"Dia yang dulu pergi dengan angkuh. Akan kembali dengan cara yang menyedihkan. Dia yang dulu meninggalkan. Akan di sambut dengan penyesalan"
_Venus Selfhira Kanya_
39. GALAKSI TIDAK BAIK-BAIK SAJA
Meteor membuka paket yang di baru saja di beri oleh Khatulistiwa. Tidak biasanya ada yang mengirimkan paket ke sekolahnya.
"Jangan-jangan itu bom, Bos." Komet memperingati. Ia sedikt menjauh. Takut meledak.
Meteor mendengus kecil. Pria dengan tiga bintang di kerah bajunya itu menandakan jika ia sudah kelas dua belas, membuka paket itu dengan perlahan.
"Kasih densus 88 aja, Bos," ujar Cahaya. Membuat Meteor kembali mendengus. Sedangkan Cahaya hanya menunjukan jari tengah dan telunjuknya, minta damai.
"Buka, jangan?" Meteor mencoba bercanda, agar temannya agak rileks. Tapi bukannya rileks, teman-temannya malah menyorakinya.
"Lo pikir lo Dilan, Bos. Gantengan lo lha. Dilan mah mogok di jalan," kata Khatulistiwa. Ia sedang sibuk membalas chat pacar-pacarnya. Tipikal pakboiii sejati.
Mentari yang tadinya duduk di sebelah Meteor pindah ke sebelah Komet." Ko, lo aja deh yang buka. Entar kalau beneran bom kan kasian Bos kita. Muka lo kan kayak umbi-umbian, kalau rusak ya enggak papa. Kalau Bos kan aset berharganya Andromeda."
Gelak tawa langsung hadir mendengar ucapan Mentari. Sedangkan Komet baru saja menjitak gadis dengan banana biru itu.
"Sialan ya lo kecombrang! Kenapa enggak lo aja?" Komet tidak terima. Ia menjauh dan pindah ke sebelah Cahaya." Ay, tolongin dong!" pintanya pada Cahaya. Namun Cahaya sepertinya lebih setuju pada Mentari.
"Gue setuju sama Mei, lo aja deh Ko yang buka nih paket!" kata Cahaya pada Komet. Membuat cowok yang sedang memakai seragam basket itu bersedekap dada. Ngambek.
"Ay! Mei!" tegur Meteor. Komet tersenyum, Meteor membantunya." Terusin!"
Hahaha, sekali lagi gelak tawa menghiasi meja itu. Pikir Komet, Matt akan membantunya. Namun justru semakin menjatuhkannya.
Meteor tidak menggubris. Ia kembali fokus pada box cokelat di depannya. Dahinya mengerut saat melihat isi paket itu. Jaket.
"Ini jaket gue." Cahaya merebut jaket yang ia pinjamkan pada Bintang kemarin." Yang gue pinjemin ke Bintang kemarin. Kok enggak di balikin langsung ya?" tanyanya, heran.
Meteor berfikir sejenak. Pasti Galaksi salah faham lagi. Kenapa sebenarnya Galaksi?
"Ada suratnya," kata Jupiter yang berdiri di belakang Meteor. Ia kemudian duduk di sebelah Meteor. Membuat Cahaya mendengus karena harus menggeser tubuhnya.
Meteor merebut surat dengan warna dasar hijau tosca itu lalu membacanya.
Haii Matt, haii semua.
Sorry banget gue enggak bisa ngasih jaket ini langsung. Jadinya gue paketin aja. Sorry banget ya. Dengan penuh kerendahan hati, gue minta maaf dan terimaksih untuk kebaikan kalian semua. Semoga suatu saat gue bisa balas kebaikan kalian.
Dan untuk lo, Meteor, makasih yang banyak buat lo. Lo enggak sakit kan karena kehujanan kemarin? Gue harap lo enggak sakit. Jangan sampai sakit juga. Nanti gue ngerasa bersalah.
Udah ya, gue pegel, hehe. Makasih banyak-banyak.
_Bintang_
"Idiiihh, sih Bintang kagak punya ongkos buat kemari?" ucap Mentari, namun Meteor tak bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Teen Fiction|SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT. FOLLOW DULU AKUNNYA BARU BISA BACA| BAGIAN DARI ANTARIKSA SERIES (1) •Peringkat #1 Bulan 25 Juni •Peringkat #1 Antariksa 30 Juni •Peringkat #1 Wattpad 2020 26 Mei •Peringkat #1 Pluto 17 Juli •Peringkat #1 Mars 17 Juli •P...