Penyesalan memang selalu datang dibelakang. Jika datang lebih awal, itu bukan penyesalan namun kekhawatiran yang lebih menyerupai kewaspadaan. Hidup memang terkadang tak adil, tak peduli karna akibat perbuatan sendiri, ataupun memang karna garis takdir yang tak berpihak pada kita.
Jisoo sedang menatap pantulan dirinya di sebuah cermin besar di dalam kamarnya. Jika ditanya bagaimana kabarnya, Jisoo akan menjawab bahwa dia sedang tak baik-baik saja. Hatinya hancur, pikirannya kacau, sangat sulit menerima semua yang telah terjadi.
"Jisoo, kurasa kita memang harus bicara,"
"Apa yang harus kita bicarakan Namjoon?"
"Tentang semuanya. Mulai sekarang kita harus menjalani kehidupan kita masing-masing. Apapun yang terjadi diantara kita, itu adalah masa lalu, sekarang sudah tak ada artinya lagi."
Jisoo hanya terdiam, memutuskan untuk mendengarkan perkataan Namjoon yang menyakitkan untuknya.
"Aku tau sempat terjadi masalah dan kau ikut terlibat. Aku sekali lagi minta maaf. Sekarang kita harus melangkah masing-masing, aku ingin memulai segalanya dari awal, dengan benar dan serius bersama Seokjin."
Namjoon menghela napas pelan,
"Good bye Jisoo,"
Jisoo lagi-lagi memejamkan matanya erat. Percakapannya dengan Namjoon kemarin lagi-lagi terlintas dikepalanya. Setiap itu terjadi, kepala Jisoo terasa mau pecah, tak terima dengan semua yang terjadi.
Ya, Jisoo tak terima.
Dulu hubungannya dengan Namjoon baik-baik saja. Namjoon adalah pria yang sempurna yang sangat mencintainya. Tak ada yang kurang dari pria itu, dan hubungan mereka sangat baik. Hanya saja Jisoo yang terlalu bodoh menyadarinya, dia lebih mementingkan karirnya sebagai seorang penulis dari pada hubungannya saat itu.
Jisoo tak sadar bahwa saat itu dia melakukan sebuah kesalahan besar. Penyesalan terbesar Jisoo adalah karna menolak lamaran Namjoon tempo hari dan terlambat menyadari semuanya. Lalu bagaimana dengan Seokjin? Mengapa Namjoon begitu mencintai Seokjin bahkan melebihi dirinya dulu?
Awalnya Jisoo merasa itu karna fisik Seokjin, siapa yang tak menyukai Kim Seokjin? Siapa saja bisa jatuh dalam pesonanya, termasuk Namjoon. Tapi kali ini Jisoo baru mengerti bahwa Seokjin juga sangat mencintai Namjoon, keduanya begitu saling mencintai dan fakta itu semakin membuat hati Jisoo semakin sakit.
Jisoo tau, tak ada alasan untuk mempertanyakan Seokjin lagi, karna wanita itu memang sangat mencintai Namjoon, Seokjin bahkan tak ragu sama sekali untuk memiliki Namjoon sejak awal, sangat berbeda dengan dirinya di masa lalu.
Lalu sekarang apa? Jisoo harus bagaimana? Sejak dulu hingga sekarang Jisoo tak pernah komplain. Jisoo tau semua salahnya, namun ada saat dimana dia merasa tak adil. Jisoo berhak mendapatkan kesempatan kedua. Jisoo baru saja ingin memulai semuanya dari awal dengan Namjoon namun tiba-tiba saja harapannya sirna karna Namjoon telah mencintai orang lain.
Namjoon bahkan sempat terkesan memanfaatkannya ketika memiliki masalah dengan Seokjin. Tidak, Mingyu bahkan memanfaatkannya juga, dia juga ikut terseret pada masalah yang sama sekali dia tak tau. Tak adil, Jisoo merasa tak pantas merasakan ini semua.
Jisoo mempertanyakan kemungkinan dia untuk bisa mempertahankan keyakinannya. Selama ini dia hanya diam tak bicara, bahkan ketika Jisoo harus mengalami hal yang tak seharusnya dia alami, Jisoo tetap diam saja. Apakah kali ini dia bisa bicara? Bisakah dia mengutarakan apa yang selama ini dipendam? Atau bisakah Jisoo melakukan hal yang seharusnya dia lakukan?
Tentu saja, dan Jisoo punya hak untuk itu bukan?
^_^
1 bulan kemudian.
YOU ARE READING
I WANT YOU, Kim Namjoon! BOOK 2
Fanfiction⚠️ BACA BOOK 1 DULU ⚠️ Kisah lanjutan Namjoon dan Seokjin yang sempat kandas. Banyak fakta tersembunyi yang belum terungkap, akankah bisa menyatukan Seokjin dan Namjoon kembali? Bisakah Seokjin kembali dengan hati yang sudah terlampau sakit di masa...