Twelve

1.1K 153 17
                                    

Seokjin menghela napasnya berkali-kali sambil menatap bangunan mewah di hadapannya. Sudah bertahun-tahun Seokjin menghindari kota ini, apalagi tempat ini. Bangunan mewah ini adalah tempat tinggalnya dulu, Seokjin bahkan belum menjual unit penthouse nya sebelum pindah ke luar kota. Ada alasan mengapa Seokjin mau menginjakkan kaki di kota ini lagi, ada alasan bagi Seokjin untuk mampir ke tempat tinggal lamanya.

Semua karna Jaehwan. Seokjin ingin bertemu dengan Jaehwan yang sudah lama menghindarinya. Sesibuk apapun sahabatnya itu, dia pasti akan pulang ke unitnya kan? Seokjin sudah kehabisan akal bagaimana cara mennghubungi Jaehwan, dan pilihan mengunjungi tempat tinggalnya adalah opsi terakhir.

Seokjin tersenyum lebar ketika dia berhasil membuka pintu depan unit Jaehwan, tanpa ragu Seokjin melangkah masuk ke dalam unit mewah itu. Saat ini sudah pukul 11.30 malam, dan seluruh ruangan terlihat gelap. Hanya lampu kecil di ujung dinding yang membantu pencahayaan. Pasti Jaehwan sudah tertidur, karena seluruh ruangan sudah gelap. Seokjin kemudian melangkah menuju kamar Jaehwan dan mengintip ke dalam, memastikan apakah sahabatnya itu ada di dalam atau tidak.

Seokjin lagi-lagi tersenyum ketika melihat Jaehwan yang sedang tertidur pulas, masih mengenakan setelan jas lengkap. Seokjin menggeleng pelan, Jaehwan memang selalu seperti itu. Dia selalu pulang malam dan terlalu lelah untuk sekedar mengganti baju. Seokjin lalu menyalakan lampu kamar Jaehwan, mengguncang pundak Jaehwan sambil memanggilnya pelan. Jaehwan mengerjapkan matanya pelan, merasa tidurnya terusik.

"Jin???" Mata Jaehwan langsung membulat ketika melihat Seokjin yang sedang menatapnya dari jarak dekat

"K-Kau Kim Seokjin kan?" Kata Jaehwan sekali lagi, menatap Seokjin ragu, membuat Seokjin langsung tertawa karena reaksi Jaehwan sangat lucu.

"Ini aku. Aku sengaja datang tanpa memberitahumu terlebih dahulu, karena aku tau kau sedang menghindariku." Jawab Seokjin.

Jaehwan menghela napas lega. Jaehwan berpikir dia hanya bermimpi karena kelelahan. Namun Jaehwan tidak pernah menyangka bahwa Seokjin akan mengejarnya hingga seperti ini, Jaehwan bakan berpikir bahwa Seokjin mungkin membencinya

"Sebenarnya aku tidak bermaksud menghindar, aku juga ingin menemuimu. Tetapi aku tidak tau harus bilang apa, aku merasa bersalah."

"Merasa bersalah? Untuk apa? Ini bukan salahmu. Walaupun kau melakukan kesalahan suatu saat nanti, aku tidak akan semudah itu membencimu. Kau sudah banyak menolongku selama ini. Aku tidak akan mungkin membencimu karena satu kesalahan."

Seokjin meraih tangan Jaehwan, menggenggamnya erat. Seokjin merasakan keraguan Jaehwan, dia merasa Jaehwan berusaha membangun batas di antara mereka, dan Seokjin tidak ingin kehilangan sahabat seperti Jaehwan, meskipun kali ini masalahnya sangat rumit.

"Jika kau menghindar seperti ini, aku akan sedih. Jangan lakukan ini demi persahabatan kita." Kata Seokjin lagi.

"Aku akan mengurus masalah Mingyu, aku juga akan bertemu dengan Namjoon dan-"

"Ken, ini bukan masalahmu. Ini masalahku dengan Namjoon, biar aku yang menghadapi dan memutuskannya."

"Tapi Jin, ini karna adikku,"

"Aku tau. Tetapi intinya adalah ini tentang aku dan Namjoon. Aku dan Namjoon bisa menyelesaikannya, kau tidak perlu terlibat terlalu jauh."

Seokjin mendecak sebal, sangat sulit bicara dengan Jaehwan.

"Hey, you already doing your best. Sudah cukup Ken, selebihnya bukan tanggung jawabmu lagi. Okay?"

Jaehwan tersenyum, dia memilih untuk mengalah, "Okay.. tapi kau tidak perlu menyusul kesini."

I WANT YOU, Kim Namjoon! BOOK 2Where stories live. Discover now