"Jika mengambil milik orang lain. Suatu saat, milikmu akan diambil oleh orang lain juga. Karena apapun yang kamu lakukan hari ini. Adalah cerminan dari apa yang akan kamu dapat di masa depan"
_Meteor Winata Antares_
40. KARENA DIA, METEOR.
"Kamu ngapain kesini?" tanya Meteor pada seorang gadis yang rambutnya sedikit bergelombang.
"Kangen pacar. Masak enggak boleh sih aku ketemu sama pacar sendiri?" tanya gadis itu. Wajahnya menekuk cemberut. Ia ngambek.
"Bukan gitu sayang." Meteor menarik tangan gadis itu agar duduk di sebelahnya. Lalu tangannya mengusap pipi gadis itu lembut. Perlahan ibu jarinya mengusap bibir gadis itu, agar raut cemberut di bibi gadis itu menghilang.
"Aku cuma enggak mau kamu capek. Aku kan bisa jemput kamu," kata Meteor lagi. Gadis itu akhirnya tersenyum. Membuat Meteor lega karenanya.
"Aku pengen lihat kamu main biola. Makanya aku nyamperin kamu ke tempat latihan."
"Yauda. Aku main buat kamu ya."
Meteor tersentak. Ia bermimpi.
"Lo kenapa sih Bos? Tumbenan banget lo tidur? Biasanya lo belajar kalau jam kosong," tanya Jupiter di sebelahnya. Daritadi ia membangunkan Meteor. Karena Meteor nampak gelisah dalam tidurnya. Sepertinya mimpi buruk.
Meteor meminum air yang sengaja di bawahnya dari rumah. Meminumnya sampai tandas.
Siapa gadis dalam mimpinya? Apa itu pacarnya?
"Gue mimpiin seorang gadis, Ju. Cuma mukanya enggak jelas. Dia datengi gue ke tempat latihan biola," kata Meteor pada Jupiter. Jupiter yang duduk di sebelah Meteor langsung menoleh. Mencoba mengingat masalalu.
"Mungkin dia pacar lo, Bos," jawab Jupiter yakin." Gimana, mukanya sama kan sama Bintang?"
"Kan uda gue bilang mukanya enggak jelas," balas Meteor, ngegas.
Jupiter nyengir karenanya." Kalau pacar lo beneran Bintang, gimana ya? Mungkin Galaksi bisa gila. Lo enggak ada niatan rebut Bintang secara perlahan, kan?" Jupiter menatap Meteor serius. Menuntut kejujuran.
Meteor mengelap keringat di dahinya sejenak. Sehabis bermimpi tadi, rasanya ia kehilangan tenaga." Kemarin gue sempat berfikir buat rebut Bintang. Karena hubungan gue dan Galaksi juga udah hancur, jadi gue hancurin aja sekalian. Tapi sekarang enggak. Setelah gue cermati lebih dalam. Jelas itu bukan gue banget. Gue enggak pernah rebut milik orang sebelumnya. Itu enggak baik, dan gue enggak mungkin lakuin itu. Bahkan gue nyesel setengah mati uda mikir kayak gitu."
Jupiter menelan ludahnya susah payah.
"Dan gue rasa, Bintang hanya untuk Galaksi. Jadi yang gue pikirin sekarang, gimana caranya Galaksi enggak salah paham terus sama Bintang. Biar mereka bisa bersatu lagi lah," sambung Meteor.
Meteor sadar, jika memang Bintang tercipta untuknya. Bagaimana pun caranya, pasti Bintang akan kembali. Kalaupun bukan, pasti ia akan di pertemukan oleh orang yang lebih baik.
Jika mengambil milik orang lain. Suatu saat, milikmu akan diambil oleh orang lain juga. Karena apapun yang kamu lakukan hari ini. Adalah cerminan dari apa yang akan kamu dapat di masa depan.
Itu moto yang di anut Meteor selama ini.
Jupiter tersenyum di bangkunya. Sangat bangga pada Bosnya. Meteor memang baik apa adanya. Tanpa balasan tanpa imbalan. Kesabarannya pun luar biasa. Karena Meteor, adalah sosok pemimpin yang dicintai oleh anggotanya dengan sejuta kebaikannya. Karena dia, Meteor. Jantungnya Andromeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Teen Fiction|SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT. FOLLOW DULU AKUNNYA BARU BISA BACA| BAGIAN DARI ANTARIKSA SERIES (1) •Peringkat #1 Bulan 25 Juni •Peringkat #1 Antariksa 30 Juni •Peringkat #1 Wattpad 2020 26 Mei •Peringkat #1 Pluto 17 Juli •Peringkat #1 Mars 17 Juli •P...