Saat malam tiba

0 0 0
                                    

Malam yang dingin. Diluar hujan bersamaan dengan kilat dan petir yang terus menyambut. Cukup menakutkan, kai hanya tinggal bertiga perempuan semua, aku nenek dan Rahfa.

Aku sudah tak sabar ingin segera pagi. Besok akan melepas rindu pada anak-anak.

"Kak, bagaimana kuliah kakak?" Rahfa memecahkan keheningan suasana.
"Biasa saja. Sebentar lagi lulus do'a kan yang terbaik buat kakak."
"Iya kak tentu saja."

Kami bergegas ke kamar, aku tidur di kamar bersama Rahfa sedangkan nenek tidur sendirian di kamar sebelah.

Aku tak bisa memejamkan mata. Pikiranku masih melayang jauh, sementara Rahfa sudah tertodur pulas.
Aku pandang wajahnya.

"Sungguh tega orangtua kamu. Dan orang-orang yang berani menyakiti kamu." Aku berbicara lirih sambil membelai rambut nya yang tebal.

Mereka yang meninggalkanmu suatu saat akan menyesal.
Mereka yang membuat mu terluka suatu saat akan menyesal.
Kanu akan menjadi orang yang sukses.

Iya, aku selalu percaya itu Rahfa.

~~~~~~~~~

"Yeeeyyyyy kak Sinta sudah datang. " ucap salah satu diantara anak-anak yang sedang berkumpul di bawah rindangnya pohon mangga.

Sementara aku hanya tersenyum. Berjalan mendekat dan menyapa mereka.

"Kak aku kangen sama kakak." Gadis itu berdiri dan berjalan mendekat  kemudian memeluk tubuh ku. Dia adalah Arifa saudara si ibu yang dulu rumahnya dijadikan asrama selama aku disini.
Setiap malam Arifa datang ke rumah, iya dia adalah anak yang paling dekat dengan ku setelab  Rahfa.

"Iya kakak juga kangen kok."

Kami saling berpandangan. Membuat sebuah lingkaran besar. Suasana yang nyaman. Angin sepo-sepoi menusuk hingga tulang sumsum.

"Kakak minta maaf yah dulu kakak tidak sempat pamit sama kalian."
"Iya kak tidak apa-apa."

Hari itu adalah hari yang sangat istimewa. Seharian berkumpul rasanya hanya satu jam, masih kurang.

"Kakak kapan pulang? "
"Besok kakak pulang hehe."
"Yaaaa udah pulang lagi."
"Kalian tenang saja ya, kakak janji bakalan sering-sering kok main kesini. Doakan saha semoga kakak sehat dan ada rizki nya."
"Aamiin.." semua mengamin kan doa ku. Anak-anak yang pintar, dan baik hati.

Jarang sekali aku bisa sedekat ini dengan anak-anak atau pihak sekolah.
Sebelum-sebelumnya hanya sebatas waktu pengabdian.  Selepas kegiatan itu, sudah. Selesai tak ada komunikasi apapun lagi dianatar kami.
Tapi kali ini berbeda. Mereka seperti sudah begitu dekat denganku.  Tak ada jarak diantara kami, layak nya teman mereka bebas becanda atau sekedar meminta solusi. Yang membedakan, mereka tetap menaruh hormat.

Sungguh lingkungan yang bisa membuat siapapun betah.
Suasana yang asri, dan orang-orang yang ramah.

~~~~~~~~
Tak terasa hari mulai gelap. Matahri audab menuju barat.  Nampaknya ia akan segera tenggelam. Memberikan kesempatan sang rembulan untuk mengganti posisinya.

Aku mengakhiri pertemuan kali ini. Entahlah, yang pasti suatu saat nanti aku akan kembali kesini. Untuk Rahfa, untuk mereka dan untuk semua orang yang menganggapku saudara nya.

Kami berpelukan, dan besok harus hisa menerima lagi kenyataan. Menyiapakan kesanggupan untuk menahan rindu dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.

 RAHFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang