Nine

1.1K 156 4
                                    

Jaehwan melangkah gusar di sepanjang koridor What'sNew! Media, Kantor yang bergerak di bidang penyiaran, media cetak dan media online yang juga merupakan perusahaan utama Mingyu.

Beberapa orang yang mengenal Jaehwan membungkuk hormat, memberi salam pada kakak bos besar mereka itu. Jaehwan tak membalas, ini kali pertama pria ramah itu tak membalas sapaan orang lain. Bahkan Jein, asisten pribadinya harus berjalan susah payah menyesuaikan langkahnya dengan sang atasan, karna Jaehwan berjalan terlalu cepat.

Jaehwan membuka pintu ruangan Presiden direktur, alias ruangan adiknya. Jaehwan melangkah masuk dan disambut oleh asisten pribadi Mingyu yang duduk tak jauh dari pintu ruangan utama Mingyu.

"Mana Mingyu?" Tanya Jaehwan

"Pak Presdir sedang ada rapat di dalam, jika anda tidak keberatan, anda bisa menunggu sebentar Tuan Lee." Jawab asisten Mingyu sambil menunjuk arah ruang tunggu di sebelah mejanya.

"Aku tidak mau menunggu. Jein, kau tunggu sebentar disini." Kata Jaehwan sambil berjalan menuju pintu ruangan Mingyu, namun asisten Mingyu menghalangi.

"Maafkan saya Tuan Lee, tapi saat ini pak presdir sedang ada meeting penting-"

"Jangan halangi aku. Minggir." Kata Jaehwan yang langsung membuka pintu ruangan Mingyu.

Mingyu dan beberapa staff terlihat sangat kaget ketika pintu ruangan tiba-tiba terbuka, Mingyu sempat ingin mengumpat tetapi batal ketika melihat kakaknya yang sedang berjalan menghampirinya.

"Kak Jae? Ada apa?" Tanya Mingyu sambil terus menatap Jaehwan yang sedang berjalan menghampirinya.

Jaehwan tidak menjawab, tetap melangkah gusar menuju Mingyu, dan kemudian melayangkan pukulan keras ke arah wajah Mingyu, hingga adiknya itu harus jatuh dari kursi.

Jaehwan memukul rahang adiknya dengan keras di depan semua staff Mingyu. Para staff terlihat sangat sangat terkejut, ingin memeriksa keadaan sang presdir namun segan. Mingyu memegang sudut bibirnya yang berdarah, sambil menatap sang kakak yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

Para staff serempak izin keluar ruangan, mereka mengerti bahwa ini adalah saat yang tidak tepat untuk berada di dalam ruangan itu. Setelah para staff keluar, Jein langsung menutup pintu ruangan itu rapat, dan segera memberi tau kepada asisten Mingyu agar menyuruh semua staff yang menghadiri meeting tadi untuk tutup mulut. Tindakan Jaehwan tadi tidak boleh tersebar, dan Jein harus memastikan hal itu.

Sementara di dalam sana, Mingyu yang masih terkapar di atas lantai itu menatap sang kakak penuh tanya. Ada apa ini? Seumur hidup, Jaehwan tidak pernah memukulnya. Bahkan ketika mereka kecil, Jaehwan tidak pernah memukul Mingyu, walaupun Mingyu adalah anak yang nakal.

"Kau ini sakit jiwa, Mingyu. Aku dengar semuanya dari Yoongi. Aku tau semua perbuatan gilamu pada Seokjin." Kata Jaehwan sambil menunjuk adiknya geram

Mata Mingyu membulat. Apa rahasianya sudah terbongkar? Mengapa Yoongi mengambil resiko ini? Yoongi bisa memberitahu Seokjin, namun menurut Mingyu, Yoongi terlalu nekat jika dia memberitahu langsung pada Jaehwan.

"Ancamanmu sudah tidak berlaku lagi pada Yoongi, karena sekarang Seokjin sudah ada di Hamora. Sekarang Seokjin sudah di luar jangkauanmu. Karena itulah Yoongi menceritakan semuanya padaku, karena dia sudah terbebas darimu."

Jaehwan menatap adiknya yang masih terdiam, memegang sudut bibirnya yang masih luka. Dibandingkan rasa amarahnya, rasa kecewa Jaehwan jauh lebih besar pada Mingyu. Dia sangat menyayangi adiknya, dan dia merasa bersalah pada Seokjin karna dia tak bisa menyadari perilaku adiknya sendiri. Dan yang paling penting adalah, Jaehwan merasa gagal sebagai seorang kakak bagi Mingyu.

I WANT YOU, Kim Namjoon! BOOK 2Where stories live. Discover now