69. SESUAI TAKDIRNYA💫

16.7K 1.7K 435
                                    

"Terus berjuang tanpa henti, sampai kata kalah memenangi. Terus berjuang tanpa menyerah, sampai kata kalah itu nyata"

_Cucu-cucu Wijaksana_

💫

Sebelum baca, vote dulu ya. Jangan lupa spam komen

Follow aku juga
Lusiani96_

💫

69. SESUAI TAKDIRNYA

Galaksi berlari keluar gedung, mengedarkan pandangan mencari Bintang. Namun matanya tak menemukan. Sial! Bintang terlalu cepat berlari.

Apa dua tahun ini Bintang latihan lari, pikir Galaksi.

"Emang sepupu sialan! Awas aja kalau Bintang salah paham, gue goreng tuh si Putih biar item. Gue ganti Awan - Putih jadi Awan - Mendung," umpat Galaksi.

Galaksi kemudian mengendarai mobilnya. Mendatangi tempat-tempat yang mungkin juga di datangi Bintang.

Galaksi menepikan mobilnya kala benda pipih di saku jasnya bergetar. Ada pesan dari Meteor.

Meteor Winata Antares
Ke pinggiran kota.
Ini kesempatan terakhir lo!
Bintang nangis lagi, lo mati!

Galaksi memutar stir mobilnya, menuju tempat yang di beritahu Meteor. Dari dulu, Bintang memang suka ke pinggiran kota. Disana ada bukit, dengan pemandangan persawahan di bawahnya.

Galaksi memarkirkan mobilnya. Menekan tombol di kunci, sampai mobil itu berkedip dua kali. Ia langsung naik ke atas bukit.

Sampai di atas bukit, Galaksi melihat Meteor sedang berada di belakang Bintang. Cowok itu menyimpan tangannya di satu celananya. Tanpa suara, Galaksi berdiri di samping cowok itu.

Meteor menoleh. Menatap Galaksi tajam. "Sekuat apapun gue berusaha, gue akan tetap kalah sama takdir, Tuhan," ucapnya pelan agar Bintang tidak mendengar. Meteor menepuk bahu Galaksi pelan. "Semoga berhasil."

Meteor melihat Bintang yang sedang menangis sejenak, lalu ia melihat Galaksi. Meteor menghela napas, kemudian turun dari bukit. Ia sangat yakin, Bintang dan Galaksi akan berbaikan malam ini.

Meteor melangkah pelan menuruni bukit. Sakit hatinya, jangan di tanya lagi. Bahkan Meteor saja tidak pernah membayangkan, kalau patah hati itu seperih ini. Mungkin ini gila, Meteor membiarkan gadis yang dicintainya kembali bersama mantannya. Tapi tak apa. Bagi Meteor, kebahagiaan Bintang adalah tujuannya.

Dan bagi Meteor, dalam rasa cinta, bukan hanya ada perjuangan. Tapi juga pengorbanan.

Menghapus airmatanya, Meteor sampai di mobilnya. Ia langsung berhadapan dengan dua pria muda.

"Makasih, uda bantuin gue buat Bintang dan Galaksi bersatu," ujar Meteor pada dua pria itu.

Awan tersenyum. "Gue enggak ngerti jalan pikiran lo. Tapi lo, uda ngajarin gue apa itu mencintai. Semoga lo segera nemuin kebahagian lo," ujar Awan, serius.

Defan juga tersenyum tipis. "Kita yang makasih ke lo. Lo tenang aja, Galaksi enggak bakal buat Bintang nangis lagi. Gue yang jamin," katanya, mantap.

Meteor mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobilnya. Ia membuka ponselnya, lalu menatap fotonya dan Bintang yang menjadi walpaper. Meteor mencari menu pengaturan, lalu mengganti walpapernya dengan foto lain.

"Selamat tinggal, Bocil," kata Meteor, perih.

Teruntuk kamu, Bintang yang paling terang.

Antariksa's : Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang