👋🏻👋🏻👋🏻

0 0 0
                                    

Aku diantar kak Puteri, karena memang searah, sebenarnya kantor kak Puteri lebih dekat, itu artinya dia ikhlas mengantarkan aku sampai ketempat.

"Byeee.. hati-hati ya, jaga diri baik-baik,  kalau ada apa-apa telepon saja jangan sungkan!"
Kak Puteri melambaikan tangannya, kemudian memparkirkaj mobil, dan putar balik.
"Iya kak, hati-hati ya."

Aku terud berdiri, melihat mobil kak Puteri yang melaju perlahan.

~~~~~~

[Bu Rahfa, besok ada rapat jangan lupa ya.] Sebuah pesan singkat dari rekan kerja. 

Hari ini benar-benar kewalahan,
"Asraga bia telat aku." Mulutku tak bisa berhenti mengomel, kenapa aku harus bangun siang sih.

Kupesan taxi online.

~~~~~~~
"Alhamdulillah, ada waktu lima menit, otu artinya rapat belum dimulai." Aku masuk ke ruang rapat, ternyata disana sudah banyak rekan-rekan yang lain, aku melihat meja hos. Ahh beruntung, beliau belum datang.
Aku duduk, disamping Yoga, ia dia adalah orang yang sempat aku tolak beberapa bulan yang lalu.

Sekitar pukul delapan, bos sudah datang. Suasana cukup tertib dan hening.

"Baik terimakasih sudah hadir. Seperti yang saya katakan tempo lalu? Bahwasanya,  perusahaan kita akan ada perluasan cabang, sudah jadi. Sekarang saya akan meng informasikan, bahwasanya yanh akan menjadi direktur cabangnya adalah, ibu Rahfa."

Semua terdiam, mata mereka memandang ke arahku. Benar-benar seperti sebuah mimpi indah. Aku tepuk-tepuk tulang pipiku. Argh, ternyata ini nyata.

"Silahkan bu Rahfa, apakah anada bersedia?"
"Baik, sebelumnya saya sampaikan terimakasih banyak kepada pak Hendar yang telah memberikan kepercayaan kepada saya. Dengan penuh persiapan dan penanggung jawab terhadap segala resiko, saya bersedia."

Semua orang bertepuk tangan,  kemudian satu persatu bersalaman dan mengucapkan selamat.

Pak Hendra. Beliau adalah bosku, usianya masih tergolong muda. Hanya berbeda sekitar riga tahun saja dengan ku. Wajahnya cukup ganteng, penampilan dan wibanya luar biasa.

Entah aku yang terlalu percaya diri atau kenyataan.  Aku begitu merasa yakin, kalau beliau mempunyai rasa yang lebih terhadapku.

Berita kenaikan jabatanku, dengan cepat aku informasikan kepada keluargaku, tak tertinggal kak Sinta dan kak Puteri.

"Ah aku keduluan sama kamu nih hahahah."

Candaan kak Puteri, karena benar tadinya tak ku sangka aku akan naik jabatan secepat ini.

Aku bekerja semakin giat, terbukti kantor cabang yang aku pimpin ini, mampu  bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.
Segala bentuk kerja sama, dan prestasi dengan cepat aku dapatkan.

Bukan cuma aku, dibalik kesuksesan yang cepat ini, ada banyak tangan-tamgan layar belakang yang luar biasa!

Soal suami. Aku belum sedikit pun berpikiran jauh kesana, meski aku sudah mulai mencicil sebuah rumah, dan memilki angkutan pribadi. Aku belum ingin menikah.

Aku masih ingin jauh lebih sukses dari kakak-kakak ku.

 RAHFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang