Right

4.4K 496 56
                                    

"Tou-sama, apa dia benar suamiku?" Hinata menatap ayahnya yang berdiri didekat pintu kamarnya.

Entah bagaimana, tapi tadi ia pingsan begitu saja setelah mengusir pria yang mengaku sebagai suaminya. Ia sangat terkejut, terlebih lagi ia bingung sekali.

Hiashi bergeming, bagaimana ia menjelaskan pada Hinata. Ia harus mempertahankan alasanya dulu jika Hinata bertanya. Ya, meskipun ia yakin Naruto akan menemui Hinata dan Bolt lagi, tidak mungkin pria itu diam saja setelah melihat anak dan istrinya.

"Tolong jawab Tou-sama." Hinata kembali menangis terisak.

"Ya Hinata, dia suamimu." Hiashi menjawab dengan yakin. Hinata tidak ingat apapun soal pria itu, ia bisa mempertahankan alasanya dulu.

Hinata memegang dadanya yang terasa sesak, hatinya serasa mencelus mendengar kenyataan itu. Jadi benar pria itu adalah suaminya, yang sudah meninggalkanya dan Bolt bertahun-tahun lalu. "apa yang dia inginkan?"

Hiashi menggeleng "Tou-sama tidak tahu."

Ini hanyalah sebuah ke-tidaksengajaan. Naruto datang berkunjung dan menemukan fakta soal anak-istrinya, ia yakin itu, karena Naruto sendiri terlihat begitu terkejut.

Hinata hanya bisa memijat keningnya, lalu apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Hinata, apa kau ingin kembali denganya?" Tanya Hiashi, ia kasihan melihat putrinya kebingungan seperti ini.

Hinata menggeleng, ia rasa sudah tidak ada yang bisa dipertahankan lagi dari ikatan pernikahan itu, pria itu sudah meninggalkan dan menelantarkannya di masa-masa tersulitnya yaitu saat ia terbangun dalam keadaan tidak mengenal siapapun terlebih dalam kondisi hamil.

Hiashi mengangguk, meski ia tahu jika Hinata tidak dalam kondisi lupa ingatan, putrinya itu tidak akan setuju untuk bercerai, ia tahu betul seberapa putrinya sangat mencintai Naruto. Tapi ini memang yang terbaik untuk Hinata, untuk memulai semuanya dari awal.

"Tou-sama akan membantumu mengurus perceraian kalian." Hiashi akan buat perceraian putrinya ini menjadi mudah. "kau istirahatlah, jangan khawatirkan apapun, semuanya akan baik-baik saja."

Hinata mengangguk, seraya mengusap airmatanya yang entah kenapa sulit sekali dihentikan.

Hiasi melangkah keluar kamar dan menutup pintu besar itu.

"Bagaimana Hinata?" Neji langsung bertanya pada ayahnya begitu sang ayah keluar dari kamar adiknya.

"Dia ingin bercerai."

Neji mengangguk, itu pilihan terbaik untuk saat ini. Mereka tak perlu berurusan dengan Naruto lagi dan setelah perceraian itu tak ada kekhawatiran soal adiknya lagi, dari awal ia memang sudah yakin, pada akhirnya Naruto akan menemukan Hinata. Untungnya Hinata mengambil keputusan ini.

.
.

Naruto sudah duduk didalam mobilnya sejak dua jam yang lalu, tepat didepan sekolah putranya. Sejak kejadian hari itu, ia mencari tahu beberapa hal tentang Hinata dan putranya, itu bukan hal sulit untuknya.

Hinata selalu mengantar Bolt kesekolah namun selalu diatar jemput oleh supir, jadi ia tidak bisa menemui Hinata dengan mudah. Ia ingin menemui Hinata dan putranya tanpa sepengetahuan Hiashi dan Neji tentu saja.

"Bolt.." Naruto bergumam pelan saat melihat putranya keluar dari mobil sambil menggenggam tangan Hinata.

Ia sudah melewatkan begitu banyak hal soal putranya, sekarang ia ingin tahu semuanya tentang Bolt. Jujur ia masih terkejut dengan fakta bahwa ia sudah menjadi ayah, ia bahagia sekali terlebih putranya begitu mirip denganya itu membuatnya merasa bangga sebagai ayah, tapi ia juga merasa tidak berguna sekarang. Meski bisa melihat putranya sedekat ini, ia masih tidak bisa memeluknya atau bahkan bicara denganya.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang