you're the new one

24 6 0
                                    

Hallo everyone. Mulai chapter ini sudah pakai sudut pandang dari Min Seok oppa ya. Dikarenakan eonni Yoo Jung lagi amnesia. Huhu





   Aku baru saja keluar dari rumah nenekku dan akan kerumah sakit untuk kembali menjenguk gadis yang ku tolong 10 bulan yang lalu.

   Selama ini aku terus menjadi informasi tentangnya. Aku sudah melihat KTP-nya.  yang aku tahu ia bernama Kim Yoo Jung dan ia berasal dari Korea sama sepertiku.

   Saat pertama kali aku melihatnya aku yakin ia bekerja di perusahaan itu. Dan beberapa bulan lalu aku sempat datang dan menemui seseorang yang mengenal Yoo Jung.

"Apa kau tahu dimana orang tuanya?" Tanyaku.

"Yang aku tahu orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan pesawat" jawab Xiao Yu, teman dekat dari Yoo Jung.

"Apa dia memiliki saudara?" Tanyaku lagi. Ia menggeleng.

"Dia gadis yang cukup pendiam. Jadi aku rasa aku tidak perlu mengetahui tentang masa lalunya" Xiao Yu tampak bingung. "Aku kira kau mengenalnya?" Tanyanya.

Aku menyernyit. "Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Karena aku pernah melihat fotomu di ponselnya" aku terkejut bukan main. Apa dia seorang mata mata? Fikirku.

"Ah. Kau bercanda? Itu tidak mungkin" aku bahkan tidak pernah melihat dia sebelumnya.

"Aku yakin itu kau. Sangat mirip sekali" Xiao Yu tampak yakin dengan penglihatannya. Aku mencoba menerka nerka tapi tidak ada yang masuk akal.

"Ah lupakan saja" ucapnya kemudian."apa dia baik baik saja?" Tanyanya khawatir.

"Ya. Dia sudah melewati masa kritis. Tapi tiba tiba kondisinya kembali memburuk dan sudah hampir 10 bulan ini dia masih koma" jawabku. Aku bisa melihat raut wajahnya berubah.

"Padahal aku ingin sekali mempertemukan dia dengan putriku" Xiao Yu berucap lirih.

"Kau sudah mempunyai anak?" Tanyaku. Dia menganggukkan kepalanya.

"Anakku lahir tepat saat Yoo Jung mengalami kecelakaan" jawabnya. "Tidak ada yang memberitahuku karena saat itu kondisiku juga masih memburuk" imbuhnya. Aku mengangguk mengerti.

"Tolong sembuhkan dia" ucapnya memohon. Aku hanya tersenyum.

"Aku bukan dokter, tapi aku akan berusaha" aku menepuk nepuk bahunya. Setelah itu aku pamit dan pergi.

   Aku sudah berada di mobil menuju rumah sakit. Aku kembali menghela nafas dan fikiranku berlarian. Sudah hampir 10 bulan aku selalu bersama gadis itu. Aku ingin mengabaikannya tapi aku sudah terlanjur masuk ke dalam lingkaran hidupnya. Aku merasa memiliki tanggung jawab lebih terhadapnya.

   Aku sudah memberitahu ayah dan ibuku tentangnya. Mereka bolak balik Korea-Cina hanya untuk memantau perkembangan Yoo Jung. Nenekku juga selalu membantuku untuk membersihkan tubuh Yoo Jung, karena aku tidak mungkin melakukannya.

   Aku sudah sampai dan kini aku sedang berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan dimana Yoo Jung dirawat. Aku membuka pintu perlahan, saat aku mendekatinya aku melihat kedua matanya sudah terbuka. Yoo Jung terbangun dari komanya. Aku langsung berlari dan memanggil dokter.

   Aku masih menunggu diluar. Aku langsung menelpon ayah dan ibuku memberitahu bahwa Yoo Jung sudah sadar. Dan mereka akan datang kesini secepatnya.

   Aku tidak tahu kenapa ayah dan ibuku sepertinya menyayangi Yoo Jung. Mungkin karena mereka tidak memiliki anak perempuan. Saat tragedi yang menimpa Yoo Jung terjadi, orang tua ku juga sedang berada di Cina.

   Saat mengetahui bahwa aku membawa seorang gadis kerumah sakit, ayahku sempat memukulku dan ibuku malah menangis. Mereka berfikir aku adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada Yoo Jung. Konyol memang.

   Aku langsung menoleh saat mendengar pintu terbuka. Aku langsung berdiri dan menghampirinya.

"Bagaimana dok?" Tanyaku to the point.

"Dia sudah sadar. Namun benturan yang mengenai kepalanya sangat keras sehingga menyebabkan lupa ingatan.Penyakit lupa ingatan biasanya dapat berupa hilang ingatan sebagian atau seluruhnya. Selain itu, amnesia dapat terjadi dalam waktu yang sementara saja atau bahkan permanen" ucapnya memberi penjelasan. Aku memijat pangkal hidungku. Dokter itu menepuk bahuku dua kali.

"Untuk saat ini jangan memaksanya untuk mengingat sesuatu" ujarnya.

"Baiklah. Terima kasih banyak dok!" Dokter itu mengangguk lalu pergi. Aku masuk ke dalam ruangan. Dengan ragu aku mendekat, dia langsung menatapku tanpa berpaling.

   Cukup lama kami berdua dalam keheningan. Sial, jantungku berdetak tidak karuan. Aku terkejut saat tangannya terangkat ingin memegang pipiku, dan anehnya aku malah mendekat agar dia bisa menjangkaunya.

"Xiumin!" Panggilnya. aku menyernyit.

"Siapa?" Tanyaku bingung.

"Kau Xiumin" lagi. Aku terkejut di buatnya.

"Tidak. Tidak. Kau pasti salah orang" ujarku menyela. Kali ini keningnya yang terlihat berkerut.

"Apa maksudmu?" Dia bertanya dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"Begini ehem.." aku menarik nafas. "Namaku adalah Kim Min Seok bukan Xiumin" aku berbicara dengan intonasi yang paling lembut.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya keheranan. "Kau lupa ingatan?" Aku ingin tertawa saat ia berbicara seperti itu. Jelas jelas dia yang lupa ingatan.

"Siapa namamu?" Tanyaku. Jika dia mengingat seseorang artinya dia bisa mengingat dirinya sendiri.

"Namaku?" Tanyanya dan aku mengangguk. Ia tampak berfikir tapi setelahnya ia memegangi kepalanya dan meringis kesakitan. Sebelum akhirnya ia tidak sadarkan diri lagi. Astaga aku melupakan pesan dari dokter. Dan lagi, aku kembali berakhir menunggu diluar.

   Sudah seharian dan ia belum juga sadar. Aku masih setia duduk di dekatnya. Aku sudah menghubungi ibuku dan ia bilang sudah di perjalanan menuju rumah sakit.

   "Aku menguap. "Aku mengantuk sekali" aku mengusap mataku yang sudah berair. Aku beranjak dari kursi dan berjalan kearah sofa untuk istirahat sembari menunggu ibuku.

   Aku mengedipkan mataku berkali kali saat kurasakan seseorang menepuk nepuk pipiku.

"Kau harusnya menjaganya!" Dan tiba tiba ibuku memarahiku. Aku bahkan tidak tahu kapan ibuku sampai.

"Aku juga manusia, aku butuh tidur!" Ucapku lalu kembali menutup mata.

"Bagaimana jika ia terbangun dan membutuhkan sesuatu?" Tanya ibuku. Aku ingin bertanya, anak kandungnya aku atau gadis itu.

  Aku hanya mendengus kemudian mengubah posisiku menjadi duduk. "Kenapa ayah tidak ikut?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Dan itu sepertinya berhasil.

"Sedang dirumah nenek" jawab ibuku. Aku hanya mengangguk anggukan kepala.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya ibuku. Ia berjalan mendekati gadis itu.

"Seperti yang aku katakan tadi, dia lupa ingatan. Dia bahkan tidak mengenal dirinya sendiri" aku berjalan mendekati ibuku. "Tapi ada satu yang membuat ku bingung!" Ujarku.

"Apa?" Tanyanya heran.






Happy reading everyone 😊 hana, dul ,ses oke tinggalkan jejak.

Maafkan typo yang terlalu bar bar. Huhu

GONE: Story Of The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang