Mimpi

37 3 4
                                    

Aku berlari kecil untuk menghampirinya, hey… wait me, I want to talk, hey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berlari kecil untuk menghampirinya, hey… wait me, I want to talk, hey..!

“Hey Aladin, hey bangun, ini sudah jam setengah empat, kita telat tahfizh, cepat bangun” Syamsul menggoyang-goyang tubuh Aladin yang masih tertidur pulas. Aladin pun bangun dan tersadar dari mimpinya. Terlihat dia sangat buru-buru mengambil pakaian dan dengan cepat pergi ke masjid karena takut mendapat hukuman.

“Parah ente sul, kenapa gak bangunin aku sih” dalam langkahnya ia menggerutu.

“Aku sudah beberapa kali membangunkanmu, kamunya aja yang susah dibangunin” Dengan cepat Syamsul masuk masjid dan Aladin pergi ke tempat midho untuk berwudhu.

Di dalam masjid semua santri telah berkumpul, ada yang masih melaksanakan shalat tahajud sambil menunggu musyrif tahfizhnya, ada juga yang sedang mengulang hafalan sambil menunggu giliran setor hafalan. Begitulah kegiatan di pesantren Nurul Hikmah, setiap harinya diawali dengan shalat tahajud dan menghafal Al-Qur’an.

“Aladin! Dari mana kamu, kenapa telat?” Tanya Ustadz Fathurrahman kepada Aladin yang baru masuk masjid.

“Hmm anu tadz, dari hamam habis buang air” Jawab Aladin, dia berbohong karena takut kena hukuman.

“Ya sudah, cepat shalat tahajud dulu, kemudian setorkan hafalanmu” perintah Ustadz Fathurrahman.

“Iya Ustadz” Jawab Aladin.

Ustadz Fathurrahman adalah putra dari pimpinan pondok pesantren Nurul Hikmah, dia pintar dan humoris, namun jika sudah mendengar santri melanggar dia bagaikan singa lapar, sangat keras. Ustadz Fathurrahman juga dulu pernah mondok di Pesantren Nurul Hikmah, sebelum akhirnya beliau masuk ke salah satu Universitas Islam di Jakarta. Dan sekarang beliau mengajar kembali di pesantren Nurul Hikmah untuk meneruskan sang ayah.

“Aladin, berdiri” pinta Ustadz Fathurrahman.

“Iya Ustadz” Sial tetep aja kena hukuman, udah boong dosa, kena hukuman lagi, sambil berdiri Aladin menggerutu dalam hati.

“Silahkan Push-up dua puluh kali” perintah Ustadz Fathurrahman.

Setelah menyelesaikan hukumannya Aladin pun duduk dan menghafal Al-Quran yang mau ia setorkan. Sebenarnya Aladin itu anak baik, tapi mungkin karena takut hukuman dia jadi berbohong kepada Ustadz Fathurrahman. Setelah tahfizh usai, seperti biasa halaqah Ustadz Fathurrahman suka duduk di depan masjid sambil, memandang sekitar pondok sambil bertukar ilmu, lebih tepatnya ngobrol.

“Aladin, kenapa kamu tadi dihukum Ustadz” tanya salah satu teman halaqahnya, bukan Syamsul, tapi Ikhsan.

“Aku tadi bangun telat, si Syamsul tuh dia gak bangunin aku, aku sudah bilang dari hamam sama Ustadz tapi tetap kena hukuman, udah boong lagi, dosa iya dihukum juga iya” Sambil melempar kerikil tanda kesal.

“Hey aku liat tadi kamu dihukum sama Ustadz Fathurr ya haha, salah siapa dibangunin gak bangun-bangun, padahal sudah ku bangunkan berulang kali” Syamsul agak mengejek Aladin karena dia dihukum Ustadz Fathurr. Oh iya, Aladin dan Syamsul tidak satu halaqah tahfizh, mereka sengaja dipisahkan oleh Ustadz Fathur.

“Masa sih kamu udah bangunin aku? Tapi sebenarnya aku tadi mimpi jadi mungkin aku tak bisa merasakan kalau kamu bangunin aku sul” Jawab Aladin.

“Wahh mipi apa din, cerita ke kita dong!” Pinta Ikhsan. Ikhsan orangnya memang suka memancing teman-temannya untuk bercerita sesuatu yang mereka alami, termasuk mimpi. Bahkan tak sedikit teman sekelasnya suka curhat kepadanya.

“Jadi gini temen-temen...

Kalian tahu Dhiyah? Akhwat yang sering disebut-sebut di kelas kita. Nah aku bermimpi, setelah besar nanti kita berdua pergi bersama ke Turki, bukan sebagai pasangan. Tapi kita mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di sana. Di turki sana, aku menabrak seorang akhwat, dia memakai cadar tapi aku melihat dari sorot matanya menandakan kalau dia adalah wanita yang cantik. Belum sempat meminta maaf akhwat tersebut sudah pergi meninggalkan ku. Aku penasaran dengan wanita tersebut, hingga aku sering pergi ke tempat tersebut, tepatnya salah satu masjid besar di Istanbul, aku belum tahu nama masjid tesebut. Entah bagaimana ceritanya, dalam mimpiku aku tiba-tiba bertemu lagi dengan wanita tersebut, aku memanggilnya berniat untuk minta maaf, aku panggil wanita itu kan heyy heyy, heyy akhirnya aku dibangunkan oleh Syamsul, telat tahfizh, berbohong sama Ustadz Fathur dan dihukum.

Teman-teman Aladin menertawakan mereka karena ceritanya tersebut. Mereka mengangap mimpinya itu adalah cerita yang ia buat-buat sendiri.

Hingga akhirnya adzan Shubuh pun berkumandang...

Sepertinya, mereka semua telah terbiasa dengan kehidupan pondok pesantren, setelah 4 bulan menetap di pesantren Nurul Hikmah.

Diary JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang