patbelas

86 15 6
                                        

Hari ini, Chenle tengah bersiap untuk pergi bersekolah setelah seminggu lamanya dia berdiam di Hangzhou. Sudah seminggu juga, Chenle pindah di rumah sebelah rumahnya Yiren, dan bodohnya Yiren belum sadar kalau Chenle jadi tetangganya. Padahal nih ya, tiap hari Chenle berdiri di balkon kamarnya, berharap Yiren keluar dari balkon sebelahnya juga. Tapi, Yiren gak pernah kelihatan. Sama sekali. Apa jangan-jangan Chenle di prank sama Yiren?

Aduh, parah nih kalau sampai-sampai Chenle di prank sama Yiren. Bakalan Chenle kurung di ruang bawah tanah, ye kali Chenle tega nyiksa Si Cangtip.

"Hai!" Sapa seorang gadis, ketika Chenle baru saja turun dari mobil yang dikendarai sopir pribadinya.

Gadis itu pakai bahasa Mandarin, untung Chenle cerdas.

"Hai!" Balas Chenle.

"Murid baru? Ayo gue antar ke Ruang guru." Ujar gadis tadi, dan tanpa aba-aba menarik pergelangan tangan Chenle.

Gila, nih ceue kekuatannya udah kayak samson betawi aja. Definisi kecil-kecil cabai rawit yang sesungguhnya. Otot kawat, tulang besi.

"Pindahan dari mana?"

"Seoul, Korea Selatan."

"Serius?! Muka lo gak seperti orang Korea, muka lo malah seperti orang Tiongkok. Apa lo blasteran?" Ucap gadis itu tak percaya.

"Nenek buyut gue ada yang dari Tiongkok. Btw, panggil gue Chenle."

"Beberapa hari yang lalu, juga ada murid pindahan dari Seoul. Tapi dia asli Tiongkok."

"Gue Yeh Shuhua, just call me Shuhua."

Gadis kecil tadi menyalimi Chenle.

Chenle membatin, nih cewe namanya susah benerrr.

"Oh, terus murid pindahan nya sekarang dimana?" Pancing Chenle, mencari informasi tentang Yiren. Ya, ia tahu kalau yang dibicarakan Shuhua barusan adalah Yiren.

"Dia dari kemarin izin, katanya ibunya meninggal." Jelas Shuhua.

"Kok lo bisa tahu?"

"Dia teman dekat gue, awal dia pindah kesini, gue langsung temenan sama dia. Curhat ke dia, begitu pula sebaliknya. Eh, kok lo jadi kepo tentang dia? Jangan-jangan lo udah kenal?"

"Dia orang yang udah lama gue suka, dari kecil malah. Dia Wang Yiren, ntar habis pulsek mau bareng ke rumahnya, gak?"

"Iya, dia Yiren. Oke, ntar pulang bareng aja, sekalian langsung ke rumahnya. Rumah lo mana?"

Gak gue bawa anj-

"Disebelah rumahnya."

"Oke, sip!"

°°°


Saat ini Chenle sudah siap menuju Rumah Yiren, tinggal menunggu Shuhua saja.

"Chenle! Ayo, cepetan." Ajak Shuhua dari dalam mobilnya.

Chenle menghampiri Shuhua, "kok lo belum turun dari mobil? Kita bener ke rumahnya Yiren, kan?"

"Gak, Yiren sekarang lagi di rumah neneknya. Cepet!"

°°°

"Lo tahu? Gue kira lo cuma bohongin gue tentang lo yang nyamperin gue kesini. Eh ternyata bener, dong. Makasih! Lo emang selalu ada buat gue." Ujar Yiren terharu melihat Chenle datang jauh-jauh dari Seoul pindah ke Hangzhou cuma buat nemenin Yiren.

"Demi lo apa aja bakalan gue lakuin, Ren. Kalau lo ngira gue cuma bercanda, terserah lo. Yang penting rasa gue ke lo gak bercanda kayak yang lo kira ke gue. Anjir belibet banget gue. Yaaa, intinya gitu lah." Chenle menatap Yiren dalam.

2. Dear you; Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang