SESUATU DI JOGJA

2 0 0
                                    

                                                                                       ***

                                                                                       ***

                                                        "SELAMAT DATANG DI JOGJAKARTA"

Tugu ternama sebagai simbol penghormatan bagi siapapun itu yang akan bertamu ke kota ini. Dan untuk pertama kalinya gua merasakan hawa dan angin Jogja yang sejuk. Dengan lalu lintas yang ramai namun tidak padat. Cukup tertib juga, walaupun nggak banyak polisi yang mengatur di jalan

Gua membuka kaca jendela sedikit lebih terbuka. Membiarkan aroma istimewa ini mengisi seisi mobil. Begitupun dengan Azalea, gua melihatnya dengan wajah yang sangat senang. Setengah dari tubuh badannya keluar dari jendela mobil yang berada di sebelahnya

Teriakan kegirangan yang keluar dari mulutnya terdengar nyaring. Pancarona senyum di wajahnya terbesit indah. Matanya berbinar terkena sinar bulan purnama. Ia menarik nafas panjang, lalu kembali masuk ke dalam mobil

"Jarrr, sumpahh aku kangen bangetttt" ucap Azalea dengan wajah yang teramat riang

Gua membalasnya dengan senyuman, lalu kembali fokus menyetir. Gemerlap lampu kelap kelip di jalan Malioboro terlihat jelas, beberapa kursi duduk panjang warna hijau terisi oleh pemuda pemudi yang sedang asik berbincang, angkringan jawa yang khas jawa terpampang rapih di sepanjang jalan

Kaca jendela kini terbuka sepenuhnya. Gua memasuki alun alun Kota Jogjakarta. Melewati tugu yang melingkar di perempatan jalan, keratin jawa yang masih kental dengan adat istiadatnya kini ramai disinggahi oleh pengunjung

Gua sangat tertegun dan bangga bangetttt. Padahal gua baru pertama kali ini datang ke Jogja, tapi rasanya udah secinta ini sama kota abstrak yang nggak bisa gua gambarin lagi istimewanya

"Kita lanjut dengan lagunya Adhitia Sofyan – Sesuatu Di Jogja"

Suara radio di dalam mobil yang tadinya pelan, kini gua naikkan volumenya sedikit lebih kencang. Entah apa yang gua rasakan, semesta ini sangat mendukung banget dengan kehadiran gua yang berkunjung ke kota ini dan langsung ditemenin sama lagu yang lahir di kota ini

Romantis yaa Tuhannn, bisa menghibur hati makhluknya sehabis merasakan tipu tipunya dunia ini. Azalea melihat ke arah gua dan melemperkan senyum manisnya yang nggak nanggung nanggung

"Jarrr, udah jatuh cinta belum?" tanya Azalea

"Sama kamunya?" balas gua sambil senyum ke arahnya

"Ishhh bukannn, sama kota iniiiii" Azalea menggerutu kesal

"Jogja sama kamu sama sama Istimewa" yeee yee satu gombalan maut terlontar

Wajahnya Azalea berubah jadi tersipu malu dan memerah di pipinya, "Istirahat dulu yuk, di sebelah sana tuh kayaknya enakk" ajaknya sambil menunjuk ke depan

"Yaudahh"

Gua menepikan mobil ke arah parkiran yang sudah disediakan oleh pihak wisata Kota Jogja ini. Lalu turun dan berjalan ke angkringan yang dituju Azalea tadi

"Hayukk Jarrr" ajak Azalea tergesa gesa

"Iyaaa iyaaa, bawel bangett si kamu kayak Azalea"

"Lahh ini kan emang akuu?"

"Ohh emangg yaa, yaudahh ayoo, hehee" gua terkekeh dan menggandeng tangannya. Lalu berjalan ke trotoar yang akan mengantarkan kami melihat indahnya seisi Kota Jogja ini

Sepanjang jalan yang kami temui berbagai keramahan dan rendah hati dari mereka. Dan akhirnya kami berhenti di angkringan pinggir jalan yang tidak terlalu ramai pengunjung. Kami duduk lesehan di trotoar dengan alas tikar dan menghadap ke arah jalan raya

"Susu jahene mas setunggal" pesan Azalea kea bang penjual. Lalu menatap ke arah gua, "Kamu mau apaa?" tanyanya

"Samaan aja kayak kamu" gua menjawab sambil melempar senyuman

"Setunggal malih nggih mas" lanjut Azalea

"Nggeh mbak, sekedap nggih" jawab si penjual itu

Tak lama kemudian minuman itu datang di hadapan kami beserta gorengan dan kawan – kawannya. Gua menyeruput minuman yang baru pertama kali gua rasain di lidah gua.

Hadehhhh, panasss bangetttt gilaaaa di tenggorokan kayak diolesin balsam geliga. "Le ini minuman apaan sihh? Kok panas bangettttt di tenggorokan sama perut" gua menahan panas di dalam

Azalea membalasnya dengan tertawa, "Pelan pelan ihh minumnyaaa"

Azalea menyodorkan air putih dingin. Menyuruh gua untuk meminumnya. Lumayanlahh udah agak mendingan. Gilaaa, mujarab banget nih air putih, gini doang bisa ngilangin panas di tenggorokan kalah sama air dukun

"Udah mendingan?" tanya Azalea

Gua mengangguk, lalu mencomot gorengan.

"Mulai saat ini aku jadi tour guide kamu, KHUSUSSS DAN GRATISSSS" ucap Azalea dengan tangannya membentuk lingkaran pakai telunjuk dan jempol

Kami menghabiskan malam purnama di tengah ramainya suasana Jogja. Ada yang istimewa dari sini, sangat istimewa. Semasa gua hidup, kalau gua boleh memberikan sebutan untuk kota kota tertentu. Di sebelah barat, ada Bandung, ia tercipta waktu Tuhan sedang tersenyum. Di tengah ada Jogja, ia tercipta waktu Tuhan sedang tertawa. Dan Jakarta, tercipta sebagai tempat untuk mereka yang meneteskan air mata dan keringatnya demi menghidupi keluarga dan orang tercinta

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang