Chapter 14

407 24 0
                                    

Chapter 14

Sudah seminggu berlalu sejak Sugar tidur dalam komanya. Dan sudah seminggu pula Lenta tidak masuk sekolah, jarang makan dan jarang tidur. Mungkin ini terdengar sedikit berlebihan, tapi memang seperti ini keadaannya.

Lenta duduk di tepi ranjang dan memegan tangan Sugar yang dingin. Tangan yang selalu ia genggam kemana pun, tangan yang selalu membuat dirinya nyaman. Sekarang sudah tidak lagi.

Angel memasuki kamar rawat Sugar dan membawa beberapa tangkai bunga mawar putih, lalu mengganti bunga di pot atas nakas itu.

“Pulang gih, ada gue kok” Angel membuka suara lalu duduk di sofa.

“hmmm...” Lenta seolah tak ingin jauh jauh dari Sugar.

“Bulan depan lo itu ujian akhir, gue nggak mau sampai kakak ipar gue 4 tahun di shs” Angel menyuruput Green tea nya, minuman kesukaan Sugar.

Lenta tak menjawab hanya menatap tajam kearah Angel.

“biarpun Sugar gak sadar dia pasti pengen lo sukses, jadi jangan kayak gini” Angel kali ini berdiri ingin memaksa Lenta untuk pulang.

Lenta menyerah ia akhirnya pulang dan mengecup kening Sugar dengan lembut.

Sekarang tersisa  Angel dan Sugar didalam ruangan itu.

Angel menarik kursi dan duduk di tepi ranjang Sugar. ia memandangi saudara kembarnya dengan lama, ia mengingat semua memori tentang kebersamaan mereka. Lama ia memandang saudara kembarnya itu tanpa membuka suara. Pipinya yang mulus telah tumpah dengan semua air matanya.

“Bangun dong elah” Angel menghapus air matanya dengan kasar.

“tau kok gue cengeng, pasti kalau sekarang lo liat lo bakal ngakak” ia mengguncangkan lengan saudaranya dengan pelan

“siapapun yang nabrak lo gue janji bakal bikin dia ngerasain hal yang sama lo”

“jawab dong! Kok diam aja, lo marah ya sama gue?” ia menangis dengan sesegukan

“tau gak, gue putus sama si Ben, katanya dia nggak sanggup lagi LDR-an sama gue” tangisnya kini bercampur dengan patah hatinya kini.

Lama ia menangis di lengan adiknya, ia pun terlelap tak sadar kalau lawan bicaranya telah sadar sejak sebuah kecupan mendarat di keningnya.

**

Sore menjelang, Lenta membuka kenop pintu ruangan kekasihnya dengan perlahan. Di sana ia mendapati Angel terlelap di lengan Sugar, sementara Sugar mengelus rambut Angel dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Lenta terkesiap, ia segera menekan tombol darurat untuk memanggil dokter. Angel yang mendengar suara suara aneh seketika bangun dari tidurnya. Ia sama kagetnya dengan Lenta saat melihat Sugar tengah tersenyum melihat mereka berdua dengan senyum manisnya.

Dokter dan suster masuk lalu memeriksa keadaan Sugar.

“dok, aku pulangnya kapan?” Sugar bertanya dengan cengiran khasnya.

Dokter itu tersenyum melihat keantusiasan pasiennya yang satu ini “butuh satu minggu lebih untuk pemulihan kamu, nanti kita lihat perkembangannya yah. Saya keluar dulu”

Sugar menghela nafas dengan kasar. Angel dan Lenta belum mengeluarkan suara sedari tadi, merasa di pandangi dengan  tatapan aneh. Sugar membalasnya dengan alis berkerut. “Apa?”

“Lo udah lama bangunnya?” Angel mengucek matanya karena dipenuhi belek sehabis menangis tadi.

“udah lama sih dari pas gue ngerasa ada yang cium kening gue, pengen rasanya buka mata cuman kayak berat banget jadi gue cuman dengerin curhat lo sambil senyum senyum”

Lenta bungkam ia menunduk malu menyembunyikan rona merah dipipinya. Sementara Angel hanya tertawa terbahak bahak.

Sugar memandangi Lenta yang tertunduk malu “kenapa, gak kangen yah?” Sugar mencebikkan bibirnya. Lenta kemudian mendongakkan kepalanya dan menghampiri Sugar.

“kangen banget tau, seminggu udah serasa seabad” Lenta memeluk Sugar dengan hati hati.

“Gue keluar yah masih galau liat adegan gitu. Bye!” Angel keluar dengan langkah gontai.

“dia kenapa?” Lenta tampak penasaran

“dari yang aku denger, mereka putus soalnya si Ben udah gak sanggup LDR-an sama Angel” Sugar menguraikan pelukannya.

Lenta menganggukkan kepalanya mengerti. “kamu makan yah?” Lenta mengambil bubur yang berada di atas nakas.

Sugar hanya mengangguk patuh. “Mommy kemana, kok gak kesini?” Sugar memasang wajah cemberutnya.

“Tante Ashley tadi pagi ke Spore, dia lagi buka cabang pastrynya disana katanya besok pagi udah balik”

Sugar menghela nafas berat “Kamu kangen yah?” Lenta menghentikan gerakannya menyuap Sugar. Sugar mengangguk antusias.

“kita ganggu yuk, ajak Skypean aja”

“iya ambilin leptop tuh” ia menunjuk Mac Book Air milik Angel.

“aku panggil dulu yang punya” Lenta memanggil Angel yang sedang melamun di ruang tunggu depan kamar inap saudara kembarnya.

Angel membuka aplikasi Skype dan mengubungi Mommy-nya. Begitu tersambung Mommy diseberang sana kaget begitu melihat kondisi Sugar yang sangat sehat dan bugar.

“Mommyyyyy” Sugar merentangkan tangannya seolah Mommynya berada di depannya dan siap untuk memeluk tubuh mungilnya.

“Kamu udah sembuh?” Lenta dan Angel hanya terkikik.

“Nggak kok halusinasi Mommy aja” Sugar mencebikkan bibirnya

Di sebrang sana Mommy tampak menghela nafas dengan berat, detik selanjutnya Sugar berkata “ya iyalah udah sadar gini juga” Mommy memperlihat cengiran khasnya dan mulai berbincang dengan mereka.

**

“Halo Bunda?” seorang gadis berbicara mengenakan masker dan hoodie menutupi rambut blondenya ia terlihat seperti mengintai.

“...”

“Dia udah sadar Bun, bulan depan si tua bangka itu keluar dari penjara”

“...”

“aku udah bersihin jejaknya, nggak ada cctv dan barang bukti lain”

“...”

“iya”

“...”

“bye!”

Gadis itu mengakhiri pembicaraannya di telepon dan memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit itu.

**

Lenta duduk di tepi ranjang Sugar sambil membuka buku tentang pemantapan UN SMA/MTs.

“Len?” Sugar menggucangkan lengan Lenta.

“Hmmm...” Lenta tidak mengalihkan matanya dari buku itu.

“Kamu jarang tidur ya?” Lenta hanya bergumam dengan tidak jelas

“Kamu jarang makan ya, Kok kurusan gini sih?” kali ini Sugar mengusap alis tebal Lenta dengan lembut.

“hihihi geli” Lenta menjauhkan tangan Sugar dari alisnya.

Ketika mereka berdua bercanda Lydia dan Andre datang.

“Len gue pengen ngomong bentar” Andre mengajak adik iparnya keluar dari kamar inap Sugar.

“kenapa kak?” Lenta terlihat penasaran seakan telah mengetahui apa yang akan diucapkan kakak iparnya ini.

“Si pelaku menghilangkan jejaknya dengan sangat bersih, tapi kita punya saksi dan gelang ini” Andre memperlihatkan gelang yang dengan dengan liontin bertuliskan ‘SAMS’

SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang