***
Gua menengok samping kanan, ada Arga yang lagi sibuk ngeliati depan, terus disampingnya Azalea orangnya juga lagi sibuk ngobrol. Yuhuuuu, untunggg aja nggak ada yang denger, kalau sampai ada, gua do'ain yang tadi nguping waktu Azalea lagi cerita, semoga kupingnya budeg ketutup kopok satu ton
Gua berusaha menenangkan dia yang tampak gelisah. Sehabis menceritakan sepenggal kisah hidupnya diwaktu kuliah, dia tampak murung dan agak bersedih
"Leaa, aku kasih tau ke kamu, kamu itu gak gagal Leaaa, sama sekali enggak, justru menurut aku, kamu malah berhasil, berhasil jadi orang yang kuat sampai saat ini, berhasil udah bisa bikin orang lain jadi kebantu gara gara kamu
Kamuu hebat bangett Le, bisa bikin seneng orang banyak, orang orang bahagia karena ada kamu, ada uluran tangan kamu, dari semua waktu kamu, kamu kasihin ke mereka
Le, mereka juga sedih kalau ngeliat kamu sedih, tambah nangis kalau ngeliat kamu sampai nyerah, jangan yaaa Le, jangann, kamu kuat Le, kamu hebattt"
Gua meyakinkan dia, bahwa esok hidupnya akan baik baik saja. Sejatinya bumi akan terus berputar, sama halnya seperti roda kehidupan. Tenangg ajaa, sakit dan perihnya itu cuma sebentar, nanti juga bakalan sembuh lalu berujung tumbuh, karena semua ini hanya proses pendewasaan
Mata kami saling menatap, melempar senyum satu sama lain, diakhiri dengan ketawa yang masing masing dari kami giginya tampak terlihat
Gua menggenggam tangannya, lalu menempelkan ke wajahnya. Aura kecantikannya muncul, nampak benih air mata dipelupuk matanya, namun dia enggan untuk menumpahkannya
"Matur nuwun nggeh mas Fajarr"
Suara lembut Azalea masuk dengan sopan ke telinga gua. Subhanallah ini mahh emang bener bener bidadari euyy. Gua mendekat kearahnya, berniat untuk mencium keningnya sebagai jawaban atas ucapannya tadi
"Woyyy Jarr kalau mau mesum jangan disini gilaa, malu diliatin orang orang". Arga ngagetin sambil menepuk pundak belakang gua. Sialann nih anak ganggu orang mau atraksi ajaa
Gua dan Azalea kembali bersikap normal, setelah ditegur sama bapak bapak kosan. Gua melihat sekeliling, berharap nggak ada yang merhatiin ngapain gua barusan,
Tengokk kanannnn... Tengokk kiriii.....
Ternyataaa gak adaa, syukurlahhh, nasib anak sholeh yaa begini
"Lu gak tau kondisinya orang mau dapet jidatnya putri salju apaaa?". Gua berbisik pelan ke arah Arga
"Hahaaa, sukurinn, lagian lu bego juga anjirr, udah tau tempat umum juga"
"Yee gua khilafff kali, namanya juga orang kasmaran"
"Ssttt.. udah diemm, dikit lagi gua mau dipanggil nii". Arga mengisyaratkan diam dengan jari telunjuk dimulutnya
Suasana berlanjut hening, nggak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua serta tamu undangan yang lain.
Satu persatu calon wisudawan dan wisudawati naik keatas panggung, tapi nama Arga belum juga dipanggil, kayaknya nih dosen kelupaan dehh kalau ada yang namanya Arga
Hingga hampir dipenghujung nama pemanggilan belum ada tanda tanda kalau namanya Arga bakalan dipanggil. Tuhh kann apa gua bilang, dosennya pasti lupa, maklum umurnya juga udah tua
Gua melihat Arga yang sikapnya nampak keheranan melihat orang orang yang naik keatas panggung, matanya jelas jelas melihat detail keseluruhan yang ada disana, mulutnya komat kamit sendiri kayak mbah dukun mau ngobatin pasien
"Gaa, lu kenapa sihh? Gua ngeliatin daritadi lu aneh banget". Gua memberanikan diri untuk bertanya sambil kepala gua miringkan kesebelahnya
"Ehh Jarr kok aneh banget yaa, daritadi gua nggak nemuin temen satu fakultas bahkan satu angkatan naik keatas panggung"
"Ahh yang bener lu Gaa?"
"Seriusan anjirrr, mereka itu yang pada naik kepanggung, kakak tingkat gua Jarrr"
"Hiyahhh mampuss luu, paling dosen lu kemaren lagi ngeprank lu doang kali"
Mendengar ucapan gua barusan, Arga menengok kearah gua dan memukul bahu gua
Tuhh kan malah tambah panik. Hahaaa, sukurin lu diprank sama dosen sendiri, mana dandan udah kayak mau diwisuda, tapi akhirnya gak jadii, cupp cupp kasihann anak entong
"Prosesi wisuda telah selesai, acara selanjutnya adalah sambutan dari Dewan Rektor"
Begitulah kalimat yang dilontarkan oleh pembawa acara
"Wahh anjirr beneran diprank nihh sama dosen gua sendiri, sialann emangg". Arga kesal memukul tangannya sendiri sambil ngomong didepan gua
"Udahh ayo Jarr cabut, percuma bego disini mau ngapainn". Dan tampaknya dia mulai kesal bungg
"Ealahh ntar dulu lahh, orang tadi gua juga bercanda ngomongnya, tumben banget baperan lu"
"Lah itu lu tadi gak denger prosesi wisuda telah selesai, ayoo dahh pulang", ucap Arga dengan perasaan nyerah
Tangannya menarik gua buat berdiri, tapi gua tahan dia biar gak kebawa emosi. Gua suruh dia biar duduk lagi, biar tenang lagi. Dan akhirnya nurut, baguslahh
Nada bicaranya tadi terdengar tinggi, namun tidak mengganggu konsentrasi yang lain buat menikmati acara ini. Tiba tiba kepalanya Azalea nongol diatas paha gua dan menatap gua dengan penuh kecurigaan
"Hayooo ngomongin apaan?", tangan Azalea menunjuk ke arah gua dan Arga
"Ini Arga minta dibeliin es krim, ngambek katanyaa", jawab gua bercanda
Tangan gua disenggol sama Arga yang nampaknya memang benar lagi ngambek, lalu dia memberi penjelasan ke Azalea
"Udahh ayo Le, pulang aja lahh, wisuda gua besok besok ajaaa gampangg itu mahh", ucap Arga dengan nada menyerah
"Lahh ini Arga kenapa jadi ngambek beginii Jarr, kamu apain niihh?". Lahhh gua mana tau Munaroh, yang ngambek siapa, nanyanya kesiapa
"Nggak tau jugaa aku Le", jawab gua sekenanya
"Udahh ayoo lahh pulang ajaaa". Arga tetap membujuk gua dan Azalea untuk pulang
"Yaudahh ayoo balik", ucap gua tanda menyetujui ajakannya Arga
Makin disini makin keras kepala juga, kalau beneran pulang juga nggak enak buat dia takutnya malah nyakitin perasaannya, serba salah emang
Kami berdiri, lalu perlahan meninggalkan kursi yang kami singgahi tadi. Sementara Dewan Rektor masih berpidato mengaung ngaung diatas panggung, sampai ada orang dibelakanh kami yang membicarakan kami, karena belum waktunya selesai sudah pulang duluan
Gua nggak menggubrisnya sama sekali, mau dia tengkurep kek, jungkir balikan kek, tidur berdiri kek, bodoamat gua mahh, orang nggak ngasih duit ke gua juga
Kami berjalan melewati kerumunan orang banyak yang sedang merayakan keberhasilan. Masih berada didalam gedung, disebelah kiri ada orang orang yang sedang mengabadikan momennya dengan kamera, disebelah kanan ada juga mahasiwa yang sedang nangis menghadap orangtuanya, terharu, gua rasa air mata yang keluar dari mereka, air mata kebahagiaan
"Untuk saudara Arga Pramono silahkan naik keatas panggung" . Dewan Rektor memanggil namanya
Kami bertiga terkejut terheran heran, tepat dipintu keluar, nama Arga dipanggil. Tapi bau baunya nggak bilang bakal diwisuda, mana yang bilang Dewa Rektornya lagi
Gua ngeliat Arga yang tadinya kesal sekarang malah ditambah marah marah nggak jelas
"Yailahhhh ada apaan lagi sihhh". Begitulah ocehan yang keluar dari mulu indomie
"Yaudahh Gaa turutin ajaa, siapa tau lu dapet doorprize, kan lumayan". Gua berusaha menenangkannya
Selanjutnya ada di minggu depan, terimakasih banyak untuk kalian yang sudah bisa nerima karya ini hidup diantara ribuan yang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpang
RomanceMereka datang dari masalah mereka masing masing, hingga akhirnya mereka dipertemukan menjadi orang yang saling menguatkan. Ada yang kuat menahan dukanya, ada yang nyerah untuk dibicarakan selanjutnya. Fajar dan Arga yang hobinya suka ngelawak, kala...