arrived in Korea

16 8 0
                                    

"kau takut kehilanganku?" Tanyanya menggoda. Aku hanya mendengus kemudian berpura pura untuk tidur.

"Xiumin!" Panggilnya. Ah sial, itu sangat membuat mood ku berantakan. Aku tidak menjawab.

"Xiumin!" Lagi. Dia memanggilku dengan nama itu. "Aku bersumpah akan menghajar habis habisan si Xiumin itu!" Gumamku dalam hati.

"Xium.."

"Tak bisakah kau diam?" Aku menaikkan intonasi bicaraku. Aku benar benar kesal.

"Tap.." aku memalingkan wajahku dan membuatnya berhenti bicara. sepertinya aku berhasil. Tapi kemudian aku menyesal karena sudah membentaknya. Dalam kondisi seperti ini dia pasti sangat terkejut. Aku menoleh perlahan, Yoo Jung tampak berusaha untuk tidur tapi tidak bisa. aku tahu dia pasti takut ketinggian sehingga dia takut untuk menghadap kaca. dan sepertinya Ia juga sudah tidak berani menggangguku. aku menghela nafas. Aku yang memilih jalan ini, seharusnya aku juga yang lebih mengerti dirinya, bukannya malah memintanya untuk mengerti diriku.

"Yoo Jung" panggilku. Dia tidak menoleh.

"Aku tahu kau pura pura tidur" ucapku. Perlahan ia membuka matanya. Aku tahu, ia pasti kecewa.

"Kau sulit tidur?" Tanyaku. Yoo Jung hanya mengangguk.

"Kemari lah. Aku akan memelukmu" pintaku.

"Tidak" ucapnya. Ia tersenyum kecil lalu kembali menunduk. Tanpa meminta izin aku langsung memeluknya.

"Maafkan aku" ujar ku. Dia tidak menjawab, tapi aku tahu dia sedang menangis. "Hei sudah. Aku minta maaf" imbuhku. Aku menciumi puncak kepalanya berkali kali.

"Maafkan aku" ujarku. Yoo Jung masih terisak-isak. Mungkin Xiumin tidak pernah membentaknya.

"Kau biasanya akan membalasku. Tapi kenapa sekarang kau menangis?" Tanyaku.

"Apa kau sudah memiliki wanita lain?" Tanyanya senggugukan. Aku tiba tiba teringat ucapan Doyoung kemarin, tentang Kim So Eun. Bagaimana jika So Eun akan mencariku. Aku benar benar sudah gila.

"Tidak. Aku tidak berniat mencintai selain kepadamu" ucapku. Aku tak berbohong kali ini. Aku benar benar jatuh cinta padanya. "Jadi berhenti berfikir seperti itu dan jangan menangis lagi" imbuhku kemudian memeluk erat tubuh mungilnya.

"Jangan mencoba pergi" ucapnya. Aku hanya menjawab lewat ciuman di dahinya.

***

   Kami sudah tiba di Korea, dan sudah 30 menit aku hanya melihat Yoo Jung meminum coklat panas.

"Kita harus pulang. Ibu pasti sudah menunggu!" Ajakku untuk kesekian kalinya. Tapi dia tetap saja menolak.

Aku menghela nafas kemudian mengeluarkan ponsel dan menghubungi Doyoung.

"Kau dimana?" Tanyaku setelah terhubung.

"Masih di kampus" jawab Doyoung di seberang telepon.

"Aku dan Yoo Jung sudah berada di Korea. Kau bisa menjemput ku sekarang?" Tanyaku.

"Tentu. Aku akan tiba dalam 20 menit" jawabnya.

"Baiklah. Aku tunggu" setelah itu sambungan terputus.

"Siapa?" Tanya Yoo Jung.

"Doyoung" jawabku.

"Siapa itu?" Tanyanya. "Apa dia seorang wanita?" Tanyanya mengintimidasi.

"Bukan. Dia temanku". Yoo Jung hanya mengangguk sambil mulutnya membentuk huruf O.

"Kau sudah selesai?" Tanyaku.

GONE: Story Of The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang