***
"Kita kena tipu Jarrrr"
Cuma kata kata itu yang gua dengar dari mulutnya Arga. Bangsattlahhh, manusia manusia kayak gitu maunya apa sih yang dia pengen dari kami. Dan kenapa harus kami gitu yang ngerasain hal sepahit ini? Kenapaaa?
Gua marah, sangat marah. Tapi nggak gua terapkan jadi tindakan yang berbau kerusakan. Di dalam hati doang gua ngerasa kesalnya, nggak mau bagi ke orang orang
"Sabar Jarr, sabarr Gaa" ucap Azalea rintih
Azalea doang udah yang gua rasa kuat bisa nerima semua ini. Sedangkan gua dan Arga, lemah banget anjirrrr. Semesta maunya apa sihh? Apaaaa?!!
"AKKKHHHHHHHH" teriak Arga kencang
Gua yakin seisi stasiun dan seluruh penumpang yang ada disini mendengar teriakannya. Bahkan suara pengumuman yang keluar dari pengeras suara stasiun di setiap sudut pun kalah sama teriakannya Arga
Nggak ada yang bisa diharapkan lagi. Mau berteriak dan bertindak sebrutal apapun nggak akan membaikkan keadaan. Kadang hal hal seperti ini cukup perlu diterima dan diakui saja keberadaannya
Gua, Arga dan Azalea duduk termenung di emperan stasiun. Tepat di barisan pedagang pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangannya. Tas yang kami bawa masing masing pun, kami sandarkan di kaki agar tidak terlalu memberatkan punggung
Tidak ada rencana dan tindakan nyata apa yang akan gua lakukan setelah ini. Hanya pikiran kosong dan serta tatapan yang membuyarkan konsentrasi logika untuk diajak berkompromi
"Bang jus mangga satu" ucap Azalea tanpa berdiri dari tempat duduknya
"Saya juga bang" dilanjut Arga dengan tatapan tetap mengarah ke depan
"Saya jus jeruknya satu deh bang" gua menutup pesanannya
"Lu pada mau mesen minuman apa lagi kesambet setan"
Gua menoleh ke arah wajah penjual itu. Ditambah lagi dengan tatapan mautnya Arga dan Azalea. Lagiannn kayak nggak tau orang lagi frustasi aja apa, malah diajak bercanda, ntar giliran gua bercandain balik aja pada nggak ketawa. Mampus dah lu ditatap sama trio ubur ubur, auto kena hipnotis level empat
"Iyaa iyaa oke siap pesanan segera meluncur" ucap penjual itu dengan terbata bata
Langit sore yang menawan, di bawahnya burung burung terbang bermigrasi, rombongan awan berarak mengikuti angin bertiup kencang. Paket lengkap yang menemani gua bertanya tanya dalam di dalam kepala
Dalam kepala suara suara yang sama sekali nggak gua kenal, kini datang layaknya pasukan Romawi yang ingin menyerbu kekaisaran Dinasti Ching. Meminta untuk dijawab atau ditanya dalam waktu yang bersamaan
Gua berpikir nggak butuh waktu lama buat ngerasain pahitnya hidup tuh seperti apa. Baru aja kemarin ada masalah Azalea, sekarang ada lagi kami pakai ditipu. Yang jadi pertanyaan besar adalah, kenapa harus gua, dan kenapa harus seburu buru ini sih semesta kasih masalah yang rumit?
Apa ia pikir gua bisa ngelewatinnya? Ada banyak orang diluaran sana yang sedang putus asa atas apa yang tengah di alaminya. Lalu mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang nggak lazim
"Jarrr, Fajarrr"
"Hahhh, iyaa apaan?" gua kaget sekaget kagetnya setelah ada suara yang membangunkan lamunan gua
"Kamu gapapa Jarrr?" tanya Azalea
Gua membenarkan cara duduk dan membuat diri seolah baik baik saja. "Iyaa gapapa Le" gua melemparkan senyuman padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpang
RomanceMereka datang dari masalah mereka masing masing, hingga akhirnya mereka dipertemukan menjadi orang yang saling menguatkan. Ada yang kuat menahan dukanya, ada yang nyerah untuk dibicarakan selanjutnya. Fajar dan Arga yang hobinya suka ngelawak, kala...