pretend

26 8 1
                                    

Aku masih terdiam mendengarkan penjelasan dari dokter yang menangani Yoo Jung.

"Apa maksudmu dok?" Tanya ku heran. Aku sudah menceritakan tentang Yoo Jung yang memanggilku dengan nama Xiumin.

"Begini, saat seseorang kehilangan ingatannya, ia bisa saja mengingat sesuatu yang terakhir kali ia lihat" ujarnya. "Apa kalian sering bertemu?" Tanyanya.

"Tidak pernah" jawabku. Dokter itu sedikit keheranan. "Tapi aku pernah melihatnya" imbuhku.

"Kapan dan dimana?" Tanyanya.

"Beberapa menit sebelum kecelakaan itu terjadi" jawabku. "Aku melihatnya dan sepertinya ia juga melihat ke arahku lalu setelah itu ia berlari menerobos hujan, dan akhirnya kecelakaan itu terjadi" aku menjelaskan semuanya.

"Mungkin karena itu" ujarnya. "Apa kau mengenal seseorang yang bernama Xiumin itu?" Tanyanya. Aku menggeleng.

"Aku sama sekali tidak mengenalnya" jawabku.

"Ini sesuatu yang langkah" ucapnya. Kemudian dokter itu menepuk pundakku. "Kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi seperti yang aku katakan di awal ingatannya membutuhkan waktu untuk kembali. Aku yakin kau bisa membantunya dalam hal ini" ujarnya. Aku menghela nafas.

Aku berdiri. "Baiklah. Terima kasih dok" aku membungkuk lalu pergi dari situ.

   Aku kembali ke ruangan Yoo Jung. Saat membuka pintu aku melihat Yoo Jung sedang tertawa dengan ibuku. Entah kenapa itu membuat hatiku menghangat.

"Kalian membicarakan apa?" Tanyaku yang kini sudah duduk di sofa.

"Menceritakanmu" jawab ibuku sinis. Aku menatap ibuku lalu mendengus. Lihat, sekarang ibuku sudah tak menyayangiku lagi.

"Sudah selesai?" Tanya Yoo Jung. Aku hanya mengangguk. Ia kemudian duduk dengan dibantu oleh ibuku.

"Kau harusnya istirahat saja" aku sedikit kesal. Bukan padanya tapi pada ibuku.

"Bibi bilang aku sudah tidur selama 10 bulan. Jadi aku rasa aku harus duduk" jawabnya begitu polos. Sedangkan aku beralih menatap ibuku. Sedangkan ibuku hanya mengedipkan sebelah matanya.

"Kau sudah makan?" Tanyaku tanpa melihat ke arahnya dan kembali fokus pada ponselku.

"Sudah tapi tidak banyak" jawabnya. Aku beralih menatapnya.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Rasanya hambar" jawabnya singkat. Aku tiba tiba tertegun. Kata kata itu sepertinya tidak asing.

Tiba tiba pintu terbuka dan membuat ksmi bertiga menoleh. Ah, itu ayahku. Aku fikir ia akan duduk di sebelahku dan menanyakan tentang pekerjaanku. Tapi ia malah menghampiri ibuku dan juga Yoo Jung. Lagi lagi aku mendengus lalu kembali fokus pada ponselku.

"Kapan kau sampai?" Tanya ayahku setelah beberapa menit mengabaikanku. Aku menoleh.

"Sekitar dua jam yang lalu" jawabku. "Nenek tidak ikut?" Tanyaku.

"Mungkin nanti malam" jawab ayahku yang saat ini sudah duduk di sebelahku. "Bagaimana kabarmu setelah mempunyai nama baru?" Tanyanya pelan. Aku sudah menduga ayah pasti akan mengejekku.

"Sangat baik" jawabku berbisik. "Bagaimana kabar ayah setelah memiliki sekretaris baru?" Tanyaku dengan suara yang bisa di dengar ibuku. Ayahku sudah ingin melakukan pembelaan. Namun suara lantang ibuku lebih dulu terdengar.

"Aku akan menggantungmu jika kau berani macam macam!" Ucap ibuku. Tatapannya seperti harimau yang akan menerkam mangsanya. Aku tertawa melihat ayahku yang terdiam dengan nyali yang sudah menciut.

GONE: Story Of The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang