Fourteen

1.2K 172 11
                                    



Namjoon terus menarik pergelangan tangan Seokjin tanpa menghiraukan wanita cantik itu yang terus berusaha melepaskan genggaman tangan Namjoon sejak tadi. Seokjin tak henti-hentinya meronta, meminta dilepaskan namun tak mendapat respon dari Namjoon. Seokjin bahkan merasakan sedikit perih di pergelangan tangannya karna genggaman tangan Namjoon semakin lama semakin erat.

Meskipun pembicaraan mereka berakhir dengan baik, Seokjin tetap ragu menemui orang tua Namjoon. Untuk apa? Dan mengapa harus sekarang? Namjoon juga tidak terlihat seperti biasanya. Namjoon terkesan memaksa, dan sebelumnya Namjoon tidak pernah seperti ini.  

Seokjin akhirnya pasrah, dia memilih untuk diam dan menuruti keinginan Namjoon. Mereka berjalan menyusuri kerumunan orang, tak peduli apakah ada yang menyapa atau sekedar memperhatikan. Namjoon tak peduli.

Namjoon melayangkan pandangan matanya ke segala penjuru ruangan, berusaha mencari keberadaan orang tuanya. Dengan napas yang memburu, Namjoon kembali melangkah menuju sudut ruangan, menuju orang tuanya yang sedang duduk di kursi yang telah dipersiapkan untuk keluarga Kim. Di sana ada Tuan dan Nyonya Kim, serta Taehyung. Ketiga orang itu menatap terkejut pada Namjoon yang tiba-tiba saja datang membawa Seokjin. 

"Na-Namjoon? Ada apa ini? Kenapa ada Seok-"


"Ayah dan Ibu tolong dengarkan aku." Namjoon memotong ucapan Nyonya Kim yang masih menatap Namjoon dan Seokjin dengan bingung.

Namjoon merangkul pinggang Seokjin,mengeratkan pelukannya sambil menatap kedua orang tuanya dengan tajam. Sementara Seokjin yang masih bingung mengatur napasnya hanya bisa terdiam, menatap Namjoon yang sejak tadi terlihat sangat serius.


"Aku tidak bisa menjelaskan apa yang telah terjadi di masa lalu antara aku dan Seokjin. Yang bisa aku katakan hanyalah aku yang selalu mencintai Seokjin, bukan dan tidak akan pernah menjadi orang lain." Ucap Namjoon yang kemudian melirik ayahnya, Tuna Kim yang sedang duduk di samping ibunya

"Ayah dan Ibu tidak usah penasaran dan ikut campur dengan urusan percintaanku, karena aku bisa mengatasinya. Saat ini aku sedang berusaha mendapatkan Seokjin kembali, dan aku tidak akan melepaskannya untuk yang kedua kali. Jadi aku harap Ayah dan Ibu tidak mengambil tindakan tambahan apapun." 

Namjoon melakukan itu bukan tanpa alasan, Namjoon hanya ingin menegaskan bahwa dia tak ingin diatur oleh ayahnya soal percintaan karna hatinya hanya milik Seokjin. Namjoon tak akan membiarkan Seokjin mengalami salah paham kedua kalinya, tidak akan.


"Begitukah? Kalau kau mencintainya kenapa dulu kau menyakiti Seokjin? Ayah tak akan melakukan sesuatu tanpa alasan." Kata Tuan Kim tak mau kalah.


"Itu hanya kesalahpahaman. Kami berdua sudah mencoba melupakan masa lalu sambil mengintrospeksi diri masing-masing, terutama aku." Kata Namjoon sekali lagi sambil kembali mengeratkan genggamannya pada pinggang Seokjin.


Seokjin hanya terdiam, tak bisa menatap Tuan Kim atau Namjoon. Seokjin hanya masih bingung dengan semuanya yang terjadi sangat cepat.


"Anggap saja itu kesalahpahaman dan masalahnya telah selesai. Tapi kau tidak lupa dengan efek samping yang kau timbulkan bukan?" Kata Tuan Kim.


"He-Hei, berhenti berkata seperti itu..." Nyonya Kim yang merasa khawatir berusaha memberi pengertian pada suaminya untuk mengakhiri perdebatan, namun tak berhasil.


"Lagi pula saat ini Seokjin terlihat tidak nyaman. Kau menggenggamnya dengan erat, bisa ayah tebak kau memaksanya untuk kesini. Sekali lagi, ayah tidak bermaksud mencampuri urusanmu, tetapi kau tidak boleh bertindak egois."

I WANT YOU, Kim Namjoon! BOOK 2Where stories live. Discover now