***
Azalea menata piring itu dirak piring, lalu berjalan kea rah gua yang lagi duduk. Tanpa ucapan apapun dan jabatan tangan sekalipun. Tiba tiba dia menyambutnya dengan pelukan hangat yang sangat erat. Sampai Arga yang duduknya agak jauh dari gua ikut keheranan, bahkan semut merah yang berada disarang, dan cicak didinding pun ikut keheranan melihat tingkah Azalea yang mendadak meluk gitu
"Yaaa ampunn Jarr, kamu kemana aja coba? Kok nggak pernah ngabarin aku sama sekali sii, aku kan kangenn", ucap Azalea dengan suara lirih tanpa melepas pelukannya
Tiba tiba jantung gua berdegup lebih cepat. Ada perasaan bersalah yang membuat diri gua tidak bisa berkata apa apa. Kurang bodoh apalagi coba gua sampai nggak kepikiran buat ngehubungin dia sama sekali
Gua masih belum sanggup buat ngeluarin sepatah kata pun. Seperti dihujani satu pisau yang teramat tajam. Suaranya tadi yang lirih, kini berubah menjadi isak tangis yang rintih. Membasahi wajahnya yang cantik dan turun menetes ke pundak gua sampai terasa basah
Gua membiarkannya lebih lama berada dipelukan. Gua merasa, ini wujud nyata dari rindu yang teramat sangat. Dan mungkin hanya ini penawar dari rindu itu yang paling ampuh untuk mengobatinya
Peluknya tadi yang amat kencang, kini perlahan reda."Maafin aku yaa le, aku juga kangen, rasa kangen aku juga nggak akan berubah", ucap gua berusaha untuk menenangkan dirinya
Azalea melepaskan peluknya sambil mengusap kedua matanya yang terus menerus berlinang air mata. Wajahnya persis berada dihadapan gua. Terilhat jelas warna almond dari kedua bola matanya yang berbinar terang, bibirnya yang mungil itu menampakkan rias senyum yang mulai terukir indah
"Sampai kapan pun?!", tegas Azalea dengan tatapan matanya mendelik keatas, tatapannya yang begitu seram mirip lukisan Monalisa
"Bahkan sampai aku jadi debu pun, aku tetap sayang sama kamu", jawab gua sambil mengusap rambutnya dengan pelan
Azalea memeluk lagi tanpa diundang. Mungkin daya magnet yang ada didalam diri gua terlalu kuat, jadi bisa narik Azalea yang aduhai itu kembali ke pelukan. Tidak berlangsung lama seperti yang pertama tadi, kemudian dia melepaskan pelukannya
"Udah acara peluk pelukannya?"
Timun suri kalau ngomong emang nggak pernah bikin adem telinga orang. Kedua pasang bola mata gua dan Azalea serempak tertuju ke arah Arga yang duduk agak jauh dari kami berdua
"Udah biarin aja Le nggak usah didengerin, cucunya Sun Go Kong emang begitu orangnya"
"Yee sirik aja lu tudung saji", balas Arga lagi yang nggak mau ngalah
"Sttsss... udah udah jangan jangan berisik ahh, ayoo sini ikut aku, duduk disini aja", ajak Azalea sembari menuntun gua ke meja VVIP
Gua mengikuti langkahnya, disusul dengan Arga yang membawa plastik besar ditangannya
"Lu mau minum apa Gaa?", tanya gua sebelum pantat nempel ke kursi
"Apaan aja asal yang enak", jawabnya santai, lalu duduk dikursi
"Enak semua disini mah Gaa"
"Yaudahh pesen semua"
"Lahh lu kira ini kafe punya nenek moyang lu", balas gua dengan nada naik. Disusul dengan tawa kami bertiga setelah mendengar lelucon lelucon basi yang keluar dari mulutnya sang ahli
Azalea kembali kedapur untuk membuatkan minuman buat kami bertiga nantinya. Ia kembali belum ada hitunga lima menit, dengan membawa tiga cangkir berbeda dan dengan isi yang berbeda. Dan berperan sebagai bumbu pelengkap untuk perayaan mala mini
Kami bertiga duduk melingkar dihadapan meja bundar, hampir mirip sama rapat konferensi meja bundar. Azalea menyodorkan gelas masing masing kepada penikmatnya. Jus alpukat untuk dirinya, tea matcha latte untuk gua, dan...
"Lahh kok gua dikasih air putih doangggg", teriak Arga dengan wajah kebingungan
"Kan lu tadi mintanya apaan aja asalkan yang enak, yaudah gua kasihb air putih", balas Azalea dengan tenang. Hahaaa, sukurin lu, mabok air putih
"Iyaudah iyaa mbak bos, saya manut aja deh, ini ada oleh oleh dari bebek Donald. Sekaranggg, kita waktunya makan makan enak"
Arga mengeluarkan kardus kotak kecil berisi makanan dari plastik besar itu. Gua yang melihatnya saja sudah ngiler sampai tumpah tumpah. Gila ini makanan enak banget sumpah. Baru kali ini gua ngeliat makanan selezat ini.
Pizza yang berbentuk lingkaran penuh, dengan taburan keju mozzarella dan potongan daging sapi, ditambah creamer yang lumer membasahi seluruh permukaan dan potongan daun bawang sebagai penghias. Hmmhhh, hirup aromanya aja udah bikin kenyang, apalagi kalau dimakan, bisa bisa naik berat badan gua hingga seribu kali lipat
"Widihhh, lu ulang tahun Gaa?", tanya Azalea. Wajah Azalea yang tiba tiba saja ceria level sepuluh melihat makanan didepannya.
"Iyaudahh anggep aja ulang tahun", balas Arga
"Idihh sombong banget lu sekarang mentang mentang abis diwisuda trus udah dapat kerjaan baru", Azalea mengalihkan pemandangannya ke Arga
"Yailahhh, lu udah dikasih masih aja bilang sombong, lu mau nggak? Kalau engga mau gua bungkus bawa pulang lagi niii", tanya Arga
Tak perlu dijawab pakai ucapan, mendadak saja tangan Azalea menyambar bagai kilat ke arah potongan pizza yang lezat itu. Lalu dikunyahnya dengan lumeran keju dimulutnya. Arga keheranan melihat Azalea yang secantik itu, ternyata bisa luluh juga hanya dengan makanan. Sedangkan gua sendiri, hanya bisa tertawa melihat dua orang dihadapan gua ini sedang bahagia.
"Sumpahhhhh ini enak bangett coyyy", ucap Azalea sambil mengunyah dengan khusyuk.
Arga membalasnya dengan ketawa,"Dihabisinnn Le, jangan kasih sisa"
Daripada keburu habis, nanti malah guanya nyesel, mending gua ikut sikat juga. Mumpung lagi gratis yee kann, kapan lagi coba gua makan makanan beginian
"Lu nggak capek nahan gengsi Jarr?", tanya Arga
Busettt nih biawak ternyata bisa baca pikiran orang juga. Gua menampakkan tawa tawa palsu sebagai balasannya. Lalu gua ambil dengan sigap potongan pizza itu untuk dimasukkan ke usus 12 jari
"Tenang aja, stoknya masih banyak, mala mini pokoknya kita senang senang aja", ucap Arga
Arga mengeluarkan beberapa makanan lagi kemudian ditaruh rapih diatas meja. Gua dan Azalea nggak ada pilihan lain, kecuali kata senang yang menghinggapi wajah kami berdua
"Le mumpung udah sepi, sekalian tutup kafe aja gimana?", saran Arga setelah matanya melihat sekeliling
"Hehh jangan macam macam lu disini", balas Azalea sambil menunjuk ke arah Arga dengan tatapan sinis
"Yaa ampun nggak gitu Le, maksud gua biar kita bertiga aja dikafe ini, biar nggak ada orang lain yang ganggu, nanti kan kalau ada yang pesan ini itu jadi ricuh suasananya", Arga menjelaskan panjang lebar, namun Azalea tetap saja diam dan posisinya tidak berubah.
"Hari ini kafe gua sewa deh", lanjut Arga
Terimakasih banyak untuk kalian yang sudah bisa nerima karya ini hidup diantara ribuan yang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpang
RomanceMereka datang dari masalah mereka masing masing, hingga akhirnya mereka dipertemukan menjadi orang yang saling menguatkan. Ada yang kuat menahan dukanya, ada yang nyerah untuk dibicarakan selanjutnya. Fajar dan Arga yang hobinya suka ngelawak, kala...