-kita tidak bisa menghindar dari- masalalu
Setelah dari kantin, Daniel dan Karina berjalan melewati koridor menuju kelas, banyak murid perempuan memperhatikan ke arah mereka.
"Pulang sekolah tunggu aku, ada yang mau aku omongin"
"gue ga bisa," Ucap Karina.
"kamu tau, aku ga suka penolakan" wajahnya berubah dingin.
"Terserah, mending lo ke kelas"
Daniel tersenyum dan mengacak rambut karina, lalu pergi menuju kelasnya. Karina tau, Daniel menyembunyikan amarahnya saat Karina menolak ucapannya. Ia sudah hafal sifat Daniel, yang harus mematuhi ucapannya.
Saat Karina akan melangkah masuk ke dalam kelas.
"Karina!"
Panggilan dari seseorang membuat karina menoleh. Mendapati kenzie yang berlari ke arahnya. Karina hanya memperhatikan Kenzie yang tengah memegang lututnya sambil mengatur nafas.
"Gue mau ngomong sama lo, ikut gue" kenzie menarik karina dan membawanya ke taman belakang sekolah.
"Mau ngomong apa? Serius banget kayaknya" Ucap Karina seraya duduk di kursi taman.
"Lo kenal Daniel?" Kenzie mulai mengintrogasi dengan tatapan intensnya.
"Iya, kenapa?"
"Sejak kapan? Ada hubungan apa lo sama dia?" Kenzie mulai penasaran.
"Udah lama dan ga ada hubungan apa-apa" Ucap Karina santai.
"Kenapa dia perhatian banget sama lo?" belum sempat Karina menjawab, seseorang datang menghampiri mereka.
"Karina di panggil Bu Ratna, di ruang bk" Ucap Kevin, teman sekelasnya. Karina mengangguk mengiyakan.
"Kapan kapan gue cerita" Ucap karina lalu meninggalkan Kenzie sendirian.
"Sialan, gue udah penasaran parah" Ucap Kenzie dan beranjak ke kelasnya.
Karina memasuki ruang bk, terlihat Bu Ratna yang tengah mengetik sesuatu di laptopnya. Karina duduk di hadapan Bu Ratna, dan menunggu satu orang lagi.
Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok Samuel. Ia berjalan masuk dan duduk disamping Karina.
"Ada satu hal yang ingin Ibu sampaikan," Bu ratna memulai pembicaraan. Karina dan Samuel penasaran apa yang akan di sampaikan Bu Ratna.
"Terkait dengan soal yang pernah Ibu berikan waktu itu, jawaban kalian yang paling ibu cari"
Seluruh siswa kelas sebelas pernah di berikan selembar kertas, bukan soal ulangan matematika. Tapi kertas berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosialisasi.
"Untuk apa bu?" Tanya Samuel.
"Ibu ingin, kalian masuk dalam kelompok sosial, dimana kalian harus menyelesaikan misi dan membantu teman-teman kalian yang bermasalah, "
"Ini akan menjadi nilai tambahan pada rapot kalian, apa kalian mau bergabung? Ibu berharap banget kalian bisa gabung," tawar Bu Ratna.
"tapi, saya kan udah masuk organisasi lain, bu" Ucap Samuel.
"kelompok ini tidak akan mengganggu organisasi kamu, ketika ada waktu luang kalian bisa menyelesaikan masalah dalam kelompok sosial,"
"Bagaimana denganmu Karina?" tanya bu ratna.
"Kalau begitu, saya ikut gabung" Ucap karina.
"Samuel kamu bisa pikirkan dulu," ucap bu ratna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Driglatte
Teen Fiction'Tentang kata yang selalu terucap, menjadikan sebuah rasa yang tak pernah di terka' Kisah yang tak pernah di terka, terlihat nyata meski banyak luka dan lara. Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, seorang wanita yang berniat untuk mencairka...