Sixteen

1.1K 157 17
                                    

"Ms. Seokjin? Kita sudah sampai."

Seokjin perlahan mengerjapkan mata, menormalkan posisi kepala yang tadinya bersandar pada kursi mobil. Seokjin menatap Daehyun yang sedang berada di kursi kemudi depan, kemudian melirik jam tangannya sebentar. Sudah pukul 12.30 malam dan Seokjin baru tiba di rumahnya. Seokjin mengucapkan terima kasih sebentar pada sang asisten lalu melangkah ke luar mobil.

Dengan mata yang masih sayu, Seokjin masuk ke dalam rumahnya, menyalakan lampu teras depan yang lupa dinyalakan oleh Hoseok. Sudah satu minggu Seokjin tinggal sendiri, karna Hoseok sibuk dengan bisnis barunya di luar kota. Seokjin langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya, memejamkan mata sebentar sekedar melepas rasa lelahnya.

Sudah sebulan ini Seokjin bekerja keras. Bukan hanya karna menjaga nama baik sebagai head designer baru, namun juga karna proyek baru yang harus diselesaikannya dengan baik. Seokjin ingin dikenal karena prestasinya, bukan karna wajahnya atau statusnya. Sungguh, sebulan ini begitu melelahkan, dan rasanya sebulan ini berlalu dengan cepat. Dalam waktu sebulan Seokjin juga  jarang berinteraksi dengan siapapun, setiap hari Seokjin hanya menghabiskan waktu di kantor, dan pulang ke rumah hanya untuk sekedar tidur. 

Ya, sebulan ini berlalu begitu cepat, hingga Seokjin lupa akan sesuatu. Seokjin langsung membuka matanya yang sempat terpejam, mengingat sesuatu yang sempat dilupakannya selama sebulan ini.

Kim Namjoon.

Apa kabar Namjoon? Apakah dia baik-baik saja? Setelah pesta perusahaan Jaehwan tempo hari, hubungan Seokjin dan Namjoon membaik, bahkan sangat baik. Namun itu tidak cukup untuk membuat kedua insan itu kembali merajut kasih. Namjoon menginginkan hal itu, Seokjin juga menginginkan hal yang sama, namun saatnya belum tepat.

Seokjin tidak ingin terburu-buru, dia belajar dari masa lalu. Dia tidak ingin terburu-buru karna perasaan cinta yang menggebu-gebu satu sama lain. Seokjin dan Namjoon dalam masa break, mereka memutuskan untuk menggunakan waktu sebulan untuk berpikir dan menjernihkan pikiran. Awalnya Namjoon tak ingin break, namun dia menyadari bahwa dirinya terburu-buru. Seokjin tidak akan kemana-mana, hatinya tak akan direbut oleh orang lain, jadi Namjoon tidak usah khawatir. Cukup menjernihkan pikiran saja selama sebulan, karna mereka berdua juga sama-sama sibuk.

Waktu sebulan sudah lewat, waktu berpikir untuk Seokjin dan Namjoon sudah berakhir. Seokjin tak menyadari karna terlalu sibuk, dan mereka juga berjanji untuk tidak saling menghubungi dalam waktu sebulan.

Seokjin berpikir sejenak, apa ini saat yang tepat untuk menghubungi Namjoon? Apa pikirannya sudah jernih?

Seokjin menghela napas. Jujur saja dia benci keraguannya yang begitu besar. Namun satu hal yang tak berubah sejak dulu, Seokjin mencintai Namjoon. 



^_^



Namjoon melangkah menuju tempat tidurnya yang nyaman, dengan piyama yang masih belum terkancing sepenuhnya, Namjoon merebahkan tubuhnya melepas rasa lelah karna persidangan yang alot tadi siang. Namjoon mencoba memejamkan mata berkali-kali tapi tidak bisa. Dia memenangkan kasus tadi, namun hatinya tak merasa lega sama sekali.

Namjoon menginginkan Seokjin, sangat. Sebulan ini terasa sangat lama bagi Namjoon, namun Namjoon berusaha untuk bersabar. Namjoon tidak boleh melupakan apa tujuan dia dan Seokjin untuk break selama sebulan. Jika Namjoon tidak bersabar, mungkin dia akan kehilangan kesempatannya.

Lalu Namjoon harus bagaimana? Rasanya sungguh menyiksa, Namjoon serba salah. Bisa-bisa gila rasanya.

Namjoon baru saja ingin memejamkan mata untuk tidur namun kemudian dikejutkan dengan ponselnya yang tiba-tiba berdering. Dengan malas Namjoon meraih ponselnya, namun sedetik kemudian ekspresinya berubah total ketika melihat nama si pemanggil.

I WANT YOU, Kim Namjoon! BOOK 2Where stories live. Discover now