enem

113 15 15
                                    

Budayakan menghargai karya orang lain, ya!

Ujian kenaikan kelas tiba. Beruntung, semalam geng anak holkay telah belajar kelompok Di Rumah Chenle ditemani dengan dua guru privat yang dibawakan dua orang dari geng anak holkay. Somi dan Yiren.

Btw, dare yang dijalankan Hyunjin dan Yiren sudah selesai beberapa hari yang lalu. Bukannya putus, Hyunjin malah menembak Yiren lagi. Bedanya, Hyunjin gak nembak Yiren untuk dare. Melainkan karena ia sudah menyukai Yiren sedari dulu. Yiren mah terima aja, kan dia udah jatuh ke pesona Memble.

Chenle pundung pas denger kalau Hyunjin dan Yiren pacaran secara resmi, bukan karena dare.

"Ini ngerjainnya gimana, sih?" Tanya Chenle ke Guanlin sebelum masuk keruang ujian.

"Ya Tuhan, gue belum bisa yang itu. Tanya yang lain aja!" Tolak Guanlin secara halus. Chenle mendengus, lalu berganti ke Yeji. "Ji, ini gimana?"

"Masak lo beginian aja gak bisa, Le? Terus gunanya Yiren ngundang guru privat semalem untuk apa?!" Bukannya menjawab, Yeji malah mengomeli Chenle.

"Bangsat, kalau gak mau jawab ya mending diem aja." Sahut Chenle kesal. Sejak Hyunjin dan Yiren berpacaran secara resmi, Chenle menjadi lebih dingin, dan toxic. Dikit-dikit misuh, buat member lainnya kesal.

Chenle ganti ke Renjun, "Woy anjir, ini gimana?"

"Lo kalau niat tanya gak gitu juga, gue dikasih nama sama ortu gue malah lo rubah seenak jidat lo!" Amuk Renjun, lalu pergi menjauh dari Chenle.

"Ini yang katanya temen? Temen kok bangsat kek anjing semua!" Chenle ngamuk, dan membanting bukunya.

"Dateng pas lagi butuhnya, pas gak butuh dibuang. Kampret!" Maki Chenle.

Yiren ngehampirin Chenle yang lagi ngamuk, "Lo mau tanya yang mana?" Tanya Yiren. Chenle menatap Yiren, lekas itu pergi menghampiri salah satu teman berprestasi dikelasnya, Honda Hitomi.

"Ini gimana?" Tanya Chenle ke Hitomi. Hitomi menjelaskan soal yang ditanyakan Chenle secara rinci, sampai Chenle paham. "Udah paham, kan?" Ucap Hitomi. Chenle ngangguk, "makasih, Hitomi. Nanti pulang sekolah, gue belajar kelompok dirumah lo, ya. Biar gue paham!" Ujar Chenle. Hitomi ngangguk setuju, lumayan dapet temen buat belajar.

"Oke, nanti alamatnya gue chat aja!" Chenle memberi Hitomi jempol, lalu pamit pergi.

°°°

"Hitomi, gue kerumah lo sekarang aja gimana? Gue izin ke ortu lewat chat aja." Kata Chenle pas mereka sudah selesai ujian, "gakpapa, Ayo!" Ajak Hitomi.

Chenle berjalan beriringan dengan Hitomi ke parkiran. Chenle ketemu Yiren dan Hyunjin yang berjalan menuju parkiran juga, mereka bergandengan tangan. Chenle refleks langsung menggenggam tangan Hitomi, "bantu gue, Hitomi!" Bisik Chenle di telinga Hitomi. Hitomi tersenyum setuju, ia mengeratkan genggaman Chenle. Berniat memberi semangat ke Chenle. Yiren dan Hyunjin nyadar kalau ada Chenle, sejak Chenle bisikin Hitomi.

"Hai, Chenle!" Sapa Yiren.

"Ngegas banget jadi cowok!" Celetuk Hyunjin. Chenle cuma senyum, "Gue sama Hitomi duluan, ya. Btw, nanti gue gak ikut kalian belajar kelompok. Soalnya, gue mau belajar dirumah Hitomi aja." Chenle pergi dengan tangan kanan masih menggandeng Hitomi.

"Aku sama Chenle duluan ya, Hyun, Ren!" Pamit Hitomi. Hitomi tuh kalem, pakai banget. Dia rangking satu dikelasnya, diikuti dengan Yiren dibarisan kedua. Saking kalemnya, kalau ngomong sama orang, dia pakai aku-kamu. Selain kalem dan pintar, dia juga polos dan cantik. Dulu pas salah satu temannya ngomong 'anjir' dia aja gak tau artinya, sampai-sampai, Hitomi tanya langsung ke orang yang bilang 'anjir'.

"Artinya anjir itu apa, sih?" KAN YANG DITANYAI JADI GUMUSH SENDIRI! KIYOWO BANGET DIA TUH!

Chenle bukain pintu mobilnya buat Hitomi. Lalu, berputar ke pintu disebelah Hitomi.

Chenle mengendarai mobilnya menuju rumah Hitomi dengan arahan Hitomi.

°°°

"Makasih ya, Hitomi!" Ucap Chenle. Hitomi ngangguk. Kim Jaehwan, Kakak Sepupu Hitomi, datang ngehampirin Chenle.

"Loh Pak Jaehwan?" Sapa Chenle ke Jaehwan, guru matematika mereka sekaligus Kakak Sepupu Hitomi.

"Pulangnya hati-hati, Le." Ujar Jaehwan. Lalu, Chenle pamit pulang.

°°°

"Chenle, kamu habis kemana aja? Kok gak ijin Mommy dulu kalau mau main?" Omel Yeri ketika Chenle barusaja menginjakkan kakinya diruang tamu. Yeri yang sedang hamil tua memandang anak sulungnya kecewa. Merasa tak dianggap lagi sebagai Mommynya, karena pas Chenle pulang telat, Chenle pasti ijin ke Mommynya. Chenle baru kali ini gak ijin.

"Tadi Chenle kerumah temen buat belajar, Mom. Maafin Chenle, ya. Mom jangan sedih, nanti adeknya ikutan sedih." Chenle sujud dikaki Mommynya. Merasa bersalah banget dia tuh.

"Bangun, Chenle." Yeri berusaha meraih tangan Chenle, tapi tak sampai. Ia terhalang dengan perutnya yang buncit. Chenle bangun.

"Yeeun jangan nyusahin Mommy, ya!" Nasihat Chenle ke adiknya yang masih didalam perut Yeri.

"Iya, Kakak. Kakak kalau mau pulang telat, lain kali ijin ke Mommy atau Daddy, ya." Ucap Sehun menirukan suara anak kecil. Sehun menghampiri anaknya.

"Ikut Dad!" Ujar Sehun, lalu berjalan memasuki kamar Chenle.

°°°

"Kamu ada masalah apa sama geng kamu?" Tanya Sehun to the point. Chenle tahu, kalau Yeji atau Cici telah melaporkan sesuatu ke Sehun. Chenle menatap manik mata Daddynya, "Cuma masalah anak remaja, Dad."

"Kalau cuma, kenapa kamu menjadi toxic?" Sehun sangat tak suka jika lingkungan disekitarnya penuh dengan toxic. Apalagi yang toxic anaknya. Rasanya Sehun seperti sudah gagal mendidik anaknya.


Kalau mau next, voment dulu dong.

2. Dear you; Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang