chapter 1

1.9K 68 0
                                    

Chapter 1

Suatu hari ditengah derasnya hujan, ada seorang gadis yang menunggu di halte bus seorang diri. Menatap hujan dengan tatapan bertanya. Dalam hatinya ia bertanya pada diri sendiri “apakah ini suatu bentuk kemarahan?”, “kenapa setiap kali hujan selalu dikaitkan dengan hal yang melankolis?”,”dapatkah aku mengubah keadaan hujan ini, menjadi lebih ceria?”.

Dipertanyaan terakhir ia tersenyum manis. “Ya! Aku akan mengubah hujan menjadi sebuah senyuman ceria. Memang apa bedanya hujan dengan hari hari terik lainnya?”. Dari tanya di dalam benaknya itulah yang menggerakan raganya. Membawanya larut dalam hujan yang indah.

Tidak jauh dari itu, ada seorang lelaki yang menatap bingung kearah gadis itu. Dalam hatinya ia bertanya “kenapa dia bahagia sekali akan hujan yang begitu derasnya?”

ia mengulurkan tangan untuk mengecek keadaan hujan yang masih derasnya. Kemudian dia berpikir kembali “nanti kalau cewek itu pingsan gimana gara gara hujan? Mana halte ini sepi banget lagi. Kata mama sebelum terjadi maka cegahlah!”

Lelaki itu lari sambil melindungi kepalanya dari hujan menggunakan tangannya. “woyy! Lo kenapa main hujan hujanan nanti sakit bego”. Gadis itu berbalik menatap heran mahluk didepannya. “kenapa dia peduli sekali terhadap dirinya?” tanyanya dalam hati. “Yaelah malah bengong. Jalan sekitar sini tuh sepi kalau lo pingsan gue yang tanggung jawab”.

Gadis itu kembali terpaku, menatapnya dengan penuh tanya. Akhirnya sang lelaki menarik napas dalam dalam lalu menghembuskannya segera. “gini deh nama gue Lenta” kata lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.

“tangguh dalam bahasa latin” bisik gadis itu, tapi dapat didengar oleh Lenta. “nama lo siapa?, btw gue baru tau arti nama gue” kata Lenta dengan tenang.

“nama aku sugar” katanya sedikit malu. Lenta cukup terkesima, banyak orang yang telah ditemuinya tapi baru gadis ini yang unik dimatanya. “wow, as sweet as sugar, right?” sugar tersipu malu. “kita berteduh di halte ya...” lenta berhenti sejenak untuk melanjutkan perkataannya “sugar”.

Mereka pun tersenyum dengan cerianya. Mungkin ini awal bagi sugar mengubah hujan yang selama ini melankolis menjadi lebih indah.

SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang