BUKU LAMA

10 0 0
                                    

***

Tanpa banyak bacot lagi, gua langsung tidur di sofa ruang tengah yang empuknya udah kayak trampoline ditumpuk tiga, ditambah lagi dengan tumpuan bantalnya paha Azalea. Sedangkan Arga tidur disebrang sana dengan sofa yang tidak terlalu besar, namun cukup untuk dia tempati

Gua terbangun ketika matahari sedang terik teriknya. Bahkan panasnya itu mampu membangunkan gua yang terasa panas kegerahan dengan keringat yang membanjiri leher dan sekitarnya

Gua berusaha duduk dengan tegak, walaupun badan sedikit tersandar ke punggung sofa. Gua melihat Azalea sudah nggak ada baunya di sekitaran sini, yaudah lah mungkin dia pulang. Sementara Arga, perlahan lahan terbangun, gua rasa dia kebangun gara gara panas matahari juga ini, haha senasib kita boyy

"Aduhhh---" gua mengeluh pelan. Nggak sadar kalau badan gua masih sakit buat digerakin. Padahal gua cuma sekedar meregangkan otot tangan doang, sakitnya minta ampun

"Lu gapapa Jarr?" Arga bertanya sambil membuang nafas panjang

"Gapapa"

"Gak usah kuat deh lo, orang semalam abis perang badar terus sekarang lo bilang gapapa" ejeknya

Terserah tutup toples mau ngomong apaan juga gua iyain aja dah, lagi malas memperpanjang bacotan kali ini

Tak lama kemudian, Azalea datang dari dapur dengan membawa tiga cangkir teh hangat yang berada di atas nampan putih. Gua kirain ini orang udah pulang, atau pergi kemana gitu, kan biasanya dia gitu. Menginap disini, besok paginya udah ngilang aja

"Udah mendingan Jarr?" Azalea duduk disebelah gua. Lalu meletakkan cangkir itu di atas meja

"Gua nggak ditanyain nii Le?" celetuk Arga

ASTAJIMMMMM, ini anak nyaut aja kayak kabel listrik. "Iyaa iyaa Arga kamu juga udah mendingan?" lanjut tanya Azalea

"Iyaudahh gapapa kok" jawab Arga. Yee plastik siomay tadi lu ngatain gua katanya sok kuat, terus sekarang malah lu yang sok kuat, munafik dasar lu

Azalea mengeluarkan kotak P3K yang dia bawa dari dapur. Beberapa kapas, plester, betadine, dan kain hangat. Dia menegakkan tubuhnya dan menghadap ke arah gua

"Tahan jangan cengeng" perintahnya dengan nada yang lembut

"Pelan pelan Le"

"Iyaaa sayanggg"

Azalea mulai membersihkan luka di wajah gua. Dengan sangat hati hati, dia terus menatap kedua mata gua yang merem melek menahan sakitnya. Tidak jarang juga dia ketawa melihat tingkah gua yang babak belur begini

Sesekali gua menatap balik kedua matanya, tampak berbinar biru yang bersarang di bola matanya. Dibalik semua itu mengundang seribu pertanyaan, apa yang terjadi pada dirinya selama ini. Dan gua rasa ini ada kaitannya sama kejadian semalam

"Aduhhh aduhh"

"Eiyaa maaf maaf Jarr, sakitt yaaa?" tanya Azalea

YAIYALAH BU DOKTER, ORANG ABIS BAKU HANTAM DIKIRA MAIN PETAK UMPET

"Iyaa iyaa gapapa Le"

"Maaf yaa Jarr, gara gara aku semalam kamu sama Arga jadi kayak gini"

"Gapapa kok Le, lagian ini juga tugas aku buat selalu ngejaga kamu"

Tiba tiba Azalea menjauhkan tangannya yang berisi kain hangat itu dari wajah gua. Wajahnya murung menghadap ke bawah. Yahh kan salah lagi ucapan gua, ngomong salah, nggak ngomong juga salah, mending gua jadi pohon dahh

Gua melihat Arga yang tadinya duduk agak jauh dari gua, kini sudah mendekat dan duduk dibawah. Dia meminum tehnya yang masih panas di cangkir itu, lalu meletakkannya lagi

"Lu apain tuh?" tanya Arga dengan mata yang menyorot ke arah gua

Gua cukup menggelengkan kepala saja untuk memberikan jawaban pada Arga. Lagipula gua mengerti keadaan seperti ini, nggak bisa buat bercanda

"GUA INI KOTOR JARRR, GUA INI CUMA WANITA JALANG PEMUAS NAFSU LAKI LAKI"

Tiba tiba kata kata kotor itu keluar dari mulutnya Azalea. Sontak gua langsung kaget dan memperhatikan dirinya dengan wajah yang masih menunduk. Di dalam kepala gua, masih bertanya tanya ada apa dengan sesosok Azalea ini

Azalea melihat diri gua yang sedari tadi memperhatikannya. Dengan kedua tangannya memegang wajah gua yang masih biru biru. Udah tau masih sakit, barusan juga abis disembuhin sama dia, masa udah diremet remet aja

"Jarr, dengerin akuu, DENGERINN AKU FAJARRR –"

"Aku kasih tau kamu sekali lagi, aku ini cuma wanita nggak punya harga diri, dan harta berharga dari diriku sudah hilang. AKU UDAH GAK PERAWAN LAGII, SEKARANG BEBAS KAMU MAU PERGI ATAU MASIH SAMA AKU JUGA TERSERAH"

Derai tangisnya terdengar kencang. Membanjiri wajahnya dan menetes jatuh ke bawah. Dan posisi tangannya pun masih memegang wajah gua

Gua sengaja tidak membuka mulut dan berbicara walau sepatah kata pun. Nggak enak takut mengganggu perasaan dirinya juga makanya gua cuma bisa diam daritadi

"Kamu tau Jarr?!! Laki laki yang semalam datang ke kafe itu siapa? Dia mantan aku, yang udah aku kasih semuanya dari diriku. Semuanyaaaa!!!"

Cengkraman tangannya yang erat itu terlepas dari wajah gua. Kini Azalea membungkuk sambil memeluk erat kedua kakinya. Wajahnya ia sandarkan di lutut, rambutnya yang panjang itu terurai dan basah akibat kena air matanya

RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang