Chapter 4

613 37 0
                                    

Lenta dengan gembira melangkahkan kakinya ke kelas sugar. Saat sugar melangkahkan kakinya ia terheran melihat Lenta telah berada di pintu kelasnya.

“tau darimana kelas gue?” tanya sugar to the point.

Lenta mengambil sesuatu dari tasnya dan mengeluarkan buku catatan sugar. “yaudah siniin bukunya” sugar mengambil bukunya dari Lenta, tapi Lenta mengayunkan tangannya keatas.

“ada syaratnya tapi” kata Lenta tersenyum misterius.

“apaan?, gue nggak punya banyak waktu” kata sugar menyerah.

“nongkrong bareng gue yah di StaRain” kata Lenta sedikit memelas.

“30 menit doang tapi” kata Sugar malas.

“Okay sweet girl” kata Lenta tersenyum manis, tanpa sadar ia merangkul bahu sugar. Sugar terlihat sedikit canggung dan tegang.

“Len” kata sugar sedikit berbisik, Lenta menoleh dan memberikan tatapan bertanya kepada sugar. Sugar menunjuk tangan Lenta yang masih setia berada di bahunya. Lenta spontan membuang tangannya kebelakang dan mengusap tengkuknya.

**

Lenta memilih duduk di pojok dekat jendela. Sugar terlihat canggung dengan Lenta. Tapi Lenta malah sebaliknya. “btw, kenapa lo suka sama hujan?” kata Lenta membuka pembicaraan.

“bukan suka sih, tapi hujan itu menarik.” Kata sugar sambil membenarkan kacamatanya.

“kenapa menarik?” kata Lenta sedikit penasaran

“karna..” ucapan sugar terpotong karna ada pelayan yang datang.

“mau pesan apa, sugar?” kata Lenta kepada sugar.

“Green tea sama chesee cake” kata sugar.

“mbak green teanya 2, chesee cake 1, sama red velvet cakenya 1” kata Lenta kepada pelayannya. Pelayan tersebut mengangguk sambil tersenyum.

“jadi, kenapa hujan bikin lo tertarik?” kata Lenta melanjutkan pembicaraan yang terpotong.

“karna hujan itu aneh, selalu diibaratkan dengan hal melankolislah, galau galauan lah, apaan coba emang apa bedanya sih sama summer, spring, or whatever. So, gue tertarik sama hujan karna gue pengen gitu ngubah hujan yang abu abu jadi lebih berwarna, lebih ceria, dan lebih indah.” Kata sugar dengan semangat

“bener sih, hujan itu abu abu, lebih melankolis, and perfect time buat galau galauan. So, lo nggak suka sama summer, spring, or whatever?” tanya Lenta ragu ragu.

“gue suka sama summer, danlainsebagainya. But, hujan and winter itu beda. Menarik buat gue, there something special. Hujan itu menurut gue lebih romantis, dibanding apapun. Banyak orang ketika hari pernikahannya  minta semoga gak hujan, and thats weird bagi gue”kata sugar sambil menatap ke luar jendela yang sedang mendung

“kenapa menurut lo aneh?” kata Lenta mengikuti tatapan Sugar.

“karna hujan gak salah apa apa, dia hanya diberi tugas oleh Tuhan untuk melaksanakan tugasnya. Kenapa banyak orang yang nolak dia. Kemarau berkepanjangan salah. Hujan gak berhenti protes. Terkadang gue heran dan benci sama manusia. Even gue sendiri manusia.” 

Lenta sedikit takjub dengan gadis dihadapannya ini. Selang satu menit sugar berbicara pelayan datang membawa pesanan mereka dan sebuah amplop putih kecil. “ini pesanannya” kata pelayan itu.

“mbak ini dari siapa?” kata sugar kepada pelayan tersebut.

Pelayan tersebut tak sempat menjawab pertanyaan sugar atau lebih tepatnya kabur. Sugar membuka amplop putih tersebut.

‘ Hi! ‘

“surat aneh” pikir Sugar. Lenta mengambil alih surat tsb dan berkata “orang aneh”

Setelah berbincang banyak hal. Sugar berkata pada Lenta “Len, gue pulang yah, ada urusan soalnya” Lenta tersenyum “gue anter deh” katanya sedikit modus.

“makasih, gue dijemput kok” kata sugar dengan senyum manisnya. Baru beberapa langkah sugar berbalik arah, ia menghampiri meja yang tadi ia duduki.

“buku catatan gue balikin!” kata sugar menagih janji, ia juga mengambil surat dari orang yang tak diketahui tadi.

“kirain gue lo lupa” kata Lenta nyengir. Setelah buku itu kembali ketangan sugar, Lenta menahan lengan sugar. “kenapa?” kata sugar bingung.

 “lo dijemput sama pacar lo yah?” kata Lenta sambil mengusap tengkuknya.

Sugar tersenyum tipis, dan senyuman sugar yang ini ialah senyuman pertama yang menurut Lenta adalah ‘bencana’. “gue dijemput sama kembaran gue, Bye Len!” kata sugar sambil melambaikan satu tangannya yang berarti ‘bye’. Dan saat itu Lenta kembali mendapatkan jiwanya. “Kok gue jadi kaya gini sih?” gumam Lenta tanpa sadar.

SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang