pitu

103 14 6
                                    

Budayakan menghargai karya orang lain, ya!

Seminggu setelah ujian-

Pagi ini Moon Senior High School digemparkan oleh sepasang murid yang baru turun dari salah satu mobil mewah yang terparkir diparkiran. Mereka tampak asing dimata murid Moon SHS, karena mereka adalah murid baru. Wajah mereka sebagai saksi kalau mereka bukan orang korea asli. Murid baru berjenis kelamin pria itu memiliki hidung yang mancung, alis tebal, kulit putih bersih, mata indah, rahang yang tegas, bibir pink tua yang tipis, berbadan atletis, dan juga tinggi. Jangan lupakan rambutnya yang asli berwarna coklat.

Sedangkan murid baru berjenis kelamin perempuan yang berjalan disebelahnya juga tak kalah sempurna, ia memiliki kulit putih bersih, rambut coklat panjang, bermata lebar, alis tebal yang tertata rapi, bibir kecil namun tebal, langsing, dan juga tinggi.

Sepasang murid baru itu berjalan dikoridor sekolah dengan santainya, membuat murid Moon SHS terkesima akan paras keduanya.

"Excuse me?" Murid baru berjenis kelamin perempuan itu bertanya ke gadis yang tak kalah cantik dengannya.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanya gadis itu dengan ramah.

"Bisakah kamu membawaku ke Ruang Guru?" Tanya murid baru itu dengan hati-hati.

"Oh, oke. Ikuti aku!" Saat hendak menunjukkan arah, lengan gadis itu dicekal oleh murid baru yang laki-laki.

"Emm-namamu siapa?"

"Ah, maaf aku lupa. Aku Wang Yiren," Iya, gadis itu adalah Yiren.

"Aku Jeffie Joe, dan ini sepupuku, Dasha Taran." Jeff menunjuk gadis disebelahnya.

"Hai, panggil aku Dasha. Aku Asli Ukraina, dan Jeff asli US."

Yiren tersenyum, "Hai Jeff, Dasha, panggil aku Yiren. Aku Asli Tiongkok." Setelahnya, Yiren membantu Jeff dan Dasha dengan mengantarkannya ke Ruang Guru.

°°°

"Hi everyone, my name is Dasha Taran. Just call me Dasha. I come from Ukraine, I hope you guys can be good friends with me." Dasha memperkenalkan dirinya dihadapan teman barunya, dan berakhir disoraki murid pria dikelas ini.

"Cantik banget uyy!" Pekik Hyunjin keceplosan. Yiren segera menatapnya tajam, "Cantikan kamu kok, Yang!"

"My name is Jeffie Joe, just call me Jeff. I come from New York, United States." Btw, Dasha dan Jeff semalam sepakat akan memperkenalkan dirinya menggunakan bahasa inggris, supaya mereka kelihatan bulenya. Padahal mah, gak usah ngomong, mereka udah bisa ditebak kalau mereka bukan orang korea. Selain itu, Dasha dan Jeff sebenarnya fasih berbahasa korea, supaya lebih ngefeel makanya pakai bahasa inggris. Kurang ajar bule ini emang.

Setelah memperkenalkan dirinya, Jeff dan Dasha disuruh Bu Inyong untuk duduk dibangku yang masih kosong.

"Baik, anak-anak. Hari ini jamkos dulu, karena kami males ngajar." Pamit Bu Inyong sebelum keluar kelas.

Jeff dan Dasha langsung dikerubungin temen barunya. Namun, mereka segera diselamatkan oleh geng anak holkay. Geng Ahol (anak holkay) menggiring mereka menuju kantin.

Sesampainya dikantin, Jeff dan Dasha segera disuruh duduk.

"BIBI HICUWETAT TUDUT TIDUT TUT, ADA BULE ASLI NIH. BUATIN STEAK, YA!" Teriak Guanlin kampungan ke Bibi Jisseo, salah satu pemilik toko dikantin sekolah mereka. Btw, pas pertama kali tau nama asli Bibi Kantin itu Jisseo, mereka segera teringat Jisso Blackpink.

"Loh, disini juga ada steak?" Tanya Dasha. Yeji menggeleng, "maafin Si Guanlin, ya. Dia baru lihat bule asli, padahal mah gebetannya juga bule."

Dasha terkekeh mendengar penjelasan Yeji.

"Gak semua bule suka steak, buktinya aku gak suka steak." Tutur Jeff.

"Lah terus Kakak sukanya apa?" Cici yang baru datang langsung nimbrung, begitu pula dengan Somi.

"Aku sukanya kamu," Cici langsung salah tingkah mendengar jawaban Jeff.

"But, maaf kak. Cici setia sama Jisung. Jadi, dengan berat hati Cici menolak perasaan Kakak Ganteng." Tolak Cici sok cantik. Cici langsung mendapat sorakan dari Geng Ahol.

"Kecentilan lo!" Maki Hyunjin.

"Yah, Si Jeffnya kecewa!" Pekik Dasha. Semuanya terkekeh melihat raut wajah Jeff yang memerah karena malu.

"Gak, ah. Btw, kenalin diri kalian, dong. Masa kalian kenal kita, kitanya gak kenal kalian." Ujar Jeff.

"Oh, oke. Nama gue Chenle Lee."

"Gue Hyunjin Min, murid paling tampan di Sekolah."

"Aku Felicia Erlanda Lee, panggilannya Cici."

"Gue Guanlin Kim."

"Gue Yeji Park."

"Gue Somi Park."

"Gue Renjun Lee."

"Gue Yiren, yang tadi nganterin kalian ke Ruang Guru. Btw, pakai gue-lo aja gakpapa, kan? Biar kita lebih akrab." Jeff dan Dasha kompak mengangguk.

"Oh iya, kalian katanya Yiren sepupuan?" Tanya Hyunjin. Jeff dan Dasha kompak mengangguk, lagi.

"Gue sama Somi juga saudaraan," sambung Hyunjin.

"Gue sama Renjun, Cici, dan Yeji juga saudaraan." Tambah Chenle.

Dasha membuka suaranya, "pantes aja muka Si Chenle sama Cici mirip, masih ada ikatan darah ternyata."

Cici dan Chenle langsung bertatapan, dan berteriak tak terima.

"Iya, benar kok. Muka mereka mirip, dulu pernah gue kira mereka anak kembar." Timpal Yiren. Mereka semua tertawa kecuali Chenle dan Cici yang cemberut karena tak terima dikatakan mirip. Padahal mah, mereka Saudara agak jauh.

"Emm-permisi," Seorang murid perempuan menghampiri mereka.

"Boleh pinjam Chenle sebentar?" Tanya Hitomi, murid perempuan yang menghampiri mereka.

Guanlin langsung menepuk punggung Chenle kuat, dan mendorongnya ke Hitomi.

"Pinjam aja, Kak. Tapi jangan dikembalikan!" Ujar Cici. Hitomi tersenyum canggung, "Nanti aku kembaliin, kok. Duluan, ya." Hitomi menggandeng lengan Chenle menuju Taman Belakang sekolah. Setelah sampai di Taman, Hitomi tiba-tiba saja menangis.

"Chenle, di-a kembali."

Next?

2. Dear you; Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang