Bulan sudah sembunyikan jasadnya. Udara yang menjelma menjadi embun tak lama lagi akan Kembali ke wujud aslinya. Pagi itu terasa sangat dingin, Aladin berlari kecil enggan tertinggal Shalat Subuh. Di halaman masjid sudah tebilang sepi, orang-orang sudah di dalam masjid berebut barisan pertama. Tiba-tiba “bruk”.
Karena Aladin tidak melihat ke sekelilingnya, tak sengaja ia menabrak seseorang, “Ops, maaf saya tidak melihat sekeliling saya, saya sangat buru-buru takut tertinggal Shalat Shubuh” tiba-tiba Aladin langsung terdiam, ternyata ia tabrak seorang wanita. Sambil merapikan bajunya, “Im... Im sorry...” belum sempat minta maaf, wanita itu pergi menuju masjid, seketika menghilang dari pandangannya.
Aladin tidak mengejar wanita itu, dalam pikirnya, “lebih baik aku mengejar takbir pertama Shalat Shubuh” Segera ia menuju masjid. Kemegahan masjid ini membuat para jama’ah khusyu dan betah untuk berdiam lama di rumah Allah ini. Ya, ya masjid ini merupakan saksi bisu sejarah Kekaisaran Ottoman yang pernah berdiri di negara ini, Tukri.
“Al..! ngapain kamu berdiri di situ”
“Eh, kamu ngagetin aja, ini aku tadi nabrak seseorang, tapi tadi aku minta maaf pake bahasa Indonesia yaa karena spontan sih, eh dianya langsung pergi, entah ngerti atau nggak”
“Terus hubunganya sama kamu berdiri di sini apa?”
“Ya nunggu orang itu, takut dia gak ngerti permintaan maafku yang tadi”
“Owh gitu, ya udah aku duluan ya!”
Dhiyah pun berlalu dari pandangannya. Aladin masih berdiri menunggu wanita itu, namun setelah sepuluh menit ia menunggu, wanita itu tak kunjung keluar. Akhirnya Aladin mengurungkan niatnya dan berlalu pergi, dia berkata dalam hatinya, “Mungkin wanita itu sudah pergi duluan, ya semoga lain waktu bisa bertemu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Jasmine
General FictionFitrah manusia tumbuh antara benci & cinta. Maka cintailah jasad yang tak mungkin sama, dan bencilah sikap yang tak senada dengan norma. Hingga saat sikap itu hilang, yang tersisa antara kita hanyalah cinta. ~Aladin