"Kemana pun hati berkelana, hati itu akan tetap kembali ke tuannya"
_Bulan Feranza Pasha_
***
43. ANGKASA IS BACK
Perihal salah paham, adalah sebuah bom atom yang siap meledakkanmu kapan saja. Atas dasar apapun, yang namanya salah harus di pahamkan agar tidak menjadi kesalahan. Dibicarakan, jangan dipendam. Walau kesakitan sebagai jawaban, yang penting tidak ada lagi kesalahan.
Galaksi berjalan menuju rooftop untuk menemui Angkasa. Sangat jarang Angkasa mengajaknya berbicara seperti ini mengingat hubungan mereka belum membaik. Saat sampai rooftop, Galaksi melihat Angkasa berdiri membelakangi pintu. Menghadap gedung-gedung yang menjulang tinggi di depannya.
Galaksi berdeham keras agar Angkasa sadar kehadirannya.
Angkasa berbalik, tangannya dimasukan kedalam kantong celana. Pakaiannya selalu rapi, tipikal Angkasa sekali. Bajunya selalu sesuai aturan, tidak seperti Galaksi yang penampilannya sangat urakan.
"Jadi, apa yang mau lo omongin?" tanya Galaksi to the point. Jaraknya hanya tiga langkah dari Angkasa berdiri.
"Pasti dan akan selalu tentang Bintang. Kalian kenapa? Kalau lo enggak mampu lagi jaga dia, lepasin dia! Gue sanggup untuk jaga Bintang dan Bulan. Sesuai janji gue sama almarhumah Bunda mereka empat tahun lalu." Angkasa tidak pernah main-main jika pasal Bintang dan Bulan. Ia akan selalu berada di garda paling depan untuk melindungi kedua gadis itu.
Galaksi merunduk. Melihat keadaan Bintang tadi membuat dadanya sesak. Galaksi akui, dirinya memang gagal menjaga Bintang. Ia kecolongan.
"Gue pusing, Sa. Gue sayang sama dia," jujur Galaksi. Ia mengangkat kepalanya. Menatap manik Angkasa.
"Lo udah tau keadaan Bintang, 'kan? Kenapa lo bisa kecolongan?" Sekuat mungkin Angkasa berusaha tenang. Tak mau mengulang kesalahan yang sama dengan mengandalkan emosi semata.
Galaksi mengangguk." Gue salah, Sa. Gue minta maaf."
Angkasa menghembuskan nafas lelahnya. Jika pria di depannya ini bukanlah pria yang dicintai Bintang, sudah pasti Angkasa akan menghabisinya.
"Gue akan satukan pelakunya sama tanah!" kata Galaksi dengan mata menyalang marah. Mengatakan hal sama seperti yang ia katakan pada Bintang.
"Cukup jagain Bintang. Jangan sampai kecolongan lagi. Itu aja uda cukup!" Angkasa memperingati.
Angkasa ingin fokus dulu untuk kesembuahan Bintang dan Meteor. Setelah itu, ia akan mencari keberadaan Gerhana.
"Gue pusing, Sa," lirih Galaksi. Tidak malu menunjukan kegundahannya pada Angkasa. Padahal mereka belum berbaikan.
Angkasa meringis seraya mengalihkan pandangan. Jauh dalam hatinya ia masih menganggap Galaksi sahabatnya. Masalalu pun datang bertamu.
Dulu, mereka berdua sangat dekat. Sama seperti Mars dan Bumi. Angkasa sering menginap dirumah Galaksi, pun sama dengan Galaksi. Angkasa selalu mengingatkan jika Galaksi berbuat salah. Selalu mengajari Galaksi belajar, kadang memberi contekan. Selalu membantu Galaksi mengurus Panti Asuhan Antariksa. Kadang memasak nasi goreng dan ayam crispy untuk Galaksi. Jarak yang dulunya sedekat itu, sekarang jadi sejauh ini.
Apa yang dilakukan Galaksi pada Bulan, tak termaafkan bagi Angkasa. Angkasa sangat benci bila ada temannya menyakiti wanita. Sifat Galaksi yang keras, tidak mau mengalah apalagi disalahkan, membuat kerenggangan mereka berlarut sampai bertahun-tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Fiksi Remaja|SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT. FOLLOW DULU AKUNNYA BARU BISA BACA| BAGIAN DARI ANTARIKSA SERIES (1) •Peringkat #1 Bulan 25 Juni •Peringkat #1 Antariksa 30 Juni •Peringkat #1 Wattpad 2020 26 Mei •Peringkat #1 Pluto 17 Juli •Peringkat #1 Mars 17 Juli •P...