rain here

113 14 5
                                    

Hari ini hujan turun, dan lagi lagi aku harus mengingatnya. Padahal hari ini aku berencana untuk tidur lebih lama. Aku keluar dari selimut dan berjalan ke kamar mandi.

Setelah mandi, aku terbiasa sarapan hanya dengan minum coklat panas. Sial, ini minuman kesukaannya. Aku berdiri di dekat jendela merasakan dinginnya hujan. Aku menangis. lagi. Aku merindukannya. Biasanya kami akan berlari di bawah hujan itu saat pulang sekolah. Ia menutupi kepalaku dengan jasnya, dan ah tangisanku semakin menyakitkan untuk di dengar.

"Aku benar benar merindukanmu" aku selalu mengucapkan itu saat hujan membasahi bumi. "Tak bisakah kau kembali? Aku tak ingin egois tentang memilikimu. Namun aku juga tak bisa melupakanmu" aku sendiri tak tahu seberapa dalam lukaku. Yang aku tahu aku sudah berencana untuk menyerah.

Hujannya sudah berhenti dan menyisahkan gerimis yang sedikit rapat. Aku berjalan tanpa payung, entah kenapa itu membuatku lebih nyaman.

Kini aku sudah berada di perpustakaan kampusku. Menginjak semester akhir, aku mulai disibukkan dengan tugas yang menumpuk. Aku menoleh saat seseorang menepuk bahuku, dia Hye Rin teman yang satu angkatan denganku.

"Yoo Jung apa nanti malam kau ikut bergabung?" Tanya Hye Rin. Aku lupa bahwa aku di undang ke pestanya.

"Maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa ikut" jawabku. Hye Rin tampak kecewa.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dari kantor" sebenarnya aku hanya mencari alasan karena aku tidak terlalu menyukai pesta.

Hye Rin menghela nafas lalu tersenyum. "Baiklah. Tidak apa. Semoga tugasmu cepat selesai ya" ia menepuk bahuku dua kali lalu melesat pergi.

Sejak kepergian orang tuaku dan kepergian kekasihku aku lebih suka menghabiskan waktu sendirian saja.

Seperti sekarang aku sudah berada di halte bus. Jam kuliahku sudah berakhir satu jam yang lalu. Aku memilih pulang kerumah dan menyelesaikan tugas tugasku yang menumpuk. Sesaat mataku menangkap satu subjek yang sangat ku kenali, namun dengan segera aku menggeleng.

"Sudahlah Yoo Jung jangan berhalusinasi lagi" gumamku pada diriku sendiri. Saat itu bus ku datang dan dengan cepat aku naik. Langit kembali mendung. Dan ketika hujan turun tandanya dia sedang merindukanku dan akupun begitu.

Aku turun setelah sampai di halte ke-3. aku harus berjalan lagi untuk sampai ke rumahku. Hari hari ku selalu seperti ini. Bekerja, kuliah, dan berakhir dengan tugas yang menumpuk.

Mungkin jika aku menjadi pemain dalam sebuah drama, aku akan mendapatkan penghargaan dengan nominasi wanita paling menyedihkan di dunia. Kenyataannya aku tidak berharap banyak, aku hanya berfikir bagaimana menghabiskan hari ini, besok, dan seterusnya. Meski semua tampak membosankan tapi aku tak ingin berakhir seperti ini. Aku selalu berharap setelah hujan di pagi hari akan muncul pelangi, walau kenyataannya hanya meninggalkan embun pagi.

***

Hari yang cerah. Hari ini aku akan menemui nyonya Kang, ia adalah klienku dan kami akan membahas tentang kontrak kerja sama.

Kami akan bertemu di sebuah restauran. Aku sudah turun dari bus dan berjalan menuju tempat kami membuat janji. Sesaat aku melihat seorang pria yang baru keluar dari restauran tersebut dan masuk ke dalam mobil. Dia mirip seperti Xiumin, ah lagi lagi aku berhalusinasi.

Aku mengabaikan pria itu yang sudah berlalu dengan mobilnya dan memilih menemui nyonya Kang.

"Selamat siang nyonya saya Kim Yoo Jung" aku membungkuk menyapa.

"Duduklah" ucap nyonya Kang. Aku pun langsung duduk di kursi yang ada di seberangnya.

"Ah seperti ini rupanya seorang Kim Yoo Jung. Kau manis sekali" puji nyonya Kang yang mampu membuat pipiku berubah menjadi merah muda. Aku hanya tersenyum tersipu. "Aku sering mendengar tentangmu. Kau gadis yang hebat" imbuhnya.

"Ah tidak nyonya kau berlebihan" aku tertawa kecil. "Bagaimana kabarmu nyonya?" Tanyaku basa basi. Aku dengar beberapa tahun lalu ia sempat melewati masa sulit sepertiku. Anak tunggalnya harus bertaruh nyawa setelah menjalani operasi sedangkan suaminya ketahuan selingkuh.

"Aku sangat baik" jawabnya kemudian tersenyum. "Selalu ada akhir dari setiap masalah yang kau hadapi. Terkadang ketika kau sudah lelah kau akan membiarkannya larut begitu saja oleh waktu dan menghilang dengan sendirinya" imbuhnya.

Aku terdiam, itu sama persis seperti moto ku saat ini. Membiarkan semua nya larut dan hilang dengan sendirinya. Aku mengulangi kata kata nyonya Kang dalam hati.

"Yoo Jung?" Panggil nyonya Kang. Aku yang sedang termenung sedikit terkejut saat ia menepuk bahuku. "Apa kau baik baik saja?" Tanyanya.

"Iya nyonya" jawabku gugup. "Ah maafkan aku nyonya" imbuhku.

Nyonya Kang tersenyum. "Tidak apa apa" ucapnya dengan santai. Hah lelaki bodoh seperti apa yang sudah menyia nyiakan wanita sebaik dia? Dia bahkan selalu tersenyum. Gumamku lagi.

***

   Setelah menyelesaikan urusan ku dengan nyonya Kang, aku langsung pergi ke kampus. Dengan santai aku berjalan sambil menyesap coklat panas tadi sempat aku beli tadi.

   Aku tidak tahu ini sudah memasuki musim apa, yang aku tahu hujan lebih sering turun. Seperti saat ini aku kembali menangis. Aku membiarkan air hujan membasahiku, dengan begitu tak ada siapapun yang tahu bahwa saat ini aku sedang menangis.

"Aku disini karena aku merindukanmu" mungkin dia bosan dengan kata rindu dariku. "Apa kau senang bertemu dengan orang tuaku disana?" Tanyaku, padahal itu tidak akan mendapatkan jawaban. "Aku pernah bilang jangan pernah pergi dariku" aku semakin menangis. "Dan kau tetap pergi sebagai Xiumin ku, setidaknya kembalilah dengan wujud seperti itu bukan menjadi hujan seperti ini" aku berteriak namun terdengar parau.

   Aku berjalan di bawah hujan yang mulai mereda. Ingatanku kembali pada beberapa tahun lalu. Dimana aku dan Xiumin bolos sekolah hanya untuk minum coklat panas disaat hujan. Dari awal bertemu aku melihatnya sebagai laki laki yang kuat dan tangguh. Ia tak pernah menceritakan tentang penyakitnya. Yang membuatku sedih bukan tentang kepergiannya, tapi tentang aku yang merasa tak cukup baik untuk mengetahui segala penderitaannya. Aku menyesal karena tak pernah bertanya tentang apa yang ada di balik senyumnya, dan aku tak pernah mencoba mengetahui tentang kesedihannya.

"Maafkan aku yang tak pernah tahu bagian hatimu yang mana yang terluka" ucapku di sela sela isakanku. Aku menyesal sungguh.

Happy reading everyone 😊😊 jangan lupa tinggalkan jejak.

Tapak kaki misalnya😂😂 buat fans Xiumin dan Kim Yoo Jung tolong bantu author ya😘😘

Mon maap kalo ada typo ya. Author kadangan suka ngehalu sebelum nulis🤣

GONE: Story Of The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang