【十七】

24K 2.6K 685
                                    

Donghyuck melangkahkan kakinya keluar dari pintu kedatangan bandara Incheon, matanya berpencar, mencari keberadaan sang kakak yang katanya akan menjemput dia hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Donghyuck melangkahkan kakinya keluar dari pintu kedatangan bandara Incheon, matanya berpencar, mencari keberadaan sang kakak yang katanya akan menjemput dia hari ini.

"Donghyuck-ah!"

Donghyuck mencari sumber suara, seulas senyum lebar terpatri kala ia berhasil menemukan sang kakak yang berdiri di belakang penjemput lain. Donghyuck menarik kopernya, menghampiri sang kakak yang langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.

Sayangnya, pelukan itu tak berlangsung lama. Yuvin yang menyadari ada yang berbeda dari aroma Donghyuck mendorong bahu sang adik, menatap wajah Donghyuck yang hanya tersenyum canggung, "Kau..."

"Hehe.. Iya, Aku scenting." Ucap Donghyuck jujur, sebelum Yuvin membuka mulut, Donghyuck melanjutkan, "Aku akan menceritakan semuanya, serinci mungkin."

Yuvin memincingkan mata, "Serinci apa?"

"Oh.. Well.." Donghyuck mengangkat bahu, "Jika kau ingin tahu bagaimana proses Minhyung menangani heat-ku selama disana, aku tak akan keberatan untuk—"

Yuvin menyentil dahi Donghyuck, membuat ucapan Donghyuck tergantikan oleh ringisan pelan, "Bodoh, cepat ikut aku. Kita sarapan sekarang."

Donghyuck mengangguk semangat, ia mengikuti Yuvin yang kini berjalan lebih dahulu sambil menggeret kopernya. Ah.. Yuvin memang kakak yang baik, Donghyuck sangat menyayangi kakak laki-lakinya itu.

"Kita makan di bandara?" Tanya Donghyuck ketika sang kakak masuk ke dalam salah satu restoran. Keduanya duduk di meja yang paling ujung.

Yuvin mengangguk, "Iya. Aku akan langsung ke kantor setelah ini."

Donghyuck berdecak, "Hyung, kau bekerja di hari Sabtu? Lagipula, kau bilang ingin bicara denganku?"

"Ada sesuatu yang harus kuurus." Jawab Yuvin singkat, "Dan bukankah sekarang kita juga sedang bicara?" Yang lebih tua memberikan menu makanan di restoran itu kepada Donghyuck, "Pesan dulu makanannya."

"Aku toast saja." Ucap Donghyuck cepat tanpa melihat menu.

Yuvin menatap sang pelayan yang sudah siap mencatat, "Kami pesan dua toast dan dua cangkir americano."

Setelah mencatat pesanannya, pelayan itu pergi, meninggalkan Yuvin dan Donghyuck berdua. Aura di meja itu seketika berubah, tatapan mata Yuvin juga lebih tajam. Donghyuck menghela napas, sudah lama sekali ia tidak melihat Yuvin seperti ini.

"Hyung, kau marah?"

"Aku butuh penjelasannya."

"Baiklah, jadi setibanya di Sydney aku masih baik-baik saja, aku tidak merasakan ada keanehan apapun sampai di hari ketiga, suhu tubuhku meningkat. Awalnya kupikir, aku hanya kelelahan, tetapi saat kembali ke hotel, ternyata aku heat." Donghyuck menjeda, "Aku membongkar isi koperku, tetapi tidak menemukan botol obat. Yeah, kuakui aku memang bodoh.. Seharusnya, aku selalu membawanya kemana-mana. Lalu, aku menghubungi Minhyung karena disaat itu yang terlintas di kepalaku hanyalah dia."

The Casanova | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang