"Rahfa lulus sekolah SMP lanjut kemana?" Topik pembahasan yang sebenarnya pernah aku tanyakan di waktu lalu.
"Sekolah kakak dulu bagaimana? "
Aku diam, mencoba menyimpulkan apa yang tadi dia katakan. Ucapannya begitu ringan, seolah tanpa beban.
"Maksudnya?" Biarkan saja, berpura-pura tidak tahu, padahal sedikit tidak nya aku mengetahui apa maksud da kemana arah pembicaraa nya.
"Aku pengen ikut sama kakak boleh?" Lagi-lagi dia berkata dengan lepas.
"Boleh kok, yang penting sekarang Rahfa belajar yang rajin. Sebentar lagi Rahfa naik tingkat."
"Iya kak siap."Semangat. Iya semangat nya aku temukan kembali, aku semakin bertekad bahwa aku harus lulus dengan cepat.
~~~~~~~
"Hati-hati kak, jaga diri baik-baik ya."
Pagi itu cuaca cukup cerah.
Matahari sudah tak sedih seperti beberapa waktu lalu. Sinarnya begitu menghangatkan tulang-tulang.Aku pergi untuk kembali.
Hari ini libur. Waktu istirahatku selalu begini-begini saja. Jauh dari orangtua, jauh dari keluarga, dan sekarang harus sulit untuk menghubungi Rahfa.
Jangan pernah bertanya, kenapa aku seolah ingin menjadi pahlawan untuk Rahfa. Aku tak pernah sedikitpun, mendekatinya, atas dasar ingin pujian dari oranglain. Entahlah, rasa sayang dan peduli itu hadir begitu saja. Sampai saat ini, tak terbesit sedetik pun aku ingin melupakan Rahfa.
Dreed..dreeed..dreeed
Suara panggilan masuk, dengan nomor tak dikenal.
[Hallo] aku terdiam, suara itu seperti tak asing dari telingaku. Aku merasa begitu sangat dekat dengannya.
[Iya hallo]
[Kak apa kabar?]Rahfa. Iya benar itu Rahfa, kebahagian dan ketidak percayaanku, tak kuhiraukan. Aku begitu berbahagia.
[Rahfa kemana saja? Baru kakak ngomongin kamu eh tiba-tiba kamu nelpon.]Dari begitu banyak percakapan basi-basi yang kami lakukan. Akhirnya aku tahu, bahwasanya setahun yang lalu Rahfa dan bu Rini mengalami kecelakaan, dompet dan tas bu Rini jambret orang. Naas nya, ponsel Rahfa ia titipkan di bu Rini.
"Aku tahu nomor kakak dari kak Dena, maaf baru sekarang. Soalnya baru kemaren aku beli ponsel lagi."
Demi apapun aku sudah tak peduli. Yang terpenting hari ini dia ada, iya kembali hadir untuk mewarnai hidupku.
[Kak, tiga hari yang akan datang Rahfa akan perpisahan kelas 3.]
[Alhamdulillah, insya allah kalau ada sempat nanti kakak kesana, tapi tidak janji yah. Soalnya kakak suda kerja, hehe.]Rahfa. Aku selalu punya cara untuk tetap membuatmu tertawa.
Bersama dengan suka, saat Rahfa kembali menghubungiku. Ternyata ada kabar duka yang ia bawa.
Seminggu yang lalu, Nenek Rahfa pergi keharibaan-Nya.Kini, ia tinggal bersama bu Rini.
Kedua orangtua nya, sama sekaki tak datang takziah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHFA
Historical FictionAda beberapa part yang dihapus, karena sudah terbit ✨✨✨ . . Seorang gadis kecil, lahir dari seorang ibu yang menjadi istri pengusaha sukses. Kehamilan di tengah puncaknya usaha dan karier keduanya menyebabkan kelahiran bayi tak berdosa itu tak diing...