KEPURA PURAAN

47 18 6
                                    

***

Disusul dengan berbagai macam candaan yang membuat suasana tidak sehening itu lagi. Kami berdua tertawa lepas dipekatnya malam dan dinginnya hujan. Azalea membuka makanan dan minuman, yang ia simpan di tas kecilnya itu. Tuh kan apa gua bilang, kayaknya itu bukan sekedar tas biasa yang dijual dipinggiran jalan deh, gua yakin itu dia dapat dari give away nya Doraemon

"Ini minum dulu biar nggak haus", Azalea menyodorkan sebotol minuman segar yang berasa ke arah gua.

"Gimana mau minum, tangan aku aja lagi nyetir, emang kamu mau kita mati berjamaah"

"Ishhhh.... Nihhh minum", Azalea memasangkan sedotan pada botol biar gua gampang minumnya

Bukannya gampang masuk mulut, malah masuk lubang hidung

"Nggak masuk hidung juga kali Le, emang aku gajah apa punya belalai"

"Ehh iyaa map sayang, mana cobaaa yang sakit, sini biar aku tambahin", nada bicaranya yang mengalun sekaligus mengejek

Gua menunjukkan hidung pesek yang barusan kecolok sama sedotan plastik itu. Dengan sikap lembutnya Azalea yang teramat lembut udah kayak bangku sofa membuat gua luluh seketika. Ditiup, diraba, dan dikecup hidung gua. Mendadak rasa sakitnya hilang kalau kayak gini caranya

"Jadi makin sayang deh aku", ucap gua sambil nyengir

"Helehh gumball, nihh dibuka mulutnya", balas Azalea, lalu memberikan sedotan itu tepat ke mulut gua sekarang

SRRPPPPP...

"Uhh segerrrr, thank you Le"

"Heheee, Love You Jarr", Azalea menggoda sambil mencubit pipi gua

Nggak terasa perjalanan ini pun sudah tiba didaerah Kota Bekasi. Kota kecil yang nggak kalah jauh metropolitannya dibanding Jakarta. Bisa dibilang pinggirannya Jakarta. Dan banyak orang bilang juga, Kota Bekasi itu Kota Patriot, karena dulunya banyak pahlawan yang berjiwa patriotism didaerah sini gugur dalam medan perang

Sepengalaman gua, gua pernah kerja didaerah Bekasi. Dipusat kotanya dekat dengan alun alun yang pemandangannya masih cukup hijau berseri. Pengalaman gua bekerja disana sebagai tim kreatif disalah satu firma ternama, namun itu tidak berlangsung lama. Gua memutuskan resign setelah tiga bulan kerja disana, karena jarak antara kantor dengan rumah sangat jauh

Penduduk asli Bekasi bisa dibilang orang betawi. Karena banyak orang bilang, dulunya sesepuh betawi yang bernama pitung pernah menetap dan tinggal disini. Bahkan dia merjuangkan tanah ini dari penjajah

Sudah 2 tahun gua nggak sempet berkunjung ke kota ini. Hari ini kalau dilihat dari segi infrastrukturnya pun jauh berkembang pesat ketimbang gua dulu masih bekerja disini. Ramainya gedung gedung tinggi, tempat hiburan dan pusat perbelanjaan dimana mana, membuat kota ini sering digemari dari kalangan anak muda untuk sekedar berkumpul atau hangout

Namun sayangnya, lahan pertanian sudah hampir kritis karena dibabat habis oleh oknum oknum yang hanya ingin memerhatikan kepentingannya sendiri. Sibuk membangun sampai lupa berkebun. Itulah Bekasi, kota kecil yang memiliki seribu cerita suka duka yang tersimpan rapih didalamnya

Gua melihat Arga yang duduk dikursi belakang lagi asik banget mainin terompetnya yang bunyinya mirip kodok kejepit batu. Sedangkan Azalea yang duduk disamping gua daritadi sibuk memainkan ponselnya. Tumben banget, nih, mereka nggak pada tibur, biasanya udah stay ngiler duluan mereka

Daripada diam diaman begini sepi kayak notif hp, mending gua ajakin ngobrol aja mereka

"Leaa?", panggil gua

Azalea bukannya nengok malah kaget, karena saking fokusnya dengan ponsel yang digenggamnya. Padahal juga gua manggilnya pakai nada bariton yang paling rendah banget.

"Yaampunnnn Jarr, nggak ngagetin juga kali", ucap Azalea sambil mengeluarkan napas panjang dan mengalihkan pandangannya ke arah gua

"Lagian kamu fokus banget main hpnya"

"Iyaudahh iyaa, ini aku simpan", Azalea memasukkan hpnya kedalam tas kecil. Lalu berbalik menatap gua kembali dengan tatapan manisnya, ditambah juga dengan tangan lembutnya yang mengusap pelan wajah gua. Uluh uluh polos banget sih ini wanita. Untung aja jatuh ke tangan gua, coba kalau jatuh ke tangan orang yang salah, bisa bisa rusak ini wanita. Yaa Tuhannnn, engkau tepat sekali menitipkan Azalea ke Fajar, bakalan Fajar jaga kok, tenang aja

Hampir satu menit wajah gua diusap usap sama dia, mulai dari pipi, mata, jidat, hidung, lubang hidung, buluhidung, kerongkongan, esophagus lengkap pokoknya udah kayak pakait hemat KFC

"Jarr?", usapan tangannya berhenti

"Iyaaa, kenapa Le?", gua menengok ke arahnya sekejap lalu fokus kembali ke depan

"Aku boleh nanya?"

"Jangan yang susah susah yaa Le, aku belum belajar soalnya", tangannya yang tadi diam itu, tiba tiba mencubit hidung gua yang pesek ini, gapapa lah semoga aja bisa mancung

Tangannya kembali kepangkuannya, matanya pun tertuju kedpan jalan. Tampaknya dia masuk ke mode serius. Kok gua bego, sih, malah dibuat bercanda, duhh idiot lu Jarr kalau ngelawak nggak tau kondisi

Suasana tiba tiba menjadi hening. Niatnya gua yang kepengen Azalea petakilan biar jadi ramai, sekarang malah sunyi kayak rumah kosong

Sesekian menit Azalea masih tetap saja teguh dengan pendiriannya yang diam membisu. Yaa ampunn lu latihan jadi patung Le, apa lagi puasa ngomong, ayoo dong Le, jangan marah please

Hahaa, begonya gua juga nggak berani minta maaf lagi. Hadeuhhhh, lemah banget lu Jarr jadi laki, besok pakai rok aja udah kalau begini caranya. Gua memarahi diri gua sendiri

"Orangtua kamu ada dimana Jarr?", ucap Azalea

Degdeg... Degdeggg.... Degdeggg

Nggak gini juga kali Le kalau mau nanya. Ngerasuk banget langsung ke hati. Duhh Gusti mau dijawab tapi berat juga dan pasti langsung nangis nggak karuan, nggak dijawab juga nggak enak sama pacar sendiri

Gua masih bengong melihat ujung jalan ini yang nggak berhenti henti. Pertanyaannya yang keluar dari mulutnya Azalea masih terngiang ngiang dikepala. Mereka tentang mereka dipaksa muncul lagi dialam bawah sadar gua

Haruskah gua menceritakannya sekarang? Atau nanti kalau sudah waktunya? Tapi kan gua udah janji sama diri gua sendiri. Kisah hidup gua gak bakal gua certain ke siapapun itu dan kapanpun itu, kecuali Arga

Maaf yaa Le, gua cuma nggak mau nambah beban pikiran buat kamu. Kamu, cukup diri kamu aja yang kamu pikirin, diri aku, cukup aku seorang aja.

Dengan sangat terpaksanya, gua harus menjawabnya dengan alasan lain untuk menutupi apa yang sebenernya terjadi dan gua cari cara agar tetap terlihat lucu

Selanjutnya ada di minggu depan, terimakasih banyak untuk kalian yang sudah bisa nerima karya ini hidup diantara ribuan yang lain

RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang