Antariksa's : Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)

67. RASA YANG SAMA💫

"Semua orang punya masalah dan semua masalah ada solusinya. Kalau pun masalah kamu enggak selesai, seenggaknya kamu harus menghadapinya dulu"

_Defankka Anza Vronva_

💫

Sebelum baca, vote dulu ya. Jangan lupa tinggalkan komentar.

Follow aku juga disini
Lusiani96_

67. RASA YANG SAMA

Dua tahun setelah kamu meninggalkanku.

KONSER TUNGGAL : PERIHAL RASA
METEOR WINATA ANTARES

"MAMAT! SEMANGAT! LOPE LOPE DI UDARA, MAMAT!" teriak Bintang keras. Ia naik ke atas kursi. Tidak segan sama sekali walau di sebelahnya ada Winata - papanya Meteor.

"BOS GUE TUH, BOS GUE!" ucap Komet tidak mau kalah. Ia mengeluarkan ponselnya. Jangan kalian tanya dia mau apa. Sudah pasti membuat konten tiktoknya.

"GOD JOB, BOS! TERBANG TERUS SAMPEK PLUTO!" tambah Cahaya tidak mau kalah. Bersama Mentari yang jingkrak-jingkrak di sebelahnya.

"TUNJUKKAN KEMETEORAN LO, BOS! ENTAR GUE KASIH LIST CEWEK-CEWEK BOHAY ANJAY!" teriak Khatulistiwa sekuat tenaga.

Hanya Jupiter yang normal disini. Ia tetap duduk santai sambil menikmati pertunjukan. Bersama Bulan di sebelahnya. Selama dua tahun ini, Jupiter tidak hentinya mendekatkan Bulan dengan Meteor. Tapi entahlah, Meteor malah seperti perangko dengan Bintang.

Hari ini, Meteor melangsungkan konser tunggal biolanya. Bertepatan dengan hari jadinya yang kesembilan belas tahun. Gedung berkapasitas dua ribu orang ini pun penuh. Bahkan banyak yang tidak mendapatkan tiket. Kepiawan Meteor dalam menciptakan nada di setiap gesekan biolanya, memang luar biasa. Bahkan komposer terkenal di negeri ini pun mengakuinya.

Dari atas panggung nan megah itu, Meteor mengenakan stelelan jas hitam yang sangat rapi. Rambutnya di biarkan berantakan, namun tak mengurangi ketampanan sama sekali. Jika ada kata yang lebih dari sempurna, maka kata itu lha yang menggambarkan Meteor malam ini.

Menikmati alunan nada yang dimainkan, sesekali mata Meteor menatap Bintang penuh cinta. Siapapun yang melihat, akan tahu bahwa kasih itu begitu dalam adanya. Begitu nyata kehadirannya. Hanya pada Bintang. Meteor untuk Bintang.

Sepeninggalan Galaksi, susah payah Meteor memperbaiki hati gadis itu. Gadis itu murung seperti orang mau mati. Kerjanya hanya menangis dan menangis. Dan karena keteguhan Meteor, keadaan berbalik. Bintang bisa tersenyum lagi, bisa kerja lagi, dan melanjutkan kuliahnya. Dan Meteor bangga akan hal itu.

Gemuruh tepuk tangan bergema di seluruh penjuru gedung. Sangat puas dengan penampilan cowok yang kini sudah menjadi mahasiswa itu. Meteor menundukkan kepala sebagai penghormatan kepada seluruh penggemarnya yang hadir. Lalu Meteor turun dari panggung, dan langsung mengampiri papanya juga Bintang.