Pagi ini, hari pertama Karina masuk di SMA Angkasa . Ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah meski gugup melandanya. Ia takut teman temannya tidak suka dengannya." Ayo karin, kita ke ruang kepala sekolah dulu"
" Ayo bunda "
Setelah mengisi data di ruang kepala sekolah Karina diberi tau ruang kelasnya 11-ipa 1. Tapi Karina tidak tau dimana letak kelasnya itu.
Karina dan bundanya keluar dari ruang kepala sekolah bersama pak Bono.
" Raffa! Tolong antar Karina ke kelas 11-ipa 1" suruh pak Bono saat Raffa dari kamar kecil dan lewat ruang kepala sekolah.
" Bunda tinggal ya, nanti kamu pulang di jemput pak Jono " ucap Tamara yang dijawab anggukan oleh Karina.
Karina berjalan mengekori Raffa yang ada dihadapannya.
" Lo anak baru? "Tanya Raffa
" Iya "
" Betah betah sekolah disini " ucapnya ramah, Karina tersenyum.
Raffa berhenti di depan kelas yang sudah ada guru disana.
" Ini kelasnya? " Tanya Karina, Raffa mengangguk.
" Ok makasih "
Sepeninggalan Raffa yang kembali kekelasnya, Karina melangkah masuk kedalam kelas.
" Permisi, saya murid baru Bu " Karina menyalami Bu sartina dan dipersilahkan memperkenalkan diri oleh Bu sartina.
" Hay nama gue karina lateshia, kalian bisa panggil gue karina. Salam kenal semua" Ucap Karina
" Salam juga karin manis" celetuk salah satu murid kelasnya
" Nomor telpon berapa Rin"
" Sini duduk sebelah gue, heh loh uni dempul pindah! "
" Ih enggak apan si "
Begitulah ucapan para murid di kelas barunya yang ia dengar. Mereka menyukai kedatangan karina.
" Hey Sudah, Baik karina duduk lah di bangku kosong sebelah amanda"
" Terimakasih Bu"
Karina berjalan menuju bangku kosong yang dikatakan Bu Sartina
" kenalin, gue amanda pacarnya oh sehun " amanda mengulurkan tangannya. Dibalas oleh karina tersenyum bingung siapa itu oh sehun apakah anak kelas ini? Karina tidak perduli
Karina tak menyangka bahwa teman sekelasnya baik dan ramah menyambut kedatangan nya sebagai anak baru.
*
Saat bel istirahat berbunyi amanda mengajak Karina ke kantin tapi sebelum itu mereka harus ke perpustakaan, mengambil buku pelajaran Karina yang di suruh oleh wali kelasnya." Eh gue ke toilet dulu kebelet ni Lo ke atas duluan aja, nanti ada tulisan perpustakaan minta sama penjaga perpus " Karina mengangguk dan berjalan menaiki tangga mencari nama perpustakaan yang Amanda katakan.
Karina melangkah masuk kedalam perpustakaan, tidak terlalu ramai disana tapi mata Karina tertuju pada seorang laki laki yang sedang membaca buku biologi dengan tenang.
Tentu Karina mengenalnya ingin ia mendekati nya dan bertanya siapa namanya. Tapi Tidak ingin berlama lama, Karina menghampiri penjaga perpustakaan meminta buku pelajaran.
" Permisi pak, saya karina anak 11 ipa 1 disuruh Bu Lina mengambil buku pelajaran "
" Tunggu sebentar saya ambilkan " petugas itu berjalan ke rak buku mengambil beberapa buku lalu diikat dan diberikan kepada Karina.
" Terimakasih pa " ucap Karina
" Sama sama " penjaga itu duduk kembali dan Karina berjalan keluar kembali kekelas. Ia bertemu Amanda di tangga
" Lama ya? Sorry gua kebelet banget hehe. Sini gua bantu"
" Gapapa, gue bisa ko ga berat juga "
" Oke."
Mereka berjalan menuju kelas untuk menaruh buku lalu kembali menuju kantin. Cacing di perut mereka sudah meraung meminta makan.
Karina dan amanda membeli cimol kentang, memakannya di salah satu meja kantin.
" Rin Lo harus cobain cireng banjur teh Ani nanti enak banget Lo pasti suka " tawar amanda
" Oh ya? Boleh besok gue coba "
" Tapi Lo harus lebih dulu kesitu, cepet abis di serbu "
" Oke "
Mereka asik berbincang dan bercanda. Hingga Tak terasa bel masuk sudah berbunyi mereka beranjak dari kantin untuk kembali kekelas.
" Aduh gue mules lagi, gue ke toilet dulu ya nda lu duluan aja" Karina berlari menuju toilet dan langsung masuk begitu saja
Brukk!
" Aduh pantat gue sakitt " rintih Karina yang terjatuh karena lantai kamar mandi licin penuh dengan sabun.
" Eh Lo gapapa?" Tanya seorang laki laki membuat karina terkejut. Sedang apa laki laki itu di kamar mandi perempuan
" Gapapa apanya pantat gue sakitt. Ini pasti gara gara Lo kan lantainya licin ngaku Lo!" Karina kesal
" Yee malah nyolot. Masih bagus ni kamar mandi gue bersinih kalau ga udh bau kali " sahut Kenzie.
Tak menghiraukan ucapan laki laki itu Karina langsung berdiri dan masuk ke salah satu bilik.
Beberapa menit kemudian Karina keluar dari bilik kamar mandi, berjalan keluar menuju kelasnya tanpa menghiraukan Kenzie yang sedari tadi teriak karna lantai nya diinjak oleh Karina.
" Yang sabar ini ujian " ledek Samuel membuat Kenzie semakin kesal. Memang sedari tadi Samuel mengawasi Kenzie yang menjalankannya hukumannya akibat kabur dari piket.
Tentu Karina tidak melihat Samuel karna ia duduk di pojok lorong dekat kamar mandi. Seharusnya ia sedang santai jamkos dikelasnya. Karna melanggar aturan sang ketua kelas, terpaksa ia harus membersihkan kamar mandi.
" Orang bersihin wc , ujian! Dasar Ketos laknattt "
•••
Setelah melewati Hari pertama di sekolah baru Karina sangat lelah tapi ia sangat senang teman temannya sangat baik bahkan ia mempunyai sahabat baru, ya Amanda.
Ia membuka laci meja belajarnya mencari tape recorder kecil miliknya. Tidak ada disana ia pun mencari ditas, di jaket dan dilemari tapi hasilnya nihil.
" Ahkk Kemana ya? Ko bisa ilang si " gerutu Karina kesal tape recorder kecil miliknya hilang .
Tape itu sangat penting baginya. Isi tape recorder kecil miliknya itu banyak rekaman ia menyanyi dan suatu rekaman yang mungkin penting baginya. Karina mengambil ponsel dan mencari kontak bundanya.
" Hallo bunda, bunda liat tape ricorder karin ga" tanya Karin
" Bunda ga liat, sudah kamu cari? " Ucap Tamara dari sebrang sana
" Udah tapi ga ada bunda padahal waktu di Bandung udah karin masukin tas "
" Yasudah nanti bunda tanyakan sama mang Karyo di Bandung. Kalau ga ada nanti bunda belikan yang baru " Karina mengiyakan lalu menutup telponnya.
Karina bingung dimana tape miliknya, padahal ia sudah memasukannya didalam tas. Entahlah mood nya hancur sekarang, tape rekorder kesayangannya hilang.
Apa isi rekordernya? Dimana rekordernya sekarang?
Nextt?
KAMU SEDANG MEMBACA
Driglatte
Novela Juvenil'Tentang kata yang selalu terucap, menjadikan sebuah rasa yang tak pernah di terka' Kisah yang tak pernah di terka, terlihat nyata meski banyak luka dan lara. Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, seorang wanita yang berniat untuk mencairka...