kau tahu ini?" Naruto mengerutkan keningnya saat mendapati reaksi janggal sang ayah mertua.

.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang