Twenty Two

1.3K 176 13
                                    

Lelah, mungkin itu yang dirasakan oleh Namjoon saat ini. Tepat seminggu setelah Jisoo mengadakan jumpa pers dan meredakan berita yang ada dengan bantuan Mingyu dibalik layar. Setelah itu Namjoon dan Seokjin menyusul, melakukan klarifikasi mengenai semua yang terjadi. Sehari kemudian Jaehwan pun melakukan hal yang sama. Satu minggu, waktu yang dibutuhkan untuk menetralkan suasana, mengembalikan semuanya seperti sedia kala.

Namjoon akhirnya bisa bernapas lega, setidaknya tak ada lagi hujatan dari teman sekantor maupun lingkungan sekitar, begitu pula dengan Seokjin, tak ada lagi tatapan kasihan dan berita tentang dua sejoli itu perlahan memudar, sekali lagi karna Mingyu.

Semua mengambil tanggung jawab, Mingyu memastikan berita ini akan hilang tak berbekas setelah sebulan. Itu adalah bentuk tanggung jawabnya, sebagai tebusan atas segala dosa yang telah dia lakukan, karna dialah dalang di balik semuanya. Mingyu juga tidak lupa tetap memperhatikan Jisoo, memastikan karir wanita itu baij-baik saja. Karena bagaimanapun juga Mingyu juga bersalah kepada Jisoo karena telah melibatkannya pada rencana jahatnya.

Namjoon juga mengambil tanggung jawab, dia juga merasa bersalah karna kejadian dua tahun yang lalu tak akan terjadi jika dia mengambil keputusan yang tepat. Seokjin juga, berusaha untuk lebih berdiskusi dengan Namjoon dan belajar dari kesalahannya yang mengambil keputusan terlalu cepat. Yoongi belajar untuk lebih jujur, mulai untuk mengatakan semuanya pada Seokjin dan meminta saran sebelum bertindak. Ya, semua menyadari kesalahan masing-masing. Tanpa terkecuali.

Termasuk Jungkook, dia masih menyimpan rasa bersalah karna memperlakukan Namjoon seperti penjahat selama 3 tahun. Sebenarnya itu wajar karna dia tak tau kejadian yang sebenarnya saat itu, namun Jungkook bisa belajar lebih dewasa untuk mendengarkan dua pihak seperti saran Taehyung.

Ya, Taehyung, sejak dulu selalu memilih untuk tak ikut campur dan selalu berada di garis depan jika seseorang membutuhkan bantuan. Taehyung menyadari hubungannya dengan Jungkook juga hasil dari tawaran bantuan di masa lalu. Lalu bagaimana sekarang? Taehyung pun sebenarnya masih ragu harus bagaimana.

Jungkook berkali-kali mencoba membahas perihal itu di masa lalu, namun Taehyung selalu mengalihkan pembicaraan. Kenapa? Taehyung sekali lagi belum tau, lebih tepatnya dia belum punya alasan yang tepat untuk meninggalkan Jungkook. Kedua orang tuanya sudah terlampau suka pada Jungkook.

Taehyung tau, cepat atau lambat dia harus membahas masalah ini dengan Jungkook, namun Taehyung terus menunda karna berbagai alasan. Sebenarnya Taehyung sudah mengumpulkan beberapa alasan untuk meninggalkan Jungkook, bertahun-tahun bersama membuat Taehyung tahu banyak hal bukan? Taehyung selalu mengingat perkataan ibunya, bahwa cinta bukanlah hal yang paling utama dalam membina sebuah rumah tangga, tetapi tanggung jawab. Jika kau mempunyai tanggung jawab, maka cinta akan muncul dengan tulus dari sana.

Nyonya Kim memberi banyak contoh, sebut saja rumah tangga beberapa rekannya yang bertahan karna tanggung jawab, bukan cinta yang menggelora diantara pasangan suami istri. Ada yang bertahan karna tanggung jawab pada anak, keluarga pasangan, orangtua dan lain sebagainya. Mereka bertahan karna tanggung jawab dan cenderung terbiasa melupakan bahwa mereka sudah tidak saling mencintai lagi. Mengerikan sekali, pikir Taehyung.

Taehyung tak pernah jatuh cinta sebelumnya, namun satu hal yang Taehyung pastikan, dia tak ingin rumah tangganya kelak bertahan karna tanggung jawab semata. Taehyung yakin bahwa memahami orang yang dicintai sebagai partner sehidup semati adalah yang paling utama. Nanti akan muncul perasaan tanggung jawab, dan tentunya itu bukan pernikahan karena alasan konyol seperti kesepian, ingin mendapat keturunan, hanya sebatas cinta, terpesona akan penampilan pasangan, kekompakan atau kecocokan semata, tuntutan umur dan keluarga, atau yang lainnya. Karena jika alasan itu telah sirna atau tidak tercapai, maka tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan rumah tangga. Sungguh konyol.

I WANT YOU, Kim Namjoon! BOOK 2Where stories live. Discover now